
moms-life
Kisah Nikah Beda Agama Putri Nabi Muhammad, Sempat Pisah hingga Akhirnya Suami Mualaf
HaiBunda
Senin, 18 Jul 2022 06:33 WIB

Pernikahan beda agama ternyata memiliki sejarah panjang. Hal sudah terjadi sejak di zaman Rasulullah, Bunda. Kisah cinta tersebut dialami oleh putri sulung Rasulullah SAW dan Khadijah, Zainab binti Muhammad bin Abdillah.
Zainab terlahir ketika Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun. Zainab kemudian tumbuh besar menjadi wanita yang memasuki usia layak menikah. Kala itu, ia dipersunting oleh seorang pria bernama Abu al As bin Rabi'.
Abu al As merupakan putra dari bibi ibunda Zainab yang bernama Halah binti Khuwalid. Pinangan itu pun diterima hingga Zainab menikah dengan Abu al As. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang anak, yaitu Ali dan Umamah.
Untuk Bunda ketahui, pernikahan Zainab ini terjadi sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, Bunda. Ketika Rasulullah menerima wahyu Islam, Zainab termasuk orang yang pertama kali mengimaninya.
Sayangnya, suami Zainab tetap sulit untuk meninggalkan agama yang diturunkan dari nenek moyangnya. Hal ini membuat pernikahan mereka sulit dipertahankan, Bunda. Zainab berpegang teguh di jalan Islam, sedangkan Abu al As tetap memilih agamanya.
Abu al As kemudian bergabung dalam tentara kaum Quraisy yang memerangi Rasulullah SAW. Dalam perang Badar, Abu al As tertangkap dan menjadi tawanan umat Islam. Suasana menjadi tegang karena orang mengetahui bahwa Abu al As adalah menantu Rasulullah SAW yang kini menjadi tawanan perang.
Dalam suasana yang dipenuhi oleh ketegangan, kaum kafir Quraisy mengirimkan utusan untuk menukar Abu al As dengan tawanan yang lain. Zainab juga masih menunjukkan kesetiaannya pada suami. Putri Nabi Muhammad mengirimkan kalung hadiah pernikahan dari sang Bunda demi menebus Abu al As.
Peristiwa tersebut menunjukkan betapa Zainab sangat mencintai Abu al As. Hal itu bahkan meluluhkan hati Nabi Muhammad. Ketika Rasulullah melihat kalung Zainab yang merupakan hadiah dari Khadijah, hatinya pun merasa iba.
"Wahai kaum Muslimin, jika kalian dapat melepaskan tawanan bernama Abu al As bin Rabi' serta mengembalikan tebusannya kepada Zainab, maka silakan kalian melakukannya," demikian Rasulullah bersabda, dikutip dari buku 25 Perempuan Teladan (Para Istri, Putri, & Sahabat Perempuan Nabi saw.), karya Hj. Umma Farida Lc., MA.
Mendengar sabda Rasulullah, umat Islam yang terlibat perang kemudian rela melepaskan tawanannya yang tak lain adalah Abu al As. Suami Zainab pun dilepaskan dan tebusan dikembalikan. Kendati demikian, Rasulullah memberi syarat pada Abu al Ash setelah ia dilepaskan.
Ia meminta agar Abu al As harus bercerai dengan Zainab. Akan tetapi, ia boleh tetap bersama Zainab apabila ia mau memeluk Islam. Sayangnya, Abu al As tetap memegang teguh agama nenek moyangnya sehingga harus berpisah dari Zainab.
Setelah dilepas, Abu al As kembali ke Makkah, ia merelakan Zainab untuk dikembalikan kepada ayahnya, Rasulullah, di Madinah. Ia diantar Kinanah bin Rabi' yang merupakan saudara kandung Abu al As.
Bunda, simak juga video tentang cara mengajarkan mengaji yang menyenangkan untuk anak.
ZAINAB BERPISAH DARI SUAMI
IIlustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets
Di tengah perjalanan, mereka dihadang oleh kaum kafir Quraisy yang dipimpin oleh Hubar bin Aswad dan Nafi' ibn Abdulqais. Hubar mendorong Zainab hingga terjatuh dari untanya. Padahal, saat itu Zainab sedang hamil, hingga ia mengalami pendarahan, dan gugur kandungannya.
Zainab kemudian resmi berpisah dari suaminya. Abu al As tinggal di Makkah, sedangkan Zainab di Madinah. Keduanya sangat bersedih atas perpisahan yang terjadi.
Ketika hendak kembali pulang, di tengah perjalanan ia bertemu dengan pasukan Rasulullah. Mereka meminta semua harta yang dibawa dan ia pun kemudian menyerahkannya. Dengan demikian, habislah semua harta Abu al As dan harta orang lain yang dibawanya.Enam tahun lamanya, Zainab hidup bersama Rasulullah di Madinah. Selama itu pula, tak henti ia berdoa agar Allah berkenan melapangkan hati suaminya untuk menerima Islam. Sampai suatu saat, pada bulan Jumadil Ula tahun 6 Hijriah, Abu al As keluar untuk berdagang ke negeri Syam.
Abu al As tidak dapat mengembalikan amanat yang diserahkan kepadanya. Semua harta telah habis, sementara orang-orang yang menitipkan dagangan menunggu kepulangannya. Dalam keadaan bersedih, ia teringat pada Zainab yang sangat mencintai dan setia pada dirinya.
Abu al Ash masuk Madinah secara sembunyi-sembunyi pada waktu malam. Ia meminta pada Zainab untuk memberikan perlindungan, serta menolong untuk mengembalikan hartanya. Zainab kemudian memberikan perlindungan pada mantan suaminya itu.
ABU AL AS JADI MUALAF
Ilustrasi / Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets
Ketika datang waktu subuh, umat Islam pergi ke masjid. Rasulullah mengumandangkan takbir dan umat Islam pun bertakbir pula bersama Beliau. Tiba-tiba, dari balik dinding terdengar suara, Bunda. Suara tersebut adalah suara Zainab.
"Hai orang-orang, sesungguhnya aku telah melindungi Abu al As. Ia sekarang berada dalam perlindungan dan pengamananku," kata Zainab.
Seusai salat, Rasulullah langsung menghadap para jamaah dan bersabda, "Wahai kaum Muslimin, adakah kalian mendengar suara sebagaimana yang aku dengar? Sesungguhnya Zainab adalah orang yang paling pantas memberikan perlindungan kepadanya."
Kemudian Rasulullah menemui Zainab, lalu berpesan, "Wahai putriku, hormatilah kedudukan Abu al Ash. Sebab tidak ada jalan baginya untuk lepas begitu saja, serta dirimu sama sekali tidak halal baginya, selama ia masih musyrik."
Di tahun berikutnya, pada 7 Hijriah, Abu al As datang kembali ke Madinah dalam keadaan telah memeluk agama Islam. Ia pergi sebagai Muhajir. Ia kemudian dipersatukan kembali dengan Zainab dalam hubungan pernikahan yang Islami, Bunda.
Melihat kesetiaan itu, Rasulullah sangat kagum dengan Zainab yang setia pada suami meski telah lama berpisah, serta telah memutuskan syahwat terhadapnya demi memenuhi perintah Allah. Zainab tetap bersikap baik dan setia memberikan pertolongan kepadanya.
Zainab kemudian wafat pada tahun 8 Hijriah. Sesungguhnya, Zainab memiliki keteladanan yang indah, yakni kesetiaan seorang istri pada suami, ketulusan cinta, dan keteguhan iman, Bunda.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Alasan Shaheer Sheikh Pinang Ruchikaa Kapoor Meski Beda Keyakinan, Ternyata..

Mom's Life
Viral Pasangan Menikah di Penghulu & Gereja, Ini Penjelasannya

Mom's Life
Shaheer Sheikh Yakin Nikahi Ruchika Kapoor Walau Beda Agama, Ini Alasannya

Mom's Life
Alasan Shaheer Sheikh Menikahi Ruchikaa Kapoor Meski Beda Agama

Mom's Life
5 Artis Nikah Beda Agama, Nana Mirdad & Andrew White Tak Pindah Keyakinan


7 Foto
Mom's Life
7 Potret Diah Permatasari & Suami Rayakan Natal, Harmonis Tanpa Gosip miring
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda