Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Cerita Diaspora RI soal Kebiasaan Warga Jerman yang Dianggap Miskin di Indonesia

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 28 Feb 2022 08:15 WIB

Liz dan El
Ilustrasi bersepeda/Foto: iStock

Beda negara, maka beda budaya serta kebiasaan ya, Bunda. Jika terbiasa dengan apa yang ada di Tanah air, maka kebiasaan maupun budaya yang baru diketahui saat menginjakkan kaki di negeri asing terasa atau tampak aneh.

Seperti halnya yang diceritakan oleh seorang diaspora asal Indonesia bernama Irwan Prasetiyo. Beberapa waktu yang lalu, ia membagikan pengalaman selama tinggal di Jerman.

Pemuda keturunan Jawa ini menjalani hidup di negara lain untuk bekerja di sana. Irwan mengawali karier di Jerman sejak Agustus 2016 sebagai seorang spesialis di bidang keuangan dan saat ini ia sudah menduduki jabatan sebagai Senior Manager.

Lewat akun TikTok @irwanprasetiyo, ia membagikan pengalamannya sebagai diaspora di sana. Selama menetap di sana, Irwan mendapatkan banyak pengalaman baru yang sangat berbeda dari Indonesia. HaiBunda sudah mengontak Irwan dan diizinkan menulis kisahnya.

Dalam salah satu videonya, Irwan bercerita bahwa ada kebiasaan masyarakat Eropa yang sudah menjadi gaya hidup mereka. Padahal di Indonesia, kebiasaan ini kerap dipandang sebelah mata.

"Dianggap miskin di Indonesia, jadi gaya hidup di Eropa," kata Irwan membuka videonya, dikutip dari akun TikTok @irwanprasetiyo.

Banner Kebiasaan di Eropa

Irwan kemudian menjelaskan, kebiasaan itu adalah bersepeda. Di Indonesia, sepeda merupakan kendaraan yang biasanya digunakan untuk menempuh jarak pendek. Sementara di Eropa termasuk Jerman, banyak masyarakat menggunakannya untuk berpergian ke mana saja, meski harus menempuh jarak yang panjang.

"Ada banyak banget teman kantorku yang naik sepeda ke kantor meskipun jaraknya 10 kilometer lebih dan sebagian dari mereka sangat konsisten enggak peduli mau panas, mau hujan, ataupun salju," ujar Irwan.

Kebiasaan ini sangat berbeda dengan realita yang terjadi di Indonesia. Seperti Bunda ketahui, banyak orang lebih memilih menaiki sepeda motor untuk berpergian di Indonesia.

"Sementara banyak dari kita yang mau beli gorengan jarak 500 meter saja kebanyakan pasti naik motor. Sudah gorengannya enggak sehat meskipun enak banget, beli minumnya pakai es teh manis, enggak pernah olahraga pula," tuturnya.

Hampir enam tahun tinggal di Jerman, Irwan melihat masyarakat di sana sangat menggeluti sepeda sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Hal ini tentunya juga berbeda dari kebiasaan masyarakat Indonesia.

Sepeda lebih umum digunakan oleh anak-anak yang belum bisa menaiki sepeda motor. Beberapa orang yang kurang mampu untuk membeli sepeda motor juga banyak yang memakai sepeda konvensional. Meskipun belakangan ini kegiatan bersepeda mulai digeluti orang dewasa dan masyarakat kelas atas, beberapa dari mereka hanya melakukannya untuk mengikuti tren.

"Di Indonesia, kadang naik sepeda cuma dianggap untuk bocil (anak-anak), orang kurang mampu, atau kalau pas lagi ada tren saja. Sementara di Eropa, bersepeda itu sangat umum karena selain dianggap sehat, juga sangat ramah lingkungan," kata Irwan.

Meski bersepeda tak menjadi hal yang umum dilakukan di Indonesia, negara kita juga punya kebiasaan yang asing di mata orang luar negeri. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

Bunda, simak juga kisah pemuda asal Surabaya jadi tentara AS yang pernah hilang kontak berhari-hari dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

KEBIASAAN ANEH ORANG INDONESIA DI MATA BULE BELGIA

Liz dan El

El dan Liz/Foto: Instagram @liz.belgia

Menikah beda negara akan melahirkan banyak perbedaan budaya bagi kedua pasangan. Tak jarang, salah satu dari mereka merasa aneh dengan kebiasaan baru tersebut. Seperti yang dialami oleh bule Belgia ini di Indonesia.

Pasangan suami istri Indonesia-Belgia, El dan Liz hidup bahagia setelah menikah. Mereka kini menetap di Belgia dan dikaruniai dua anak bernama Lars Jordan dan Leina Greece.

Sejak pertama kali datang ke Indonesia, Liz sempat merasa culture shock. Ada beberapa kebiasaan orang Indonesia yang menurutnya aneh, Bunda.

"Waktu saya pertama kali datang ke Indonesia, saya melihat kebiasaan orang Indonesia yang berbeda dan aneh untuk saya," ungkap Liz, dikutip dari kanal YouTube Tuan Tanah Belgia.

Berikut ini 5 kebiasaan orang Indonesia yang aneh menurut Liz, perempuan asal Belgia:

1. Orang Indonesia sering terlambat

Tepat waktu merupakan karakter yang sudah mendarah daging bagi orang Belgia. Mereka selalu hidup tepat waktu dan sesuai jadwal. Hal itu membuat Liz sedikit kaget dengan kebiasaan orang Indonesia yang sangat berbeda.

"Orang Indonesia sering sekali datang terlambat. Dulu pertama kali di Indonesia saya ada janji sama orang, saya tunggu sampai 3 jam. Mereka pikir itu biasa ya? Saya on time sekali. Saya tunggu sampai orangnya datang," ujar Liz.

Hingga saat ini, Liz masih tidak bisa terbiasa dengan kebiasaan orang Indonesia yang satu ini. Sebab, ia terbiasa hidup tepat waktu di Belgia. Sebaliknya, suami Liz sempat merasa culture shock ketika datang ke Belgia.

"Dulu mau survei ke Belgia untuk menikah, janjian sama mertua, saya terlambat dan ditinggal. Saya benar-benar belajar apa itu arti on time di Belgia," kata El.

2. Orang Indonesia sering duduk di lantai

Kebiasaan lain yang juga dianggap aneh oleh bule Belgia adalah duduk di lantai atau lesehan. Ketika Liz datang ke Indonesia, ia melihat teman-temannya dengan santai duduk di lantai.

"Untuk saya awalnya cukup aneh karena di Belgia tidak ada orang duduk di lantai. Di Belgia lantainya sangat dingin. Saya suka sekali di sini enggak dingin suhu di lantainya," kata Liz.

Ada juga kebiasaan orang Indonesia yang dianggap tidak biasa oleh bule, di halaman berikutnya.

SOPAN SANTUN DAN KULINER

Liz dan El

El dan Liz/Foto: instagram @liz.belgia

3. Kalimat pembuka percakapan yang aneh

Liz juga heran dengan kebiasaan orang Indonesia ketika mengawali percakapan. Namun hal ini lebih banyak ia temukan di masyarakat daerah. Seperti ketika ia pergi berkunjung ke Kalimantan.

"Saya bertemu orang di jalan, mereka tanya saya sudah mandi? Saya pikir tidak sopan sekali. Apakah saya bau? apakah saya kotor? Pernah saya rambutnya masih basah juga tetap mereka tanya," ucap Liz.

Ternyata, sapaan itu meruapkan kalimat pembuka untuk mengawali percakapan bagi masyarakat di Kalimantan. Mereka hanya menanyakan hal tersebut sekadar untuk mulai berbicara.

"Seperti mungkin kalau di Jakarta pakai apa kabar. Lain lagi di Manado, mereka tanya sudah makan belum?" tuturnya.

4. Tidak boleh panggil kamu ke orang lebih tua

Sejak tinggal di Indonesia, Liz berusaha menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan sopan kepada siapa saja. Bule cantik itu pun selalu memakai kata 'Aku' dan 'Kamu' ketika berbicara.

Namun ternyata, ia baru tahu bahwa kata tersebut tidak bisa digunakan ke siapa saja. Penggunaan kata 'Kamu' ke orang yang lebih tua justru dinilai tidak sopan.

"Saya di Kalimantan pernah bicara seperti itu ke bapak-bapak, tapi untung saya diajarkan kalau itu tidak sopan. Harus bilang bapak, mas, abang, atau kakak, bukan kamu," kata Liz.

5. Orang Indonesia suka makan di luar

Kebiasaan ini merupakan hal yang dianggap Liz sangat menyenangkan. Sebab, ia tidak bisa sering membeli makan di luar jika tinggal di Belgia.

"Orang Indonesia beli makanan yang sudah jadi, itu enak karena tidak perlu masak. Banyak penjual pandai bikin makanan yang ingin kita makan. Makan di luar di Belgia tidak sanggup karena mahal sekali," ujar Liz.


(AFN)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda