Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Jatuh Cinta Menimbulkan Sensasi 'Kupu-kupu di Perut', Ini Penyebabnya Bunda

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 03 Jul 2022 16:27 WIB

Ilustrasi Pasangan Suami Istri
Jatuh Cinta Menimbulkan Sensasi 'Kupu-kupu di Perut', Ini Penyebabnya Bunda/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Gumpanat
Jakarta -

Bunda pernah dengar istilah 'kupu-kupu di perut' atau 'butterfly in the stomach'? Istilah ini biasanya digunakan untuk orang yang sedang jatuh cinta.

Tahu enggak sih, Bunda? Kupu-kupu di perut bukan merujuk ke seekor kupu-kupu di dalam perut ya. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan sensasi yang timbul karena reaksi komponen kimia dalam tubuh.

Antropolog Biologi, Helen Fisher, mengatakan bahwa sensasi kupu-kupu di perut bisa disebabkan oleh peningkatan kadar zat norepinefrin pada seluruh sistem saraf pusat. Selain karena jatuh cinta, sensasi kupu-kupu dapat muncul saat seseorang merasa cemas, takur, atau merasakan adanya bahaya.

Fisher mengatakan, norepinefrin berfungsi baik sebagai hormon maupun neurotransmitter (molekul penghantar pesan antar sel saraf). Zat ini dilepaskan sebagai respons terhadap stres dan ketertarikan.

Nah, saat norepinefrin aktif, timbul sensasi fisik lain seperti detak jantung meningkat. Seseorang juga akan merasa lebih waspada, dan energik, hingga kehilangan nafsu makan, Bunda.

Salah satu hormon yang berkaitan dengan norepinefrin adalah dopamin. Menurut Fisher, hormon yang berkaitan erat dengan norepinefrin bisa membuat seseorang merasa bahagia dan termotivasi.

Hormon dopamin akan dilepaskan saat seseorang melakukan aktivitas yang menyenangkan. Salah satunya seperti saat seseorang menghabiskan waktu dengan pasangannya.

"[Secara umum kedua zat ini] menghasilkan banyak reaksi fisik, di antaranya 'kupu-kupu', mulut kering, lutut lemah, gagap, dan respons lainnya," kata pakar hubungan romantis ini, seperti dikutip dari Shape.

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh para ahli dari Loyola University Health System. Mereka mengatakan bahwa jatuh cinta dapat melibatkan tiga jenis zat kimia tubuh, yakni dopamin, adrenalin, dan norepinefrin.

Hormon dopamin bisa menciptakan rasa euforia. Sementara itu, adrenalin dan norepinefrin bertanggung jawab akan peningkatan detak jantung, munculnya rasa gelisah, dan sensasi saat pertama kali jatuh cinta.

Para ahli ini juga menjelaskan hasil pemindaian MRI terkait hubungan jatuh cinta dan otak manusia. Seperti apa hasilnya?

TERUSKAN MEMBACA DI SINI.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga 7 jenis bahasa cinta yang Bunda perlu tahu, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda