MOM'S LIFE
Cara Mengatasi Burnout Akibat Pekerjaan Ketika Resign Bukan Pilihan
Amira Salsabila | HaiBunda
Rabu, 26 Jul 2023 18:23 WIBKondisi burnout melibatkan perasaan lelah, pesimis atau mati rasa terhadap atau terasing dari pekerjaan, dan menjadi lesu atau berkinerja buruk di tempat kerja. Ada berbagai cara mengatasi burnout ketika resign bukan pilihannya, Bunda.
Secara umum, burnout adalah keadaan kelelahan fisik dan emosional yang diciptakan oleh stres berkepanjangan. Ini disertai dengan rasa tidak berdaya atas kondisi seseorang.
Banyak definisi burnout menghubungkan langsung dengan pekerjaan dan dapat disebabkan oleh:
- Merasa terlalu banyak bekerja
- Merasa diremehkan
- Tekanan waktu
- Konflik dengan rekan kerja
Pada intinya, burnout muncul ketika seseorang berkomitmen pada berbagai hal, tetapi tidak memenuhi kebutuhannya sendiri. Ini sama seperti terlalu memaksakan diri dan mengambil terlalu banyak tanggung jawab.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko burnout atau kelelahan termasuk bekerja dalam waktu yang cukup panjang, memiliki beban kerja yang berat, berjuang dengan keseimbangan kehidupan kerja, hingga bekerja dalam profesi bantuan seperti perawat kesehatan.
Melansir dari laman Forbes, burnout memimpin setidaknya 50 persen tenaga kerja untuk berhenti dari pekerjaan mereka. Akan tetapi, masih banyak cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi kondisi ini tanpa perlu keluar dari pekerjaan saat ini.
Cara mengatasi burnout tanpa harus resign
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu mencegah burnout karena pekerjaan atau alasan lainnya tanpa harus keluar dari kantor:
1. Menetapkan batasan
Salah satu hal terbaik yang bisa Bunda lakukan untuk mengurangi burnout adalah memiliki batasan tegas antara pekerjaan dan rumah. Rutinitas membantu Bunda menetapkan batasan tersebut.
Bunda disarankan untuk tidak memeriksa email setelah waktu tertentu setiap malam dan mematikan notifikasi ponsel sehingga tidak terpikat kembali. Batasan juga berlaku untuk penyebab stres yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
2. Berteman dengan rekan kerja
Memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja juga dapat mencegah Bunda memasuki wilayah burnout. Hubungan sosial dan rasa budaya serta dukungan di tempat kerja adalah salah satu faktor perlindungan paling signifikan terhadap burnout.
3. Tanamkan jam tidur yang sehat
Jika bekerja dari rumah, mungkin Bunda bisa tidur lebih lama dari biasanya. Akan tetapi, mempertahankan pola yang jelas untuk tidur dan bangun akan membantu Bunda mempertahankan batasan antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangga.
Hindari mantap layar komputer sebelum tidur. Hindari membaca email sebelum tidur. Pastikan area tempat tidur hanyalah tempat di mana Bunda bisa tidur dengan nyenyak.
4. Luangkan waktu untuk hobi dan relaksasi
Intinya adalah membiarkan pikiran Bunda menjauh dari pekerjaan. Lakukan semua hal yang Bunda sukai seperti olahraga, membaca buku, mendengarkan musik, atau mungkin bergaul dengan teman-teman.
5. Meminta bantuan
Tidak peduli seperti apa burnout yang dialami, sangat penting untuk mendapatkan bantuan. Budaya tempat kerja berbeda-beda, tetapi pemberi kerja terikat secara hukum untuk menawarkan beberapa bentuk perlindungan bagi orang-orang yang mungkin mengalami kelelahan.
Memberi tahu orang lain bahwa Bunda sedang tidak baik-baik saja merupakan kuncinya. Jadi, buatlah upaya untuk berbagi dengan teman, katakan kepada mereka bahwa Bunda sedang merasa lelah dan kehabisan tenaga.
Cara ini dapat membantu Bunda menciptakan ruang bagi orang lain untuk menyuarakan perjuangan mereka sendiri, yang dapat membantu membangun lingkungan sekitar yang lebih mendukung.
Nah, itulah beberapa cara mengatasi burnout ketika resign bukan pilihan yang terbaik. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Saksikan juga video lima hal yang perlu dipertimbangkan wanita karier sebelum memutuskan untuk jadi ibu rumah tangga yang ada di bawah ini, ya, Bunda.
(asa)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Wanita Karier Sebelum Memutuskan jadi Ibu Rumah Tangga
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kerjaan Menumpuk di Akhir Tahun? Waspadai Burnout Ganggu Kesehatan Mental
7 Cara Mencegah Stres dan Burnout di Tempat Kerja
4 Cara Menangani Burnout yang Bisa Bikin Bunda Gampang Baper dan Marah
3 Ciri Bunda Alami Burnout dalam Pekerjaan dan Solusinya Selain Resign
TERPOPULER
7 Manfaat Jalan Kaki Nordik, Salah Satunya Bakar Kalori
9 Makanan Tinggi Zat Besi untuk Bayi MPASI yang Mudah Dimasak di Rumah
6 Ciri-ciri Diabetes, Rentan Dialami di Usia Muda
Cerita Persiapan Jennifer Bachdim Ikut Half Marathon
Mengenal Apa Itu Rojali & Apakah Indomaret Terkena Dampaknya?
REKOMENDASI PRODUK
20 Botol Minum Lucu untuk Anak, Keunggulan, dan Estimasi Harganya
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
10 Lotion Bayi & Anak untuk Merawat Kulit Kering dan Sensitif, Pilih yang Terbaik
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
Botol Susu: Tips Memilih, Cara Sterilisasi untuk Jaga Kesehatan Bayi & Rekomendasinya
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Highlighter yang Bikin Makeup Lebih Stand Out
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Sunscreen untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Bagus
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
Cerita Persiapan Jennifer Bachdim Ikut Half Marathon
9 Makanan Tinggi Zat Besi untuk Bayi MPASI yang Mudah Dimasak di Rumah
7 Manfaat Jalan Kaki Nordik, Salah Satunya Bakar Kalori
Foto Terbaru Pangeran George Tersenyum Manis Rayakan Ulang Tahun Ke-12
Ternyata Ini Alasan Libido Perempuan Meningkat saat Hamil
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Mantan Rekan Kerja Ungkap Momen DJ Panda Ngemis Kerjaan hingga Pengkhianatan
-
Beautynesia
7 Topik Deep Talk agar Hubungan Lebih Hangat dan Dalam dengan Pasangan
-
Female Daily
3 Hari Saja! Coba Balayage dengan Hair Expert Asia, Glen Hew, di Jakarta
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
5 Gaya Anne Hathaway kembali Jadi Andy Sachs di 'The Devil Wears Prada 2'
-
Mommies Daily
10 Makanan Tinggi Kalsium untuk Perempuan Usia 40 Tahun ke Atas, Cegah Osteoporosis!