
moms-life
Sindrom Prahaid atau PMS Mengganggu Aktivitas? Begini Cara Mengatasinya
HaiBunda
Selasa, 01 Nov 2022 21:55 WIB

Tak sedikit wanita mengeluhkan sindrom prahaid atau premensrual syndrom alias PMS. Gejala yang dirasakan bisa beragam, mulai dari keluhan fisik, sampai perubahan mood karena hormon.
Mengutip Medical News Today, istilah PMS awalnya ditemukan oleh seorang ginekolog Amerika, Robert T. Frank, yang disebut pre-menstrual tension (PMT). Fungsinya untuk menggambarkan gejala yang dialami oleh para wanita saat memasuki waktu siklus menstruasi mereka.
Robert menggambarkan PMT memiliki beberapa gejala fisik, seperti ketidakteraturan jantung, retensi air, dan ketegangan saraf seperti mood yang naik-turun. Robert mengatakan bahwa ini terjadi sebelum masa menstruasi karena tubuh wanita sedang kelebihan hormon estrogen.
Seiring perkembangan zaman, dokter kini lebih merujuk pada PMS atau sindrom prahaid bukan lagi PMT yang mencakup kesehatan mental dan fisik.
Selain itu, PMS terjadi bukan juga karena estrogen karena kadar estrogen dan progesteron menurun secara dramatis setelah ovulasi sehingga kadarnya rendah pada hari-hari menjelang menstruasi.
“Penyebab gejala fisik, emosional, dan psikologis, ini diduga akibat perubahan dan fluktuasi hormonal yang melibatkan estrogen dan progesteron, selama siklus menstruasi terutama 1-2 minggu sebelum menstruasi dimulai,” jelas Dr. Sheryl Ross, seorang dokter obgyn sekaligus pakar kesehatan wanita di Providence Saint John’s Health Center, Santa Monica, CA.
Yuk kita bahas mengenai ragam penyebab dan gejala PMS atau sindrom prahaid, berikut solusi mengatasinya.
Gejala PMS
Ada gejala PMS yang terlihat secara fisik maupun emosional. Berikut gejalanya:
1. Gejala yang terlihat secara fisik
Banyak wanita memperhatikan gejala fisik saat PMS. Dr. Ross menjelaskan beberapa perubahan yang mungkin terjadi pada hari-hari menjelang menstruasi.
“Kelembutan payudara, penambahan berat badan, mengidam makanan, jerawat, perut kembung, perubahan usus termasuk gas, diare, merasa lebih lapar, kelelahan, kram menstruasi, insomnia, hingga sakit kepala, adalah beberapa perubahan fisik bagi wanita yang menderita PMS,” ujar Dr. Ross.
2. Gejala emosional
Dr. Ross mengatakan bahwa ada beberapa gejala emosional saat wanita mengalami sindrom prahaid. Terdapat perubahan uasana hati dan pergolakan emosional adalah gejala umum PMS.
Bahkan dalam kasus yang ekstrem, gejalanya bisa termasuk depresi parah hingga serangan kemarahan dan kecemasan yang luar biasa. “Tiba-tiba menangis, ledakan kemarahan, dan perasaan tidak berharga adalah bagian dari perubahan suasana hati PMS,” tambah Dr. Ross.
Penelitian yang ada menunjukkan bahwa sekitar 80% dari wanita mengalami setidaknya satu sindrom prahaid setiap bulan. Sebuah studi baru dari Archives of Women's Mental Health telah menemukan bahwa di antara 238.114 responden survei seluruh dunia, 28,61% melaporkan bahwa gejala PMS mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.
Sementara gejala paling umum setiap siklus yang dilaporkan oleh 85,28% responden adalah mengidam makanan. Berbeda dengan sindrom prahaid yang membuat wanita mengalami perubahan suasana hati dan kecemasan mempengaruhi hampir 65% wanita.
Ada pun gejala kelelahan dilaporkan sebesar 57%. Para peneliti menyatakan bahwa data mereka menunjukkan sindrom prahaid yang terkait emosional menjadi masalah kesehatan masyarakat utama secara global.
Lanjut baca halaman selanjutnya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
CARA MENGATASI PMS
Foto: Getty Images/iStockphoto/kokouu
Cara mengatasi PMS
1. Temui dokter
Jika sindrom prahaid atau PMS mengganggu kehidupan sehari-hari, Dr. Ross merekomendasikan untuk menemui ahli kesehatan.
“Jangan pernah takut menemui dokter untuk mendapatkan dukungan dan validasi. Penting untuk mendiskusikan gejala yang sedang berlangsung dan mengganggu yang terkait dengan menstruasi dengannya. Pilihan diagnosis dan pengobatan tersedia untuk mengatasi PMS,” papar Dr. Ross.
2. Identifikasi pola gejala PMS
Sementara itu, tak sedikit wanita yang berusaha mengelola gejalanya tanpa intervensi medis. Salah satu metode yang efektif menurut Menstrual Matters dengan melacak suasana hati selama dua atau tiga siklus kemudian mengidentifikasi pola apa pun dalam perubahan suasana hati Bunda.
Sebuah studi 2013 menemukan bahwa membingkai ulang 'gejala' bisa mengatasi berbagai hal, termasuk melakukan perubahan normal, strategi mengatasi perilaku, dan pemantauan diri, yang secara efektif mengurangi tekanan sindrom prahaid.
3. Diet sehat
“Hindari makanan yang memperburuk gejala PMS, seperti produk susu dalam jumlah berlebihan, keju, yogurt, susu, mentega, makanan tinggi natrium, daging merah, protein lemak lainnya, minuman berkafein, dan makanan olahan,” ujar Dr. Ross.
“Konsumsi makanan yang bersifat diuretik alami untuk mengurangi kembung, retensi air, dan pembengkakan, seperti seledri, mentimun, semangka, tomat, asparagus, jus lemon, bawang putih, melon, dan selada,” lanjutnya lagi.
4. Olahraga
Olahraga juga bermanfaat bagi banyak orang. Satu studi menemukan bahwa olahraga selama 8 minggu, tiga kali seminggu selama 60 menit secara signifikan mengurangi gejala PMS pada wanita muda. Dr. Ross pun setuju.
“Olahraga teratur 4 sampai 6 kali seminggu selama minimal 30 menit sangat membantu untuk mengurangi kembung dan membantu retensi air,” ujarnya.
5. Kurangi stres
Stres bisa memperburuk sindrom prahaid. “Stres tidak hanya mempengaruhi tubuh kita secara fisik tapi juga mempengaruhi emosi dan perilaku kita. Stres memperburuk depresi, kecemasan, PMS, bersama dengan gejala stres yang umum sehingga melemahkan 1 hingga 2 minggu saat siklus menstruasi,” kata Dr. Ross.
6. Menyadari gejala PMS
Menurut beberapa penelitian, menyadari gejala PMS membuat Bunda lebih mungkin bisa mengatasinya secara sehat.
“Saya percaya kita harus berhenti memandang menstruasi secara negatif dan belajar merayakan siklus dan tubuh kita,” papar Dr. Sally King.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
15 Minuman yang Bagus untuk Kesehatan dan Kecerdasan Otak, Mudah Dibuat Bun!

Mom's Life
Rasa Sakit PMS Setara dengan Serangan Jantung, Benarkah? Ini Faktanya

Mom's Life
8 Penyebab Perut Sakit Setelah Berhubungan Seks dan Cara Mengatasinya

Mom's Life
Penting Diketahui, Ini 5 Tips Mengantisipasi Perubahan Tubuh di Masa Menopause

Mom's Life
10 Manfaat Cocor Bebek untuk Kesehatan, Atasi Keputihan hingga Cegah Uban

Mom's Life
Bunda Wajib Tahu! Seperti Ini Lho Haid yang Normal
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda