Michelle Yeoh Menikah setelah Tunangan 19 Tahun, Sang Suami bukan Orang Biasa

Michelle Yeoh dan Jean Todt dikabarkan sudah resmi menikah pada Kamis (27/7/2023) yang lalu, Bunda. Keduanya resmi menjadi pasangan suami istri setelah bertunangan selama 19 tahun.

Pernikahan mereka digelar tertutup dan hanya dihadiri keluarga, sahabat dan kerabat terdekat di Jenewa, Swiss. Mengutip dari People, pernikahan itu diketahui melalui foto undangan yang diunggah oleh pembalap Felipe Massa di Instagram.

Unggahan tersebut menunjukkan sebuah undangan yang menampilkan foto Michelle Yeoh dan Jean Todt saat muda. Di sana, juga ada inisial mereka, yakni M.Y dan J.T.

Dalam undangan tersebut, pasangan ini juga menceritakan sedikit kisah cinta mereka yang telah berjalan hampir dua dekade. Di sana tertulis momen pertemuan pertama hingga pernikahan keduanya yang dihadiri orang-orang terdekat.

"Kami pertama kali bertemu di Shanghai pada 4 Juni 2024. Pada 26 Juli 2024, J.T melamar M.Y dan dia bersedia," tulis undangan itu.

"Hari ini setelah 6.992 hari pada 27 Juli 2023 di Jenewa, dikelilingi keluarga tercinta dan teman-teman, kami dengan bahagia merayakan momen spesial ini bersama!"

Felipe Massa pun memberikan selamat atas pernikahan mereka, Bunda. "Happy marriage Jean Todt and Michelle Yeoh. Love you so much," tulisnya dalam caption.

Hingga artikel ini Bubun tulis, Michelle Yeoh dan Jean Todt belum memberikan pernyataan langsung mengenai pernikahan mereka, Bunda. Meski begitu, masih ada yang penasaran dengan sosok Jean Todt, nih.

Mengenal Jean Todt

Jean Todt bukanlah sosok sembarangan yang dipilih Michelle Yeoh sebagai kekasih hatinya, Bunda. Pria berusia 77 tahun ini berasal dari Prancis dan bukan orang sembarangan.

Ia lahir pada 26 Februari 1946, di Pierrefort, Cantal, Prancis. Selepas sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Ekonomi dan Bisnis Ecole des Cadres di Paris sebelum terjun ke dunia balap motor.

1. Mantan CEO Ferrari

Jean Todt merupakan mantan pembalap yang lahir dan besar di Pierrefort, sebuah desa kecil di tengah rentang pegunungan tinggi di selatan Prancis, Bunda. Ia mulai mengenal dunia balap sejak mengidolakan pembalap legendaris F1 asal Inggris, Jim Clark hingga pereli asal AS, Dan Gurney.

Ia pernah meminjam mobil Mini Cooper milik orang tua untuk berkompetisi di kejuaraan rally. Di usia mudanya tersebut, Todt menyadari bakatnya ada di kursi co-driver sebagai pendamping supir.

Kariernya di balik pun kemudi dimulai pada 1966 untuk mendampingi Guy Chasseuil dalam kejuaraan rally lokal di Prancis. Namun, ia tak membutuhkan waktu lama untuk menempa kariernya bersama Chasseuil.

Di usia 23 tahun, kemampuan Todt menganalisa dan menghitung celah balapan membuatnya menjadi salah satu navigator paling mumpuni di kawasan Eropa. Hal tersebut mengantar Todt menjadi navigator untuk pembalap-pembalap rally papan atas seperti Jean-Pierre Nicolas, Rauno Aaltonen, Ove Andersson, Hannu Mikkola, hingga Guy Fréquelin.

Dalam waktu beriringan, bakat tersebut membawanya masuk jajaran manajemen tim. Ini menjadi kesempatan besar baginya untuk membangun relasi erat dengan Fédération Internationale de l'Automobile (FIA), yakni asosiasi utama kompetisi balap seluruh dunia.

Secara bersamaan, Todt mengumumkan pensiun dan ditunjuk sebagai Director of Racing untuk Peugeot di tengah krisis finansial perusahaan asal Prancis tersebut. Lalu dalam rentang kurang dari tiga tahun, ia menginisiasi produksi mobil Peugeot 405 Turbo 19 dan Peugeot 905, serta membawa perusahaan itu kembali berkompetisi di World Rally Championship.

Pada 1985 dan 1986, Peugeot berhasil menjuarai World Rally Championship melalui kendali Timo Salonen dan Juha Kankkunen. Peugeot juga menguasai puncak klasemen manufaktur di kejuaraan tersebut berkat Todt selama dua tahun beruntun.

Lalu 7 tahun berselang tepatnya pada 1993, kebersamaan Todt di Peugeot Talbot Sport selama 12 tahun berakhir. Ini membawanya ke grup elit F1 asal Italia, Scuderia Ferrari sebagai General Manager.

Di tahun keduanya yakni 1995, Todt mengambil langkah berani kala merekrut pembalap Jerman Michael Schumacher untuk bergabung dengan Scuderia. Perekrutan itu membawa hasil gemilang setelah tujuh gelar F1 secara beruntun dipersembahkan oleh Schumacher.

Kiprah manajerial yang gemilang itu membawa Todt menuju posisi CEO Ferrari pada 2004. Selain itu, ia juga masih menjabat sebagai General Manager of the Racing Division.

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!