moms-life

Kisah Syahar Banu, Wanita Pembela HAM yang Jadi Bunda Tangguh di Tempat Kerja

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 28 Apr 2023 21:45 WIB

Jakarta -

Komnas Perempuan baru saja menggelar Laporan Kerja Tahun 2022. Di tengah momen itu, sosok wanita pembela HAM mencuri perhatian ketika memberikan pemaparan.

Sambil menggendong sang putri, Syahar Banu naik ke atas panggung untuk mewakili Divisi Pemantauan Impunitas Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

Syahar Banu memberikan tanggapan KontraS atas Laporan Kerja Komnas Perempuan Tahun 2022. Sementara itu, putri kecilnya yang bernama Yovela duduk dengan manis di pangkuan sang Bunda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ini bukan pertama kalinya Syahar Banu membawa putri kecilnya ke tempat kerja. Ia sudah terbiasa bekerja sambil menggendong anak dengan mengenakan strechy wrap.

Tak jarang, Syahar Banu juga menyusui putri kecilnya yang baru berusia 11 bulan sambil mengetik pekerjaannya di laptop maupun ponsel. Banu bercerita, ia mulai membawa anak ke tempat kerja setelah masa maternity leave miliknya habis.

Syahar Banu yang pada saat itu tak memiliki pengasuh dan anggota keluarga yang bisa menjaga putrinya, memutuskan untuk membawa Yovela ke mana pun ia pergi. Terutama karena anaknya hanya mau menyusui langsung (direct breastfeeding). Ia bahkan membawa Yovela ketika ditugaskan bekerja hingga ke luar kota dan luar negeri, Bunda.

"Saya tidak memiliki anggota keluarga lain yang tinggal di dekat rumah dan tidak mau merekrut nanny karena saya yakin tidak ada pengasuh terbaik selain saya dan suami. Maka, saya dan suami memutuskan mengasuh anak kami sendiri. Kebetulan saya punya privileged berupa tempat saya kerja di KontraS yang membolehkan untuk bawa anak," kata Syahar Banu kepada HaiBunda belum lama ini.

Banu tak sembarangan membawa buah hatinya ke tempat kerja. Hal itu ia lakukan setelah mencapai keputusan matang-matang bersama sang suami. Salah satu pertimbangannya adalah kesehatan Yovela, Bunda.

"Sebelum mengajak anak ke mana-mana termasuk ketika ada aksi demonstrasi damai maupun kegiatan lain, saya memastikan anak saya sehat. Kebetulan Yovela anak yang sangat sehat, sejak lahir sampai 11 bulan tidak pernah sakit seperti batuk, pilek, dan diare," ujarnya.

Syahar BanuSyahar Banu/ Foto: Instagram @syahar.banu

Sejak awal, Banu dan suaminya telah berkomitmen untuk membagi peran pengasuhan, pekerjaan domestik, dan ekonomi. Keduanya memutuskan untuk mengasuh anak sendiri sambil tetap menjalani kesibukan masing-masing.

Banu merasa bahagia ketika ia bisa terus menjalankan pekerjaannya di bidang kemanusiaan dan HAM. Oleh karena itu, ia tak ingin resign dan memilih untuk membawa putri kecilnya ke tempat kerja.

Sejak pandemi hingga sekarang, Syahar Banu bekerja dengan sistem WFO 3 kali dalam seminggu. Banu hanya berdua dengan putrinya ketika bekerja. Membawa anak ke tempat kerja tak membuat Banu luput dari tantangan.

"Saya ingat saat KontraS diundang dalam Rapat Dengar Pendapat Umum di DPR soal rencana Ratifikasi Konvensi Internasional Anti Penghilangan Orang secara Paksa, saya yang membawa anak dilarang masuk ke dalam ruang sidang Komisi I DPR oleh panitia karena takut anak saya akan mengganggu persidangan," ia bercerita.

"Padahal saat itu dia sangat tenang karena masih berusia 4 bulan. Saya kembali melakukan advokasi kebijakan dengan audiensi beberapa anggota DPR secara individual, ternyata mereka sebenarnya tidak masalah saya bekerja sambil membawa anak," sambungnya.

Bekerja sambil membawa anak, Syahar Banu tak luput dari berbagai macam tantangan. Lanjutkan membaca kisahnya di halaman setelah ini.

Saksikan juga video tentang tanda strict parents dan dampak buruknya terhadap Si Kecil:

[Gambas:Video Haibunda]



TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT