parenting

Kisah Menakjubkan Nabi Muhammad SAW, Mulai dari Kelahiran hingga Wafat

Tim HaiBunda & Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 04 Apr 2022 13:51 WIB

Jakarta -

Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW selalu dirayakan sebagai Maulid Nabi, Bunda. Nabi Muhammad sendiri lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal.

Nabi Muhammad merupakan Nabi yang lahir di akhir zaman, Bunda. Nabi Muhammad lahir di Makkah pada tahun gajah atau sekitar tahun 570 Masehi. Tahun ini sendiri disebut sebagai tahun gajah karena saat itu pasukan gajah yang dipimpin oleh Abharah Habasyah mencoba merobohkan Ka'bah.

Melansir dari Sirah Nabawiyah karya Abdul Hasan 'Ali Al-Hasani An-Nadwi', beberapa sejarawan dan pakar hadisst mengatakan bahwa ada sejumlah peristiwa besar menjelang kelahiran Nabi Muhammad. Peristiwa ini mengarah pada dimulainya era baru bagi alam dan kehidupan manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Ada banyak peristiwa besar yang terjadi saat kelahiran Nabi Muhammad, Bunda. Misalnya saja seperti singgasana Raja Persia Kisra Anusyirwan yang bergoyang dan 14 balkon istananya ikut runtuh. Selain itu, padamnya api sesembahan kaum Majusi di kuil pemujaan di Persia (sekarang Iran), yang sebelumnya tak pernah padam.

Peristiwa besar lain menjelang kelahiran Nabi Muhammad, yaitu air Danau 'A' yang dikultuskan oleh masyarakat Persia, tiba-tiba surut. Tasik Sava atau semenanjung suci bagi masyarakat Persia pun mendadak tenggelam.

Sementara di Makkah, pasukan gajah yang dipimpin Raja Yaman, Abrahah gagal menyerang Ka'bah. Tak lama setelah itu, Nabi Muhammad lahir.

Nabi Muhammad lahir dari seorang ibu bernama Aminah, dan ayah, Abdullah. Abdullah meninggal saat Nabi Muhammad berusia tiga bulan dalam kandungan Aminah, karena kelelahan berdagang dan jatuh sakit.

Sang kakek, Abdul Mutalib yang merupakan pemimpin Makkah atau kaum Quraisy, memberikan nama Muhammad kepada Rasulullah. Sang kakek membawa Nabi Muhammad masuk ke dalam Ka'bah, lalu seekor kambing disembelih sebagai bentuk aqiqah dan Beliau dikhitan pada usia 7 hari.

Saat Nabi lahir tak ada yang mau menyusuinya karena termasuk golongan miskin. Tapi seorang ibu, bernama Halima Sa'diyah dengan ikhlas menyusuinya, meski ASI yang dimilikinya pun sedikit. Keikhlasannya dibalas oleh Allah SWT. Keledai miliknya menjadi berisi dan ASI miliknya menjadi lancar.

Saat kanan-kanak, Nabi Muhammad SAW menghabiskan waktu yang tak lama bersama ibunya karena di usia enam tahun, Aminah meninggal dunia. Setelah menjadi yatim piatu, Nabi Muhammad tinggal dan diasuh oleh kakeknya.

Namun saat, Nabi Muhammad berusia 8 tahun, sang kakek meninggal dunia, sehingga pamannya, Abu Thalib merawatnya. Mereka hidup dalam kekurangan. Meski begitu, Nabi Muhammad tumbuh dengan baik. Saat kanak-kanak, Nabi Muhammad membantu menggembala binatang ternak dan ketika sudah cukup dewasa, Nabi membantu pamannya berdagang.

Pernikahan Nabi Muhammad

Setelah tumbuh dewasa, Nabi Muhammad menikah dengan Siti Khadijah, Bunda. Khadijah sendiri merupakan sosok terpandang nan cantik rupawan dan berasal dari golongan berada di Arab.

Mulanya, Nabi Muhammad SAW dan sang istri bekerja sama sebagai pedagang. Namun, dengan pribadi Nabi Muhammad yang baik, jujur, dan, patut diteladani, Khadijah pun jatuh hati dan meminta sahabatnya, Nafisah binti Muntah, datang untuk meminang Nabi Muhammad SAW.

"Muhammad, aku Nafisah binti Munyah, datang membawa berita seorang wanita agung, suci, dan mulia. Pokoknya ia sempurna, sangat cocok denganmu. Kalau kau mau, aku bisa menyebut namamu di sisinya," kata Nafisah kepada Muhammad, dikutip dari buku Bilik-bilik Cinta Muhammad, karya Nizar Abazhah.

Nabi Muhammad menikah saat berumur 25 tahun. Sedangkan Khadijah saat itu berusia 40 tahun. Khadijah disebut sebagai cinta pertama Nabi Muhammad SAW, Bunda. Ini terbukti karena dalam pernikahan mereka, Nabi Muhammad SAW tak pernah menikahi wanita lain.

Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu

Wahyu pertama yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW datang melalui mimpi saat ia berusia 40 tahun, Bunda. Dalam mimpi tersebut, Nabi Muhammad berada seorang diri dalam Gua Hira di Jabal Nur, dan bertemu dengan Malaikat Jibril.

Melalui Malaikat Jibril, wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Sebagaimana yang dikutip dari buku berjudul Tafsir Pendidikan: Konsep Pendidikan Berbasis Alquran, karya Ahmad Izzan dan Sehudin, dijelaskan bahwa ulama tafsir berpendapat bawah 5 ayat tersebut menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk membaca.

Selain itu, perintah tersebut pun dibarengi dengan mengajarkan kekuatan serta sifat-sifat Allah pada manusia dalam berdakwah. Berikut isi surat Al-Alaq ayat 1-5 serta terjemahannya:

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - ١

Iqra' bismi rabbikallażī khalaq

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan."

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ - ٢

Khalaqal-insāna min 'alaq

Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ - ٣

Iqra` wa rabbukal-akram

Artinya: "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,"

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ - ٤

Allażī 'allama bil-qalam

Artinya: "Yang mengajar (manusia) dengan pena."

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ - ٥

'Allamal-insāna mā lam ya'lam

Artinya: "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Nabi Muhammad SAW Berdakwah

Setelah mendapat wahyu dari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW pun mulai melakukan dakwah. Pada awalnya, dakwah yang disampaikan dengan cara bersembunyi-sembunyi.

"Kemudian, satu demi satu umat masyarakat masuk islam seperti Bilal bin Rabah, Abu Ubaidah Amin bin Jarrah, Abu Salamah, Arqam bin Abi Arqam, Utsman bin Madz'un, Fatimah binti Khatab, dan lainnya. Mereka semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi karena Nabi Muhammad menyampaikan dakwahnya secara individu dan rahasia," sebagaimana dikutip dari buku 'Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah SAW' yang diterjemahkan oleh Abdullah Haidir.

Adapun yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW yang pertama adalah sang istri, Khadijah, lalu para sahabatnya, yakni Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah.

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW kembali mendapat wahyu lewat Surat Al-Hajr. Dalam wahyu tersebut, Allah SWT memerintah Nabi Muhammad SAW untuk mulai berdakwah secara terang-terangan.

فَٱصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْمُشْرِكِينَ

Faṣda' bimā tu`maru wa a'riḍ 'anil-musyrikīn

Artinya: "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik."

Banner Kode Janin Lapar

Nabi Muhammad melakukan Isra Mi'raj

Isra Mi'raj merupakan peristiwa penting umat Islam yang dijalani oleh Nabi Muhammad SAW, Bunda. Ini merupakan perjalanan yang dilakukan selama tujuh hari oleh Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh.

Peristiwa bersejarah ini terjadi pada 27 Rajab di tahun Kenabian. Kisahnya pun tertulis dalam Al-Qur'an surat Al-Isra.

Di malam itu, Rasulullah bersama Malaikat Jibril melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, Bunda. Lalu, Nabi diangkat ke langit ke tujuh untuk bertemu dengan Allah.

Saat diangkat ke langit ketujuh, Nabi bertemu dengan malaikat dan nabi-nabi terdahulu. Di sana, Nabi Muhammad SAW pun menerima perintah salat 5 waktu oleh Allah SWT, juga diminta untuk memperhatikan umatnya oleh para nabi-nabi terdahulu.

Nabi Muhammad SAW Wafat

Nabi Muhammad wafat saat berusia 63 tahun, Bunda. Kematiannya terjadi setelah mengalami sakit dalam beberapa waktu. Lalu lima hari sebelum Nabi Muhammad menghembuskan napas terakhir, suhu tubuhnya begitu tinggi, sehingga meminta para sahabatnya untuk menyiraminya dengan air.

"Para sahabatnya pun melakukanya dan menyiramkannya. Sehingga beliau berkata, 'cukup...cukup," tulis Abdullah Haidir.

Di hari kematiannya dan dalam sakaratul maut, Nabi Muhammad SAW berada dalam pangkuan istri ketiganya, Aisyah. Saat mata Nabi Muhammad SAW memandang ke arah langit-langit rumah, bibirnya bergerak dan Aisyah pun berusaha mendengarkan apa yang diucapkannya.

"Ya Allah, ampunilah dan kasihanilah aku, pertemukan aku dengan teman-teman yang tinggi (kedudukannya), Ya Allah pertemukan aku dengan teman-teman (yang tinggi kedudukannya)," ucap Nabi Muhammad SAW.

Kalimat tersebut diulang sebanyak tiga kali, Bunda. Kemudian tangannya menjadi lemas dan jiwanya pun terpisah dari raga. Nabi Muhammad meninggal pada waktu Dhuha, Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah.

Bulan Ramadan ini bisa menjadi momen untuk mendekatkan diri pada Rasulullah dengan cara meneladani sifat dan kisah perjuangannya. Siapapun yang dekat dengan Nabi Muhammad SAW, maka Allah akan memberikan kelancaran dalam hidupnya.

(mua/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT