Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Wanita Koma Karena Pakai Bra Kawat, Muncul Infeksi Pada Payudara

Annisa A   |   HaiBunda

Selasa, 01 Aug 2023 20:20 WIB

Ilustrasi payudara
Kisah Wanita Koma Karena Pakai Bra Kawat, Muncul Infeksi Pada Payudara / Foto: Getty Images/iStockphoto/PORNCHAI SODA

Bra dengan kawat dirancang untuk menopang payudara agar tidak terlihat kendur. Namun, bra jenis ini perlu dicuci dan dirawat dengan benar agar tidak menimbulkan masalah kesehatan.

Seorang wanita asal Lerwick, Shetland, Skotlandia mengalami nasib buruk usai mengenakan bra berkawat. Ketika bra tersebut tak sengaja menggores kulit payudaranya, Sylvia Halcrow tidak terlalu memikirkannya.

Akan tetapi, hal itu berujung pada masuknya serangga pemakan daging ke dalam tubuh hingga membuatnya koma dan berada di ambang kematian.

Kejadian itu bermula pada Mei 2022 lalu, ketika Harlow melihat ada benjolan di payudaranya. Benjolan itu dengan cepat berubah menjadi abses yang menyakitkan.

Melansir dari Dailymail, wanita yang berprofesi sebagai PNS itu pergi berobat ke dokter dan diberi antibiotik serta obat penghilang rasa nyeri.

Sayang, kondisinya tak membaik hingga beberapa hari kemudian, Bunda. Ia sampai dilarikan ke rumah sakit.

"Saya hanya tahu ada yang tidak beres, jadi saya membawa diri saya ke rumah sakit, saya sangat kesakitan," ucap Harlow.

"Ketika saya masuk, perawat menatap saya dan langsung menyerbu saya. Wajah saya benar-benar kelabu. Itu benar-benar menakutkan," ia bercerita.

Petugas medis dengan cepat melakukan serangkaian tes dan memberinya obat pereda nyeri, tetapi kondisinya tak kunjung membaik.

"Para dokter bingung selama beberapa hari, saya tidak tahu apa yang akan terjadi," ujarnya.

Diagnosa dokter akhirnya muncul. Sylvia Harlow didiagnosis menderita necrotising fasciitis, penyakit berbahaya yang dijuluki sebagai 'penyakit pemakan daging'.

Penyakit itu disebabkan ketika ada bakteri yang masuk melalui goresan atau luka. Racun yang disebabkan oleh bakteri tersebut mampu menghancurkan jaringan tubuh yang mereka infeksi, hingga menyebabkannya mati.

Jika kondisinya semakin parah, infeksi dapat berkembang menjadi serius dan menyebabkan hilangnya anggota tubuh, hingga kematian.

Harlow harus menerima kenyataan pahit bahwa sebagian payudaranya dipotong untuk mengangkat bagian tubuh yang terinfeksi. Baca di halaman setelah ini.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video tentang perubahan payudara pada ibu menyusui:


TRAUMA PAKAI BRA KAWAT

Woman in underwear store indoors horizontal shot.

Ilustrasi Bra Kawat / Foto: Dok. iStock

Ketika menjalani perawatan di rumah sakit, seorang petugas medis menyampaikan berita mengerikan kepada Sylvia Harlow bahwa organ internalnya mulai mati karena terlalu parah melawan infeksi.

Harlow kemudian dilarikan ke Aberdeen Royal Infirmary untuk melakukan operasi darurat demi mengangkat jaringan yang terinfeksi. Untuk mendukung pemulihan tubuhnya, ia sampai dibuat jatuh koma.

"Mereka membuat saya koma dan saya menjalani dua operasi untuk menghilangkan serangga pemakan daging saat saya tidak sadarkan diri," ia mengatakan.

"Saya benar-benar senang saya tidak sadarkan diri karena saya pikir saya benar-benar trauma," imbuhnya.

Banner Buah Penunda Kehamilan

Sylvia Harlow terbangun dari koma yang diinduksi secara medis delapan hari kemudian. Ia memiliki bekas luka operasi sebesar 15 inci dari tulang rusuk ke bawah lengannya. Sebagian besar payudaranya telah dipotong.

Usai terbangun dari koma, Harlow masih harus dirawat selama tiga minggu di rumah sakit. Menurutnya, insiden itu telah meninggalkannya lebih dari sekadar luka fisik.

"Sulit untuk menghilangkan begitu banyak payudara saya, itu tidak selalu terlihat bagus, terutama dengan gaun musim panas. Tapi yang utama adalah aku masih hidup dan di sini untuk menceritakan kisah itu," tuturnya.

Pengalaman traumatis itu sampai membuatnya membuang semua bra berkawat. Sylvia tak lagi mengenakan benda tersebut.

"Saya benar-benar membuang bra dengan underwire, meskipun kami tidak tahu pasti, saya yakin itulah yang menyebabkan semua ini. Itu tidak sepadan dengan risikonya," kata Harlow.

Harlow mengumpulkan 2 ribu pound sterling atau setara Rp38,7 juta dan mendonasikannya untuk amal necrotising fasciitis Lee Spark Foundation, sebagai ucapan terima kasih atas dukungan yang dia terima setelah meninggalkan rumah sakit.

"Saya memutuskan untuk melakukan sesuatu karena saya menemukan yayasan sangat membantu ketika saya pertama kali pulang dari rumah sakit," ucapnya kepada badan amal tahun lalu.

"Para profesional medis dapat membuat tubuh Anda lebih baik, tetapi hanya setelah Anda berada di rumah dan berada di ruang kepala Anda sendiri, Anda membutuhkan seseorang untuk membantu memahami apa yang terjadi. Ini adalah kondisi yang mengerikan untuk bertahan dan mereka membantu saya memahami apa yang telah terjadi," imbuhnya.

Kasus necrotising fasciitis seperti yang dialami Sylvia Harlow tercatat muncul di Inggris sebanyak 500 kasus. Sedangkan di AS, kasusnya bisa mencapai 1.000 setiap tahun.

Gejala umum yang dirasakan pasien biasanya muncul pembengkakan pada kulit di sekitar area yang terkena paparan bakteri. Selain itu, ada juga gejala umum seperti flu, demam, sakit kepala, dan kelelahan.

Diagnosa cepat diikuti dengan perawatan yang efektif memakai antibiotik hingga pembedahan dilakukan untuk mengangkat area yang terinfeksi.

Jika dibiarkan, necrotising fasciitis dapat menyebabkan sepsis dan kegagalan organ dengan rata-rata satu dari lima orang pasien meninggal dunia, bahkan setelah dilakukan pengobatan.

Saksikan juga video tentang olahraga untuk mengencangkan payudara:

[Gambas:Video Haibunda]


(anm)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda