MOM'S LIFE
Operasi Bariatrik Bisa Turunkan BB dengan Cepat? Ketahui Manfaat, Efek Samping & Prosedur
Regitha Mandasari Putri Suryana | HaiBunda
Sabtu, 01 Jul 2023 10:16 WIBOperasi bariatrik menjadi cukup populer karena salah seorang publik figur di Indonesia melakukannya dan menampakkan perbedaan yang signifikan pada bentuk tubuhnya. Benarkah operasi bariatrik efektif turunkan BB dengan cepat? Lantas, bagaimana prosedurnya?
Pertama-tama, ketahui dulu operasi bariatrik dilakukan untuk mengatasi kondisi obesitas. Obesitas merupakan masalah kesehatan serius yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.
Banyak klaim yang mengatakan bahwa operasi bariatrik dapat efektif dalam menurunkan berat badan, tetapi apakah benar?
Ya, operasi bariatrik, atau dikenal sebagai operasi penurunan berat badan, telah menjadi salah satu pilihan yang populer bagi mereka yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan yang signifikan.
Operasi bariatrik sering kali dijadikan pertimbangan sebagai solusi untuk mengatasi masalah kelebihan berat badan yang sulit dikendalikan dengan metode konvensional seperti diet dan olahraga.
Apa Itu Operasi Bariatrik (Bariatric Surgery)
Operasi bariatrik merupakan jenis operasi bedah yang ditujukan untuk membantu seseorang yang mengalami obesitas agar dapat menurunkan berat badan.
Jika metode penurunan berat badan lainnya tidak berhasil dan obesitas menimbulkan risiko yang lebih besar bagi kesehatan, penyedia layanan kesehatan dapat merekomendasikan operasi bariatrik sebagai salah satu pertimbangannya.
Operasi ini terbukti memberikan hasil yang positif dalam mengatasi obesitas kelas III dan membantu memperbaiki kondisi metabolisme tubuh, termasuk mengatur gula darah, tekanan darah, dan kolesterol.
Prosedur operasi bariatrik bekerja dengan melakukan modifikasi pada sistem pencernaan, biasanya melibatkan lambung, dan terkadang juga melibatkan usus kecil.
Tujuannya adalah untuk mengatur jumlah kalori yang dapat dikonsumsi dan diserap oleh tubuh. Selain itu, prosedur ini juga dapat mengurangi sinyal rasa lapar yang dikirimkan dari sistem pencernaan ke otak.
Operasi bariatrik dapat membantu dalam pengobatan dan pencegahan berbagai penyakit metabolik yang terkait dengan obesitas, termasuk diabetes dan penyakit hati berlemak.
Penting untuk diingat bahwa operasi penurunan berat badan ini bukanlah solusi instan yang mudah. Operasi ini membutuhkan persiapan yang matang sebelumnya dan perubahan gaya hidup jangka panjang setelahnya agar berhasil mencapai hasil yang diinginkan.
Jenis-Jenis Prosedur Operasi Bariatrik
Operasi bariatrik telah menjadi solusi yang efektif dalam menangani obesitas dan membantu individu menurunkan berat badan secara signifikan. Ada beberapa jenis prosedur operasi bariatrik yang umum dilakukan, termasuk gastric bypass, sleeve gastrectomy, adjustable gastric band, dan biliopancreatic diversion with duodenal switch.
Berikut ini Bubun akan menjelaskan masing-masing jenis prosedur secara umum, serta manfaat dan pertimbangan yang perlu dipertimbangkan. Semoga dapat bermanfaat untuk menambah informasi seputar kesehatan untuk Bunda.
1. Gastric bypass
Gastric bypass atau dikenal sebagai "Roux-en-Y," yang merupakan istilah dalam bahasa Perancis yang berarti "dalam bentuk huruf Y", merupakan jenis metode bypass lambung yang paling umum dalam operasi bariatrik.
Proses ini umumnya bertujuan untuk mengurangi kapasitas makanan yang dapat ditampung oleh perut serta menurunkan penyerapan nutrisi.
Dalam operasi ini, ahli bedah akan memotong bagian atas perut dan memisahkannya dari sisa perut. Sebagai hasilnya, terbentuklah sebuah kantung berukuran sekitar sebesar kenari yang hanya dapat menampung sekitar satu ons makanan yang biasanya perut mampu menampung sekitar 3 liter makanan.
Selanjutnya, dokter bedah akan memotong usus kecil dan menghubungkan sebagian dari usus kecil tersebut langsung ke kantung perut yang baru terbentuk.
Dengan demikian, makanan yang dikonsumsi akan masuk ke dalam kantung perut kecil ini dan langsung bergerak ke segmen usus halus yang terhubung dengannya. Makanan akan melewati sebagian besar lambung dan bagian awal usus kecil, dan langsung menuju bagian tengah usus kecil.
2. Sleeve gastrectomy
Sleeve gastrectomy, juga dikenal sebagai selongsong lambung atau gastrektomi selongsong, merupakan salah satu jenis operasi bariatrik yang paling umum dilakukan di Amerika Serikat. Hal ini mungkin disebabkan karena prosedur ini relatif sederhana dan memiliki risiko komplikasi yang rendah bagi kebanyakan orang.
Pada sleeve gastrectomy, sekitar 80% bagian perut akan diangkat, meninggalkan sebagian kecil berbentuk tabung atau selongsong. Hal ini secara alami mengurangi kapasitas makanan yang dapat Bunda konsumsi dalam satu waktu dan membuat tubuh merasa kenyang lebih cepat.
Selain itu, dengan mengurangi produksi hormon lapar yang biasanya terjadi di perut, prosedur ini membantu menstabilkan metabolisme,, mengurangi nafsu makan, dan mengatur kadar gula darah.
Keuntungan dari sleeve gastrectomy selain penurunan berat badan yang signifikan dan tidak adanya perubahan pada bagian usus. Prosedur ini juga memiliki masa rawat inap yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan sebagian besar prosedur lainnya.
3. Adjustable gastric band
adjustable gastric band merupakan salah satu jenis prosedur operasi bariatrik. Pada prosedur ini, pita ditempatkan di sekitar bagian atas perut untuk membentuk kantong perut yang lebih kecil.
Tujuan dari penyimpanan pita ini adalah memperlambat dan membatasi jumlah makanan yang dapat dikonsumsi dalam satu waktu, sehingga memberikan rasa kenyangi dengan pelepasan peptida YY (PYY), yang merupakan hormon yang mengurangi nafsu makan.
Keuntungan dari adjustable gastric band adalah penurunan berat badan yang berkelanjutan dengan memilih pilihan makanan sehat, membatasi asupan dan volume makanan, mengurangi nafsu makan, dan memungkinkan makanan bergerak dari bagian atas perut ke bagian bawah sistem pencernaan.
Prosedur adjustable gastric band biasanya dilakukan dengan menggunakan teknik laparoskopi, yang merupakan bedah minim invasif. Operasi dilakukan dengan menggunakan beberapa sayatan kecil dan alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan tersebut.
Setelah operasi, pita lambung perlu disesuaikan atau "diisi ulang" sesuai kebutuhan untuk memastikan kenyamanan dan efektivitasnya. Proses pengisian dilakukan dengan memasukkan larutan garam ke dalam port akses kecil yang ditempatkan di bawah kulit.
Pengisian pita ini memberikan tekanan di sekitar bagian luar perut, mengurangi ukuran saluran antara kantong perut yang terbentuk dan perut bagian bawah, serta membatasi pergerakan makanan.
4. Biliopancreatic diversion with duodenal switch
Biliopancreatic Diversion with Duodenal Switch (BPD-DS) merupakan jenis prosedur operasi bariatrik yang melibatkan dua langkah. Pada langkah pertama, dilakukan prosedur yang mirip dengan Sleeve gastrectomy, di mana sebagian besar perut diangkat untuk membentuk perut yang lebih kecil.
Langkah kedua melibatkan penggabungan bagian ujung usus ke duodenum dekat perut, yang disebut duodenal switch dan pengalihan biliopancreatic, dengan melewati sebagian usus.
Prosedur ini memiliki efek ganda dalam pembatasan asupan makanan dan penyerapan nutrisi. Meskipun BPD-DS terbukti sangat efektif dalam menurunkan berat badan.
Sebagai hasilnya, produksi hormon lapar di usus kecil dan perut secara signifikan berkurang. Selain itu, penyerapan nutrisi oleh usus kecil juga secara signifikan terbatas.
Inilah yang membuat duodenum switch menjadi salah satu prosedur operasi bariatrik yang paling efektif dalam menurunkan berat badan dan memperbaiki kondisi metabolik seperti diabetes. Namun, penting untuk diingat bahwa prosedur ini juga membawa risiko yang lebih besar, terutama terkait dengan masalah nutrisi dan kekurangan vitamin.
Orang yang Dipertimbangkan untuk Operasi Bariatrik
Orang yang dipertimbangkan untuk menjalani operasi bariatrik harus memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut meliputi:
- Memiliki diagnosis obesitas kelas III, yang ditandai dengan BMI 40 atau lebih tinggi. Indeks Massa Tubuh (BMI) adalah metode pengukuran yang digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak tubuh berdasarkan perbandingan tinggi dan berat badan. Skor BMI 40 atau lebih tinggi dikaitkan dengan risiko tinggi terhadap penyakit terkait obesitas. Secara umum, hal ini setara dengan memiliki kelebihan berat badan sekitar 100 lbs.
- Memiliki BMI minimal 35 dan mengalami setidaknya satu masalah kesehatan terkait obesitas. Obesitas kelas II dapat dianggap jika seseorang memiliki BMI 35 tanpa masalah kesehatan terkait obesitas.
Kriteria untuk remaja sedikit berbeda. Seorang remaja dapat dianggap sebagai kandidat operasi bariatrik jika mereka memenuhi salah satu dari dua kriteria berikut:
- Memiliki BMI minimal 40 dan menderita kondisi medis terkait obesitas.
- Memiliki BMI minimal 35 dan mengalami kondisi medis terkait obesitas yang parah.
Meskipun BMI dapat diukur dengan mudah, diagnosa kondisi kesehatan yang terkait dengan obesitas mungkin membutuhkan beberapa tes medis tambahan.
Operasi bariatrik tidak cocok untuk setiap individu yang mengalami kelebihan berat badan. Ada pedoman medis yang harus dipenuhi agar memenuhi syarat untuk menjalani operasi penurunan berat badan.
Biasanya, proses penyaringan yang ekstensif akan dilakukan untuk mengevaluasi apakah seseorang memenuhi syarat. Selain itu, Bunda juga harus siap untuk melakukan perubahan gaya hidup yang permanen guna menjalani kehidupan yang lebih sehat.
Sebagai persyaratan tambahan, Bunda mungkin diminta untuk berpartisipasi dalam rencana tindak lanjut jangka panjang. Rencana ini akan meliputi pemantauan nutrisi, perubahan gaya hidup dan perilaku, serta pengelolaan kondisi medis.
Dalam rangka mencapai keberhasilan jangka panjang setelah operasi, kolaborasi dan komitmen jangka panjang terhadap perubahan gaya hidup yang sehat menjadi penting.
Manfaat Operasi Bariatrik
Operasi bariatrik telah terbukti menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan, di antaranya:
- Penurunan berat badan yang signifikan dan berkelanjutan, dan terbukti efektif untuk obesitas kelas III dalam jangka panjang.
- Mengurangi hormon lapar dan meningkatkan metabolisme. Operasi bariatrik merupakan satu-satunya perawatan obesitas yang mengatur ulang pemrograman metabolisme tubuh setelah obesitas, untuk mencegah kenaikan berat badan.
- Meningkatkan harapan hidup dan kehidupan yang lebih sehat. Operasi bariatrik tidak hanya mengurangi risiko penyakit dan ketidaknyamanan terkait obesitas, tetapi juga dapat memperpanjang harapan hidup.
- Mengontrol kolesterol dan gula darah. Operasi penurunan berat badan ini sering kali mengakibatkan remisi gejala diabetes dan memungkinkan orang dengan berbagai sindrom metabolik untuk berhenti dari pengobatan.
Penting untuk dicatat bahwa hasil operasi bariatrik dapat bervariasi antara individu, dan informasi ini bukan pengganti konsultasi medis langsung.
Diskusikan opsi dan manfaat potensial operasi bariatrik dengan tenaga medis profesional untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan situasi pribadi.
Efek Samping Operasi Bariatrik
Operasi bariatrik adalah prosedur bedah yang dapat memberikan manfaat signifikan dalam penurunan berat badan dan perbaikan kesehatan bagi individu dengan obesitas. Namun, seperti halnya prosedur bedah lain, operasi bariatrik juga dapat menyebabkan efek samping yang perlu dipertimbangkan.
Penting untuk Bunda mengetahui dan memahami potensi efek samping ini sebagai pertimbangan sebelum menjalani operasi bariatrik. Berikut ini efek samping umum yang mungkin terjadi setelah operasi bariatrik.
1. Sindrom dumping
Setelah operasi bariatrik, sekitar 50% orang mungkin mengalami sindrom dumping yang terjadi ketika makanan dikeluarkan terlalu cepat ke usus kecil. Gejala yang mungkin timbul termasuk mual, diare, kram perut, dan hipoglikemia. Biasanya dokter akan memberikan pedoman diet untuk mengatasi gejala ini.
2. Malabsorpsi dan malnutrisi
Beberapa jenis operasi bariatrik sengaja menginduksi malabsorpsi di usus kecil untuk mengurangi jumlah kalori yang diserap. Hal ini dapat menyebabkan tinja encer dan kekurangan nutrisi jika tidak diatasi dengan hati-hati.
Hal ini biasanya dapat diatasi dengan suplemen nutrisi yang diresepkan dokter untuk mencegah kekurangan nutrisi.
3. Refluks empedu
Operasi yang memengaruhi katup pilorus dapat menyebabkan kegagalan fungsi. Jika katup pilorus tidak menutup dengan benar, dapat terjadi refluks empedu di mana empedu mengalir kembali ke perut dan menyebabkan gangguan seperti gastritis dan tukak lambung.
4. Batu empedu
Penurunan berat badan yang cepat setelah operasi bariatrik dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dalam hati dan kantong empedu. Hal ini dapat mengakibatkan pembentukan batu empedu kolesterol.
Meskipun tidak selalu menyebabkan masalah, batu empedu bisa menjadi bahaya jika berpindah dan tersangkut di saluran empedu. Sebaiknya selalu berkonsultasi pada dokter untuk mencegah batu empedu setelah operasi.
Mengingat beberapa efek samping yang mungkin terjadi, penting bagi Bunda yang menjalani operasi bariatrik untuk mematuhi pedoman perawatan dan mengikuti saran dari tim medis guna meminimalkan risiko dan mengoptimalkan hasil operasi.
Biaya atau Harga Operasi Bariatrik di Indonesia
Biaya operasi bariatrik di Indonesia dapat bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan teknik yang digunakan. Di Indonesia biaya operasi bariatrik dapat mencapai kisaran Rp60-200 juta.
Penting untuk diingat bahwa operasi bariatrik bukanlah solusi cepat untuk mencapai berat badan impian. Namun, tujuan utama dari operasi ini adalah perubahan pola hidup sehat yang berkelanjutan.
Setelah operasi, pasien akan terus didampingi selama setahun dan diarahkan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi protein dibandingkan karbohidrat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa lapar dan membuat tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Meskipun seseorang mampu membayar biaya operasi, dokter tidak akan melakukan operasi bariatrik jika pasien tidak memenuhi persyaratan, seperti memiliki indeks massa tubuh yang tidak sesuai syarat, tidak menderita diabetes, hipertensi, atau hiperkolesterol, dan sudah menjalani berbagai program diet tanpa hasil yang memuaskan.
Secara keseluruhan, operasi bariatrik dapat menjadi solusi efektif untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan bagi individu yang menderita obesitas.
Dengan pengetahuan tentang manfaat, efek samping, dan prosedur yang terlibat, kita dapat memahami bahwa operasi ini bukanlah metode instan atau ajaib, tetapi membutuhkan komitmen jangka panjang untuk perubahan gaya hidup yang sehat.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelum mempertimbangkan operasi bariatrik sebagai pilihan pengobatan.
Dengan pemahaman yang baik dan dukungan yang tepat, operasi bariatrik dapat membantu mencapai penurunan berat badan yang signifikan dan memperbaiki kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fia/fia)