Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Heboh Kasus Antraks di Gunungkidul, Kemenkes Tegaskan Virusnya Tak Menular Lewat Manusia

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 07 Jul 2023 19:05 WIB

Scientist is analyting blood sample for Anthrax.
Heboh Kasus Antraks di Gunungkidul, Kemenkes Tegaskan Virusnya Tak Menular Lewat Manusia / Foto: Getty Images/iStockphoto/vchal
Jakarta -

Masyarakat Gunungkidul, DI Yogyakarta tengah menghadapi kasus kematian akibat antraks. Sebanyak tiga warga dilaporkan meninggal karena penyakit tersebut.

Ketiga korban dilaporkan meninggal dunia setelah melakukan kontak dengan hewan ternak yang mati akibat antraks.

Meski mengkhawatirkan, namun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan bahwa antraks tidak dapat menular dari manusia ke manusia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan, penyakit antraks hanya dapat menular dari hewan ke manusia karena dikategorikan sebagai penyakit zoonosis.

"Ini (penyakit) zoonosis, jadi penularannya tidak dari manusia ke manusia. Tidak perlu dilakukan karantina," kata Imran dalam konferensi pers virtual pada Kamis (6/7).

Sumber penularan antraks

Antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini akan otomatis membentuk spora yang berfungsi sebagai pelindung apabila terpapar udara, Bunda.

Dengan pelindung tersebut, bakteri dapat bertahan hingga puluhan tahun lamanya dalam berbagai macam kondisi.

Bakteri antraks dapat menginfeksi manusia lewat kontak langsung dengan berbagai media seperti kulit atau lesi terbuka, terhirup, atau konsumsi daging ternak yang terinfeksi. Sementara pada kasus di luar negeri, bakteri juga dapat menyebar lewat injeksi obat-obatan terlarang.

Antraks terdiri dari empat tipe yaitu antraks kulit, antraks paru, antraks pencernaan, dan antraks injeksi. Kasus yang paling umum terjadi di Indonesia adalah jenis antraks kulit, Bunda.

"Tipe inilah yang paling banyak terjadi di Indonesia," kata Imran.

Pada kasus antraks kulit, gejala yang timbul berupa lepuhan atau blister. Bakteri antraks masuk melalui kontak langsung atau lesi terbuka pada kulit.

Imran mengatakan, tipe ini memiliki case fatality rate (CFR) sebesar 20-25 persen meski paling banyak terjadi di Indonesia. Lantas, mengapa kasus di Gunungkidul bisa memicu kematian?

Jenis antraks di Gunungkidul

Kasus yang terjadi di Gunungkidul diketahui bukan merupakan antraks kulit, melainkan antraks pencernaan, Bunda.

Penyakit ini disebabkan oleh konsumsi daging yang terkontaminasi oleh bakteri antraks, sehingga memicu lepuhan pada usus penyebab diare campur darah atau muntah darah. Antraks pencernaan memiliki angka CFR sebesar 25-75 persen.

"Selama ini kasus antraks kulit (yang umum). Yang ini (di Gunungkidul) antraks pencernaan," katanya.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video tentang 3 sumber penularan cacar monyet:

(anm/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda