Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Irawati Kuliah S2 di Stanford, Dahulu SPG Nugget & Hidup Miskin

Annisa A   |   HaiBunda

Kamis, 09 Mar 2023 19:10 WIB

Irawati Puteri, Mantan SPG yang Diterima Kuliah di Stanford
Perjuangan Mahasiswi Standford Irawati Puteri, Dulu Jadi SPG Nugget untuk Biayai Keluarga/Foto: Dok. Pribadi Irawati Puteri

Irawati Puteri tak menyangka takdir membawanya ke jenjang pendidikan tinggi. Berangkat dari kehidupan yang serba sulit, saat ini ia menjadi mahasiswi Stanford University.

Kisah tersebut dibagikan oleh Irawati dalam utas yang diunggah di Twitter. HaiBunda telah mengontak Irawati dan diizinkan untuk membagikan kisahnya.

Dalam unggahan tersebut, Irawati Puteri menceritakan tentang bagaimana ia bisa sampai ke kampus bergengsi yang terletak di California, Amerika Serikat itu.

Sebelumnya, Irawati Puteri adalah wanita yang bekerja di Pekan Raya Jakarta (PRJ) sebagai SPG dari salah satu produk nugget.

"I GOT ACCEPTED TO STANFORD! MANTAN SPG CHICKEN NUGGET PRJ BISA KETERIMA STANFORD!" tulisnya di akun Twitter @irawatiputeri.

Unggahan tersebut langsung mencuri perhatian. Irawati mengaku, ia berasal dari keluarga yang serba kesulitan. Ia bahkan harus bekerja sejak masih SMA demi menafkahi keluarga dan membayar biaya pendidikannya.

Meski harus banting tulang, Irawati sangat menikmati pekerjaannya sebagai pengajar. Bahkan saat ini, ia mengambil kuliah S2 di bidang pendidikan.

Kecintaan Irawati terhadap bidang pendidikan berasal dari pengalamannya sendiri, Bunda. Sejak kecil, hidup Irawati diselimuti oleh jerat kemiskinan.

Sang ayah menjadi yatim piatu sejak usia 9 tahun, sedangkan ibunda terpaksa berhenti sekolah di umur 16 tahun demi adik-adiknya.

Ia pun percaya bahwa edukasi adalah satu-satunya cara untuk keluar dari lingkaran kemiskinan dan memperbaiki masa depan keluarga.

"They did their best to give me and my two younger brothers a better life, however, with their level of education, life was tough. I grew up in the slumbest neighborhood in Jakarta," tulis Irawati.

Dengan kondisi ekonomi yang sangat terbatas, Irawati pernah mengalami masa-masa pahit di mana ia harus berbagi porsi makanan untuk 5 orang anggota keluarganya. Bahkan, keluarga Irawati hanya bisa menikmati daging setahun sekali pada momen Idul Adha. Lanjutkan membaca di halaman berikutnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video tentang kisah remaja 14 tahun yang diterima kuliah di AS:

[Gambas:Video Haibunda]



DITERIMA DI 2 KAMPUS TERNAMA

Irawati Puteri, Mantan SPG yang Diterima Kuliah di Stanford

Irawati Puteri, Mantan SPG yang Diterima Kuliah di Stanford/Foto: Twitter @irawatiputeri

Irawati menjadi tulang punggung keluarga sejak duduk di bangku SMA. Namun hal itu tak menghentikannya dalam mengikuti berbagai kompetisi demi mendapatkan hadiah uang. Selain menjadi SPG, pada saat itu ia juga mencari uang dengan cara mengajar.

"Kenapa sampai kerja jadi SPG? untuk bayar kontrakan. dulu belum banyak opsi side hustle yg bisa dilakukan (di luar ngajar les!) menjadi SPG chicken nugget juga gak harus tinggi badannya, sehingga cocok deh untuk aku," ia bercerita.

Irawati terus bekerja keras hingga diterima di program studi Hukum Universitas Indonesia. Saat kuliah, ia pun masih harus mencari nafkah. Butuh sekitar 5 tahun hingga akhirnya Irawati mampu mempersiapkan diri untuk mendaftar beasiswa LPDP.

Puasa Syaban

Tak hanya Stanford, Irawati Puteri juga mendaftar dan diterima di program studi Hukum di Berkeley Law, sebelum pada akhirnya memilih masuk Stanford.

Mengenang kembali masa lalunya yang penuh cobaan, Irawati mengaku tak pernah berani bermimpi kuliah di universitas ternama.

"10 tahun lalu kayaknya aku bahkan ga kepikiran sama sekali soal si Stanford ini, boro-boro cari tau cara masuk Stanford. kalau aku dengar "Stanford" itu kayaknya suatu hal yang jauhhhh banget (baik jarak maupun mimpinya HAHAHAH) - istilahnya mimpi aja kayaknya ga bakal berani," ungkap Irawati.

Menjelang kelulusannya dari bangku SMA, Irawati hanya berdoa agar mendapatkan mukjizat. Permintaannya hanya satu. Irawati berharap agar diterima masuk PTN, sebab ia tak punya uang untuk kuliah di kampus swasta.

"Waktu kelas 12 SMA, doa yang selalu aku ulang-ulang adalah, "Tuhan, kalau setiap orang cuma punya "jatah" 1 mukjizat dalam hidupnya, aku tuh cuma mau pakai itu untuk bisa kuliah di PTN," karena jujur banget saat itu kalau nggak di PTN, aku ga akan mampu bayar, ga akan mungkin," tuturnya.

Dengan membagikan kisah ini, Irawati berharap agar tak ada lagi anak muda yang pesimis dengan nasib mereka. Irawati membuktikan bahwa dengan kerja keras dan semangat, ia bisa meraih sesuatu yang jauh lebih besar daripada mimpinya.

"Ternyata kalau dijalani satu persatu, ternyata mungkin juga, bisa juga! pengetahuan kita bisa makin bertambah soal kesempatan apa yang TERNYATA bisa kita coba," ucap Irawati.

"Aku mau ajak kalian supaya kalian juga bisa melihat bahwa mimpi ini ternyata "bisa lebih dekat," karena, orang yang modalnya kerja keras dan semangat juga bisa banget mulai! don't worry too much!" imbuhnya.

Selain itu, Irawati juga menceritakan sisi menarik dari kisahnya diterima masuk Stanford. Ia percaya bahwa pencapaian ini tak mungkin terjadi tanpa peran orang tua.

Meski hidup di tengah keterbatasan, orang tua Irawati tak henti memberikan dukungan dari segi emosional untuk putri mereka. Sang ayah kerap mengantarnya saat melakukan berbagai macam kegiatan. Sementara itu, doa ibunda juga menjadi berkah untuk Irawati.

"Oiyaaa lupa! waktu dpt LPDP, aku nazar naikin Mamaku umrah dan alhamdulillah terlaksana. menurutku ini berkah dari sana juga," ujarnya.


(anm)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda