Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Studi Ungkap Tanda yang Perlu Diwaspadai Sebelum Perselingkuhan

ANNISAAFANI   |   HaiBunda

Selasa, 13 Dec 2022 18:56 WIB

Asian young girl feel angry boyfriend having conflict domestic problem. New marriage man and woman feel heartbroken for quarrel conflict while sit on bed in bedroom. Family problem-separation concept.
Pola Hubungan yang Berujung Perselingkuhan, Waspada Bun/Foto: Getty Images/iStockphoto/Kiwis
Jakarta -

Menjalani hubungan dengan pasangan memang tak selamanya mulus, Bunda. Ada banyak faktor yang bisa membuat hubungan yang dibangun dengan kuat, goyah dan berujung dengan hal-hal tak diinginkan.

Menurut sebuah penelitian dari Universitas Tilburg Belanda, ditemukan bahwa adanya penurunan hubungan yang secara bertahap. Hal ini tersebut bisa berujung perselingkuhan pada salah satu pihak.

Penelitian tersebut juga menjelaskan soal level well-being yang sangat jelas dirasakan sebelum perselingkuhan terjadi. Menurut kamus American Psychological Association (APA), well-being sendiri merupakan keadaan individu yang digambarkan dengan adanya rasa bahagia, kepuasan, tingkat stres yang rendah, sehat secara fisik dan mental, serta kualitas hidup yang baik.

"Perselingkuhan sebagian besar diyakini memiliki konsekuensi yang merusak bagi well-being pribadi dan hubungan," tulis para peneliti, seperti dikutip IFL Science.

"Namun literatur empiris tidak cukup untuk menjelaskan apakah perselingkuhan membuat hubungan bermasalah, merupakan gejala dari hubungan yang bermasalah, atau keduanya," tambah peneliti.

Para peneliti menganalisis kelompok besar sekitar 1.000 orang dewasa dan mengamati hubungan mereka selama rata-rata 8 tahun. Sebanyak 947 orang (609 pelaku perselingkuhan dan 338 korban) diikutsertakan, dan mayoritas dari mereka menyelesaikan studi hingga tamat.

Setiap orang berada dalam hubungan yang berkomitmen dan pernah mengalami perselingkuhan. Sementara itu, kelompok lain yang tidak pernah mengalami perselingkuhan dicocokkan dengan mereka.

Well-being setiap orang dilacak menggunakan sistem pelaporan diri, termasuk keadaan psikologis secara keseluruhan serta kepuasan hubungan.

Studi yang telah dipublikasikan di jurnal Psychological Science itu menunjukkan bahwa setelah perselingkuhan terjadi, orang yang berselingkuh merasakan harga diri yang lebih rendah, kepuasan hubungan yang lebih rendah, dan keintiman yang lebih rendah.

Menariknya, para korban perselingkuhan hanya melaporkan harga diri yang lebih rendah dan lebih banyak konflik, tetapi level well-being lainnya tidak berkurang.

Namun, sebelum terjadi perselingkuhan, peneliti menemukan adanya perubahan dramatis dalam hubungan.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen. 

Simak juga 4 alasan ilmiah orang selingkuhi pasangan dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda