MOM'S LIFE
Mengenal Quiet Quitting, Kerja Sewajarnya untuk Jaga Kesehatan Mental
Amira Salsabila | HaiBunda
Sabtu, 11 Mar 2023 16:20 WIBQuiet quitting merupakan istilah yang belakangan ini viral di media sosial. Istilah yang menyebar ini menggambarkan banyak orang yang memilih untuk tidak bekerja secara berlebihan dan hanya memenuhi deskripsi pekerjaan mereka.
Dengan kata lain, quiet quitting adalah tentang melakukan pekerjaan seminimal mungkin. Ini hanya tentang melakukan apa yang diminta dari atasan.
Beberapa melihatnya sebagai penangkal budaya hiruk pikuk, sebuah konsep yang menyarankan seseorang perlu bekerja tanpa lelah dalam mengejar tujuannya.
Jika merasa stres atau tidak termotivasi di tempat kerja, quiet quitting mungkin merupakan pilihan yang baik, memungkinkan Bunda mencapai keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik, Bunda.
Apa itu quiet quitting?
Quiet quitting mengacu pada melakukan persyaratan minimum dari pekerjaan seseorang dan tidak menggunakan lebih banyak waktu, tenaga, atau antusiasme daripada yang benar-benar diperlukan.
Dengan demikian, itu adalah sesuatu yang keliru, karena pekerja tidak benar-benar meninggalkan posisinya dan terus mengumpulkan gaji.
Dalam artikel Harvard Business Review bulan September 2022 yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena quiet quitting, profesor Anthony C. Klotz dan Mark C. Bolino mengamati orang yang quiet quitting terus memenuhi tanggung jawab utama mereka, tetapi mereka kurang bersedia untuk terlibat dalam kegiatan lain yang menurutnya tidak penting, seperti menghadiri pertemuan yang tidak wajib.
Penyebab seseorang mengalami quiet quitting
Sebagian orang mungkin lebih memilih untuk menjaga kesehatan mereka, ini merupakan hal yang baik. Berikut adalah beberapa alasan umum mengapa seseorang bisa mengalami quit quitting:
- Kelebihan beban kerja
- Kompensasi yang buruk
- Kurangnya batasan
- Kurangnya dukungan dari atasan
- Harapan yang tidak jelas atau tidak sesuai
- Lingkungan kerja yang tidak nyaman
Bisakah quiet quitting menjaga kesehatan mental?
Psikolog dan konsultan kesejahteraan, Lee Chambers, mengatakan quiet quitting seringkali merupakan mekanisme yang digunakan untuk mengatasi kemungkinan rasa lelah dan kerja berlebihan, Bunda.
Hal ini juga dapat terwujud ketika upaya yang cukup besar dalam suatu peran tidak dihargai dan kurangnya perlakuan karyawan untuk melepaskan diri dari peran mereka.
Melansir dari laman Healthline, quiet quitting dapat bermanfaat dalam banyak hal, terutama dalam hal memiliki kepercayaan diri untuk menerapkan batasan.
Berdasarkan studi 2021, ini dapat memberdayakan setiap orang untuk mengambil kendali atas waktu istirahat dan pertumbuhan mereka, serta menciptakan ruang untuk refleksi tentang bagaimana mereka dapat menanamkan kesejahteraan ke dalam hidup mereka.
5 Manfaat menerapkan quiet quitting
Ada beberapa manfaat yang bisa Bunda dapatkan dengan menerapkan quiet quitting, di antaranya:
1. Mengurangi rasa lelah
Kelelahan, terkadang juga disebut sebagai cedera moral, sering terjadi akibat melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau saat merasa lumpuh karena dampak yang berarti.
Quiet quitting dapat membantu Bunda secara strategis melepaskan diri dari rasa lelah karena itu membuat Bunda tidak terlalu memaksakan diri dan mengorbankan kesejahteraan.
2. Membantu menetapkan batasan yang sehat
Quiet quitting berarti menetapkan batasan yang sehat. Cara ini melindungi prioritas dan menciptakan keseimbangan kehidupan kerja. Menetapkan batasan yang sehat dapat memudahkan untuk mengejar pekerjaan sampingan atau aktivitas lain.
3. Bantu mengendalikan diri
Quiet quitting adalah strategi untuk mengerahkan kekuatan atas apa yang ada dalam kendali Bunda dengan datang tepat waktu, melakukan pekerjaan, dan pulang ke rumah. Semakin fokus pada apa yang ada dalam kendali, semakin merasa diberdayakan dan semakin kuat untuk mengendalikan diri.
4. Membuat lebih produktif
Saat terlalu banyak bekerja, sangat mudah untuk menjadi kurang produktif. Akan tetapi, ketika Bunda bekerja untuk memerintah, memiliki waktu dan energi untuk menyelesaikan sesuatu, ini dapat mengarah pada promosi atau kenaikan gaji, lho.
5. Membuat lebih bahagia
Bukan rahasia lagi bahwa karyawan stres adalah karyawan yang tidak bahagia. Akan tetapi, ketika Bunda tidak terus-menerus bekerja lembut atau membawa pekerjaan ke rumah, Bunda memiliki lebih banyak waktu untuk hal-hal yang disukai. Itu dapat mengarah pada kehidupan yang lebih bahagia dan lebih memuaskan.
Nah, itulah beberapa hal yang bisa Bunda ketahui tentang quite quitting, bekerja secukupnya untuk menjaga kesehatan mental. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Saksikan juga video 5 cara menjaga kesehatan mental anak yang ada di bawah ini, ya, Bunda.
(asa)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Tak Hanya Fisik Bun, Kesehatan Mental Juga Penting Dijaga Saat Pandemi
4 Alasan Orang Tua Perlu Periksa Kesehatan Mentalnya, Bunda Perlu Tahu
Bunda Perlu Tahu, Ini Trik Sederhana Usir Stres Saat di Rumah
Anniversary Mommies Daily ke-10 Ajak Bunda Lebih Peduli Kesehatan Mental
TERPOPULER
Lesti Kejora Sempat KB sebelum Hamil Anak Ketiga, Rizky Billar Ungkit Kondisi Istri
Tradisi ala India yang Masih Dilakukan Kimmy Jayanti, Intip Potretnya Cium Kaki Sang Bunda
Benarkah Anak Usia 5-7 Tahun Alami Bau Badan Tanda Pubertas Dini? Ini Penjelasan Dokter
5 Fakta Menarik Sanae Takaichi, Perdana Menteri Perempuan Pertama Jepang
Anak dari Ibu dengan Diabetes Cenderung Punya Skor IQ Lebih Rendah, Ini Penjelasannya
REKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Susu Penambah Berat Badan Anak 2 Tahun
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
Pilihan Minyak Telon Bayi yang Aman dan Paling Wangi untuk Anak
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Balsem Bayi yang Aman dan Nyaman untuk Kulit Si Kecil
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Primer Make Up Tahan Lama
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
Review Es Krim Baskin Robbins Musk Melon & Popping Shower, Rasa Favorit Nomor #1 di Jepang
Firli NabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
10 Makanan & Minuman Pembersih Ginjal, Hilangkan Racun di Tubuh
Proyek Baru Avatar: The Last Airbender Siap Rilis, Hadirkan Game dan Serial YouTube Sekaligus!
Benarkah Anak Usia 5-7 Tahun Alami Bau Badan Tanda Pubertas Dini? Ini Penjelasan Dokter
Lesti Kejora Sempat KB sebelum Hamil Anak Ketiga, Rizky Billar Ungkit Kondisi Istri
Anak dari Ibu dengan Diabetes Cenderung Punya Skor IQ Lebih Rendah, Ini Penjelasannya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Andre Taulany dan Erin Absen, Sidang Cerai Diundur Pekan Depan
-
Beautynesia
5 Kalimat Orang Tua yang Bisa Menghancurkan Harga Diri Anak, Sadari Sebelum Terlambat!
-
Female Daily
Pencinta Crocs Merapat! Croctober Kembali ke Indonesia!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Momen Pernikahan Alana Hadid, Gigi dan Bella Hadid Nyeker Curi Atensi
-
Mommies Daily
Lagi Cari Catering Sehat? Ini Rekomendasinya untuk Area Jabodetabek