Berhubungan Intim Saat Haid dalam Pandangan Islam, Sampai Kapan Tak Boleh Dilakukan?

Torso of an unrecognizable woman is showing red square card to camera representing with menstruation written in white.

Berhubungan intim saat haid/Foto: Getty Images/iStockphoto/simarik

Berhubungan intim saat haid bukan hanya dilarang dalam Islam, tapi juga memiliki risiko kesehatan yang tinggi dari sisi medis.

Hasrat seksual bisa datang kapan saja bahkan ketika Bunda sedang haid. Namun bercinta saat menstruasi bukan ide bagus untuk mendapatkan kesenangan, mengingat faktor bahaya yang mengintai.

Dalam islam, terdapat dalil yang menyebutkan bahwa Allah SWT jelas melarang persetubuhan saat Bunda sedang menstruasi. Tentu larangan ini tidak hanya sebatas berdosa tapi juga bisa membahayakan kesehatan Bunda dan suami.

Dari sisi medis, berhubungan seks saat haid juga dapat menimbulkan risiko yang buruk. Efek samping terburuk dari seks saat haid bahkan bisa menyebabkan kematian lho, Bunda.

Pandangan tentang berhubungan intim saat haid

Mari memahami serba-serbi berhubungan intim saat haid, baik menurut Islam maupun dari sisi kesehatan.

1. Larangan berhubungan intim saat haid dalam Islam

Bunda dan Ayah dilarang berhubungan intim dalam Islam. Larangan ini semata-mata dalam bentuk bersetubuh atau melakukan penetrasi ketika masih keluar darah menstruasi dan masa haid berlangsung.

Larangan bersetubuh dalam Islam tertuang dalam Al Baqarah ayat 222 yang berbunyi;

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ - ٢٢٢

Artinya:

“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”

Mengutip dari buku ‘Problema Haid: Tinjauan Syarat Islam dan Medis’, arti dari firman Allah SWT bahwa haid itu kotor berarti bisa berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh, baik karena menstruasi atau tempat keluarnya darah haid.

Jelas pula Allah SWT melarang melakukan persetubuhan saat Bunda sedang haid dan bersetubuh pada tempat keluarnya darah haid (vagina).

2. Berhubungan intim saat haid berdasarkan pandangan medis

Terdapat ilmu modern yang membuktikan bahwa ada faktor berbahaya jika berhubungan seks saat haid atau setelah darah kotor berhenti namun masih dalam masa menstruasi. Oleh sebab itu, Bunda dan suami baru diperbolehkan bersetubuh setelah istri menyucikan diri dengan air.

Salah satu bahaya yang bisa terjadi pada Bunda karena berhubungan intim ketika menstruasi bisa mengalami infeksi rahim. Saat menstruasi, mulut rahim terbuka sehingga bisa menyebabkan kuman atau bakteri masuk ke dalam rahim ketika penetrasi.

Ada pun bahaya kesehatan lain yang bisa mengancam nyawa, seperti mengalami penyumbatan pembuluh darah jantung. Endometriosis hingga terkena penyakit kelamin juga bisa terjadi karena berhubungan intim selama masa haid.

Teruskan baca halaman berikutnya.

Pilihan Redaksi

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak 5 obat alami untuk tingkatkan gairah seks:

[Gambas:Video Haibunda]

HUKUMAN BAGI YANG BERHUBUNGAN INTIM SAAT HAID

Foto: Getty Images/iStockphoto/simarik

3. Harus bayar denda jika melakukannya

Jika melakukan hubungan intim saat haid, Bunda dan suami akan dikenakan sanksi denda atau kafarat. Menurut penjelasan di buku Fiqih Wanita, Nabi Muhammad SAW menjelaskan hukuman bagi laki-laki yang mengajak istrinya bercinta saat sedang haid.

Dalam hal ini, Ayah harus mengeluarkan sedekah satu dinar atau setengah dinar jika melanggar. Besarnya kafarat dalam hal tersebut, hingga kini masih menjadi perdebatan di antara ulama.

"Hadist itu menunjukkan kewajiban kafarat bagi orang yang menggauli istrinya yang sedang haid. Pendapat itu mengikuti Ibnu Abbas, Hasan Al-Basri, Said bin Jubair, Qatadah, Al-Auza'iy, Ishaq dan Ahmad," terang Asy Syaukani.

Sementara menurut Al-Hasan dan Said, pria yang menggauli istrinya saat sedang haid wajib membebaskan seorang budak. Namun ada juga denda sebesar satu atau setengah dinar, harus disesuaikan dengan pendapatan masing-masing.

Di antara pandangan di atas, ternyata pendapat lain yang dikemukakan Asy-Syafi'i dan Ahmad dianggap paling sahih di antara riwayat lainnya, Bunda. Di mana mayoritas ulama salaf berpendapat kalau tidak ada kafarat namun wajib memohon ampun dengan beristighfar.

Sampai kapan tidak boleh berhubungan seks saat haid?

Masih dalam buku 'Problema Haid: Tinjauan Syarat Islam dan Medis', tak ada batasan waktu khusus yang disebutkan menurut anjuran Islam. Allah SWT membatasinya dengan lafal 'ath-thuhru' atau "...sebelum mereka bersuci. Apabila mereka telah suci maka campurilah mereka."

Jadi, tidak ditentukan misalnya pada waktu-waktu tertentu dalam 3 hari atau seminggu. Sementara dari pandangan medis, jika Bunda bersuci pada masa haid kemudian masih keluar darah tetap ada risikonya lho.

Tunggu lah sampai benar-benar bersih kemudian bersuci baru berhubungan intim dengan suami.

Boleh melakukan aktivitas seks selain penetrasi

Allah SWT memang mengharamkan bersetubuh saat Bunda sedang haid. Namun tidak dengan aktivitas seks lain asalkan tidak penetrasi.

Bunda diperbolehkan saling mencumbu dengan suami agar tetap intim saat haid. Hukumnya halal bagi Bunda dan Ayah untuk saling mencumbu ketika masih masa menstruasi. Hal ini juga dikisahkan oleh Aisyah RA;

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حِضْتُ يَأْمُرُنِي أَنْ أَتَّزِرَ، ثُمَّ يُبَاشِرُنِي

Artinya:

"Saat saya sedang haid, Rasulullah SAW memerintahkanku untuk menggunakan sarung kemudian mencumbuku." (HR. Ahmad, at-Tarmidzi).

Hal ini sesuai hadist yang berbunyi;

"Lakukanlah segala sesuatu kecuali bersetubuh." (HR. Muslim)

Sementara hadist Anas jelas menunjukkan yang diharamkan hanya menggauli tempat keluarnya haid secara khusus, yakni bersetubuh. Dibolehkan semuanya selain kecuali dubur.