MOM'S LIFE
Penyebab Munculnya Daddy Issues Pada Seseorang dan Cara Mengatasinya
Jessica Elisabeth Gunawan | HaiBunda
Kamis, 08 Dec 2022 17:55 WIBDaddy issues sebenarnya tidak ada dalam istilah psikologis. Dalam edisi terbaru Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5) yang dikeluarkan American Psychiatric Association, istilah daddy issues tidak terdaftar.
Istilah daddy issues kerap dilontarkan kepada seseorang yang memiliki masalah dengan ayahnya. Lebih tepatnya, daddy issues digunakan untuk mendeskripsikan seseorang yang kesulitan membentuk hubungan di masa dewasa karena memiliki hubungan tidak sehat dengan ayah mereka di masa kecilnya, dikutip dari mindbodygreen.
“Anak-anak membutuhkan sosok orang dewasa yang dapat diandalkan. Jika seorang anak tidak memiliki sosok ayah yang konstan di kehidupan mereka, ini dapat mengarah pada masalah keterikatan di masa dewasanya,” jelas psikoterapis Amy Rollo dikutip dari healthline.
Umumnya daddy issues dikaitkan sebagai masalah yang dialami perempuan. Istilah daddy issues juga dihubungkan terhadap bagaimana perempuan lebih memilih untuk berkencan dengan pria lebih tua karena membutuhkan sosok yang dapat diandalkan.
Akan tetapi, semua orang terlepas dari gendernya dapat memiliki daddy issues. Hubungan Bunda dengan siapa yang mengasuh Bunda akan selalu memiliki pengaruh tentang bagaimana Bunda menjalin hubungan ketika sudah dewasa.
Penyebab Daddy Issues
Daddy issues dapat disebabkan karena masalah keterikatan (attachment) yang dialami seseorang. Teori keterikatan berpusat pada dampak dari hubungan manusia, khususnya anak-anak dan pengasuhnya.
Teori keterikatan yang dicetus John Bowlby adalah gaya keterikatan seseorang di masa kanak-kanak sangat memengaruhi gaya keterikatannya saat dewasa.
Gaya keterikatan yang aman dibentuk dari seorang pengasuh responsif terhadap kebutuhan anak dan tersedia secara emosional. Gaya keterikatan yang tidak aman, di sisi lain, dihasilkan dari pengasuh yang tidak responsif terhadap kebutuhan anak dan tidak tersedia secara emosional.
Akibatnya, mereka yang merasa aman dan terjamin serta memiliki gaya keterikatan aman pada masa kanak-kanak akan terus memiliki gaya keterikatan aman saat dewasa.
Sebaliknya, jika seorang individu merasa tidak aman sebagai seorang anak, mereka akan mengembangkan salah satu dari tiga gaya keterikatan yang tidak aman di masa dewasa.
Mengutip verywellmind, ada tiga tipe gaya keterikatan tidak aman yang dimiliki seorang dengan daddy issues.
1. Anxious-preoccupied
Seorang dengan tipe ini biasanya sangat manja dan banyak menuntut. Mereka takut pasangannya tidak ada ketika dibutuhkan.
2. Fearful-avoidant
Seorang membentuk hubungan yang intim, tetapi sulit untuk mempercayai pasangannya karena takut terluka. Ini bisa membuat mereka jauh dan terpisah.
3. Dismissive-avoidant
Mereka yang memiliki gaya keterikatan ini lebih memilih untuk menghindari membentuk hubungan dekat dan tantangan emosional yang mereka bawa.
Ciri-ciri seseorang mengalami Daddy Issues
Merangkum laman mindbodygreen, berikut ciri seseorang yang memiliki daddy issues.
1. Hanya tertarik pada laki-laki yang lebih tua
Laki-laki yang lebih tua biasanya sudah stabil secara finansial, percaya diri, dan tahu harus berbuat apa. Alam bawah sadar seseorang dengan daddy issue sangat mendambakan sosok seorang ayah untuk melindungi dan memberikan kasih sayang.
Maka dari itu, seorang dengan daddy issues lebih tertarik kepada laki-laki yang lebih tua.
2. Bersikap manja, cemburuan, dan over protektif pada pasangan
Seorang dengan gaya keterikatan yang tidak aman sejak kecil akan merasa takut kehilangan pasangannya. Ia pun bersikap manja dan over protektif untuk selalu memastikan bahwa pasangannya tidak kemana-mana. Namun, sikap ini tentunya dapat mengarah pada hubungan yang tidak sehat.
3. Membutuhkan kepastian cinta dan kasih sayang yang konstan
Jika seorang memiliki masalah keterikatan, ia akan merasa insecure dan selalu butuh kepastian dari pasangan. Pada satu titik, terus menerus memberikan kepastian akan melelahkan. Sikap ini yang dapat membuat pasangan jengah.
4. Kesannya hanya peduli pada seks
Ketika berhubungan seks, seorang dengan daddy issues merasa sangat dicintai. Harga diri seorang dengan daddy issues cenderung didasarkan pada apakah orang lain menginginkannya secara seksual atau tidak.
5. Takut sendirian
Dari pada melajang, seorang dengan daddy issues beranggapan lebih baik dalam hubungan yang tidak sehat. Ia akan terus lompat sana-sini dan terus gonta ganti pasangan agar tidak merasa sendirian.
6. Memiliki hubungan yang rumit dengan Ayah
Salah satu ciri paling jelas dari daddy issues adalah memiliki hubungan yang rumit dengan ayah sendiri. Misalnya tidak ada sosok ayah sejak masih anak-anak dan memiliki ayah yang kejam.
Cara Mengatasi Daddy Issues
Jika Bunda memiliki seorang ayah yang tidak hadir atau tidak terlibat secara emosional saat tumbuh dewasa, Bunda mungkin masih menderita dampak negatif dari hubungan tersebut.
Menurut terapis hubungan dan seks Caitlin Cantor, ada beberapa cara untuk mengatasi daddy issues, dikutip dari verywellmind.
1. Akui
Cantor menjelaskan ketika anak-anak tumbuh tanpa kasih sayang, mereka akan percaya bahwa mereka tidak pantas untuk mendapatkannya. Keyakinan ini akan terus melekat sampai dewasa.
Penting untuk mengakui bagaimana rumitnya hubungan Bunda dengan ayah sehingga dapat merubah beberapa keyakinan yang ditanam sejak kecil.
2. Ratapi
Setelah menerima keadaan, biarkan diri merasakan rasa sakit dari hubungan negatif dengan ayah dan ratapi apa yang tidak dapat Bunda rasakan selama ini. Menurut Cantor, ini adalah saat yang tepat untuk marah dan sedih atas masa kecil.
3. Pelajari
Terakhir, setelah menerima dan meratapi, saatnya untuk belajar dari hal tersebut agar tidak membiarkan permasalahan keterikatan di masa kecil memiliki pengaruh pada hubungan saat dewasa.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
(fia/fia)Simak video di bawah ini, Bun:
6 Ciri Bunda Punya Luka Inner Child, Posesif dan Obsesif
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Peran Psikolog Klinis Atasi Kesehatan Mental di Masa Pandemi & Era Pesatnya Teknologi
Tak Hanya Fisik Bun, Kesehatan Mental Juga Penting Dijaga Saat Pandemi
4 Alasan Orang Tua Perlu Periksa Kesehatan Mentalnya, Bunda Perlu Tahu
Anniversary Mommies Daily ke-10 Ajak Bunda Lebih Peduli Kesehatan Mental
TERPOPULER
Jawaban Bijak Raffi Ahmad saat Ditanya soal Sejumlah Bisnisnya yang Bangkrut
7 Makanan Ibu Hamil Muda agar Anak Cerdas Sejak Dini
Marshanda Kini Tinggal Bersama Sienna, Kian Dekat dan Saling Mendukung
Kenali Gejala Smiling Depression, Tampak Bahagia Padahal Lelah Emosional
Obesitas Anak, Diturunkan dari Bunda atau Ayah?
REKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Blush On Cream Tahan Lama dan Low Budget
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Susu UHT untuk Anak & Panduan Memilih yang Terbaik
KinanREKOMENDASI PRODUK
Review Professional Air Fryer Oxone vs Glasstop Smart Fryer, Mana Pilihan Bunda?
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lipstik Glossy Tahan Lama, Cocok Dipakai Seharian
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Persalinan Caesar Diprediksi Capai 38 Juta pada 2030, WHO Buat Panduan Baru
Jawaban Bijak Raffi Ahmad saat Ditanya soal Sejumlah Bisnisnya yang Bangkrut
Kenali Gejala Smiling Depression, Tampak Bahagia Padahal Lelah Emosional
Obesitas Anak, Diturunkan dari Bunda atau Ayah?
7 Makanan Ibu Hamil Muda agar Anak Cerdas Sejak Dini
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Warga Indonesia Masuk Top Obesitas di ASEAN, Peringkat Berapa?
-
Beautynesia
Tes Kepribadian: 1 Sampai 9, Pilih Gambar Mata yang Menarik Untukmu! Ini Artinya..
-
Female Daily
Intip Deret Brand Batik Modern yang Bikin Look Kamu Auto Chic!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Modinity Warehouse Sale 2025 di ICE BSD, Buttonscarves Dijual Harga Miring
-
Mommies Daily
7 Komunitas Remaja yang Keren dan Positif, Yuk, Gabung!