
moms-life
Ciri-ciri Haid Penderita Kista & Bedanya dengan Siklus Menstruasi Normal
HaiBunda
Kamis, 17 Aug 2023 21:50 WIB

Kista bisa tumbuh di mana saja, termasuk pada bagian reproduksi Bunda. Sebagian wanita pernah mengalami kista ovarium.
Saat mengalaminya, Bunda mungkin akan melewati siklus menstruasi yang lebih berat. Meski hal tersebut tidak selalu ciri haid penderita kista.
Siklus haid penderita kista juga bisa saja tidak ada bedanya dengan menstruasi normal sehingga sulit mendeteksi ciri-ciri kista hanya dari kapan dan bagaimana Bunda datang bulan. Bagaimana dengan gumpalan darah kista, apakah berbeda dengan darah haid? Bisakah kista keluar saat haid?
Mari kita bahas mengenai ciri-ciri haid penderita kista, penyebab, hingga cara menghilangkan sekaligus pencegahan kista.
Apa itu kista?
Kista adalah kantong kecil jaringan berisi cairan, nanah, atau zat lain. Kista dapat disebabkan oleh cedera, infeksi, atau masalah lainnya.
Kista umumnya bersifat jinak tapi mungkin memerlukan perawatan jika timbul komplikasi. Kista dapat tumbuh hampir di mana saja di tubuh Bunda atau di bawah kulit.
Kista bisa terjadi pada pria maupun wanita yang tak memandang usia. Namun kista ovarium hanya terjadi pada wanita.
Kista ovarium sering terbentuk ketika folikel yang biasanya melepaskan sel telur tidak terbuka. Hal ini menyebabkan cairan menumpuk dan membentuk kista.
Jenis kista ovarium umum lainnya terjadi setelah folikel melepaskan sel telur dan menutup kembali serta mengumpulkan cairan secara tidak benar. Kista ovarium paling sering terjadi saat Bunda masih menstruasi dan biasanya pertama kali ditemukan ketika melakukan USG.
Kista ovarium sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker ketika terjadi setelah menopause.
Cara membedakan darah haid dan darah kista
Sulit membedakan darah haid dan darah kista karena hampir tidak bisa dipastikan hanya dari melihat darah menstruasi. Namun salah satu cara cek kista bisa melihat adanya perubahan tekstur atau gumpalan darah yang keluar saat menstruasi.
Gumpalan darah haid yang normal
“Gumpalan seperti jeli yang muncul selama haid sedikit berbeda dari jenis gumpalan darah lainnya. Mereka termasuk campuran berbagai jenis produk jaringan seperti darah yang membeku, sel-sel mati, dan lapisan atas endometrium rahim,” jelas Adeeti Gupta, M.D., pendiri Walk In GYN Care, dilansir dari Prevention.
Seringkali gumpalan darah hanyalah bagian dari menstruasi. Gumpalan darah kecil saat haid itu normal, terutama jika tak disertai gejala apa pun.
Warna gumpalan darah haid normal bervariasi dari merah terang ke gelap. Sementara rentang waktu keluar darah haid normal harusnya mengikuti siklus yang teratur.
“Siklus biasa berkisar antara 21 dan 45 hari dan berpotensi berubah setiap bulan,” ujar Carrie Coleman, M.D., instruktur klinis di Department of Obstetrics & Gynecology, Massachusetts General Hospital,
Gumpalan darah haid yang tidak normal
Gumpalan darah kista atau gumpalan darah tidak normal bisa mungkin berbeda dengan menstruasi biasanya, terutama jika berlangsung lebih dari 7 hari. Kalau keluar lebih dari satu minggu bisa menjadi sinyal adanya masalah kesehatan reproduksi.
Ciri-ciri kista bisa berupa keluarnya gumpalan darah baru yang belum pernah muncul sebelumnya. Gumpalan darah lebih besar dari ukuran seperempat.
Aliran darah sangat deras sehingga Bunda harus mengganti pembalut setiap jam. Bunda juga sering mengalami pendarahan atau flek baik sebelum maupun setelah menstruasi.
Gumpalan darah yang tidak normal bisa menjadi salah satu ciri haid penderita kista ovarium
Ciri-ciri wanita penderita kista ovarium
Ciri-ciri penderita kista pada umumnya
Seringkali, kista ovarium tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun ketika mengalaminya, ciri-ciri umum yang sering terjadi mungkin mengalami beberapa hal berikut:
- Nyeri atau tekanan di perut bagian bawah yang mungkin tumpul atau tajam.
- Sering kembung atau bengkak di perut bagian bawah.
- Menstruasi yang tidak teratur.
- Nyeri atau kram yang sangat menyakitkan saat haid.
- Mual atau muntah saat menstruasi.
- Nyeri selama aktivitas tertentu, seperti berhubungan seks.
Beberapa ciri kista ovarium bisa mirip sekali dengan gejala menstruasi normal, bahkan terkadang tidak diketahui kalau tak melalui pemeriksaan USG.
Ciri-ciri penderita kista yang jarang terjadi
Sebagian besar kista ovarium tidak berbahaya dan menyebabkan sedikit atau bahkan tidak ada cirinya. Namun dalam beberapa kasus, kista ini dapat menyebabkan gejala yang tiba-tiba dan sangat menyakitkan.
Ketika kista berukuran lebih besar, pecah, memutar, atau mengganggu suplai darah ovarium maka bisa menunjukkan ciri tersendiri. Ciri kista ovarium yang jarang terjadi, meliputi:
- Nyeri di punggung bagian bawah atau paha.
- Nyeri saat buang air besar
- Kesulitan mengosongkan kandung kemih Bunda sepenuhnya.
- Sering buang air kecil.
- Penambahan berat badan.
- Pendarahan vagina yang tidak normal.
Jika kista ovarium pecah, Bunda mungkin mengalami nyeri dan pendarahan. Jika pendarahan sangat berat bahkan dapat mengalami pusing, sesak napas, hingga irama jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
Penyebab kista ovarium
Mengutip dari Mayo Clinic, sebagian besar kista ovarium terbentuk akibat siklus menstruasi Bunda. Sementara jenis kista lainnya ada pula yang tidak disebabkan oleh siklus menstruasi.
Penyebab kista karena siklus menstruasi
Ovarium Bunda menumbuhkan kista kecil yang disebut folikel setiap bulan. Folikel menghasilkan hormon estrogen dan progesteron dan terbuka untuk melepaskan sel telur saat Bunda berovulasi.
Folikel bulanan yang terus tumbuh dikenal sebagai kista fungsional. Ada dua jenis kista fungsional, folikel dan korpus luteum.
1. Kista folikel
Sekitar setengah dari siklus menstruasi Bunda, sel telur keluar dari folikelnya. Telur kemudian bergerak ke tuba falopi.
Kista folikel terjadi ketika folikel tidak pecah. Folikel tidak melepaskan telurnya dan terus tumbuh.
2. Kista korpus luteum
Setelah folikel melepaskan telurnya, ia menyusut dan mulai memproduksi estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini diperlukan untuk pembuahan.
Folikel tersebut dikenal sebagai korpus luteum. Namun terkadang, lubang tempat telur itu berasal tersumbat sehingga airan menumpuk di dalam korpus luteum dan menyebabkan kista.
Kista fungsional biasanya tidak berbahaya dan jarang menimbulkan rasa sakit. Selain itu, kista bisa keluar saat menstruasi dalam 2 sampai 3 siklus haid.
Penyebab kista yang tidak disebabkan oleh siklus menstruasi
1. Kista dermoid
Ini bisa juga disebut teratoma, kista ini terbentuk dari sel reproduksi yang membuat telur di ovarium (sel germinal). Kista dapat berisi jaringan, seperti rambut, kulit, atau gigi.
2. Kistadenoma
Kista ini berkembang dari sel-sel di permukaan ovarium. Kista mungkin diisi dengan bahan berair atau lendir. Kistadenoma bisa tumbuh sangat besar.
3. Endometrioma
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang menyebabkan sel-sel yang mirip dengan lapisan bagian dalam rahim tapi tumbuh di luar rahim. Beberapa jaringan dapat menempel pada ovarium dan membentuk kista. Ini disebut endometrioma.
Kista dermoid dan kistadenoma dapat menjadi besar dan menggeser ovarium keluar dari posisinya. Hal ini meningkatkan kemungkinan memutar ovarium yang menyakitkan yang disebut torsi ovarium.
Torsi ovarium dapat mengurangi atau menghentikan aliran darah ke ovarium.
4. Masalah hormon
Kista juga bisa terjadi karena masalah hormon. Ini termasuk mengonsumsi obat kesuburan yang menyebabkan Bunda berovulasi, misalnya clomiphene atau letrozole (Femara).
5. Kehamilan
Terkadang, folikel yang terbentuk saat Bunda berovulasi tetap berada di ovarium selama kehamilan. Bahkan bisa tumbuh lebih besar.
6. Pernah mengalami kista ovarium sebelumnya
Jika Bunda pernah memiliki satu kista ovarium, kemungkinan besar akan berkembang lebih banyak.
Cara menghilangkan kista dan mencegahnya
Cara menghilangkan kista
Sebagian besar kista ovarium bersifat jinak dan secara alami akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Kista ini menyebabkan sedikit atau hampir tak ada gejala.
Pengobatan rumahan seperti terapi panas dapat membantu meringankan gejala yang Bunda alami. Meskipun demikian, jika pengobatan diperlukan maka tergantung jenis kista.
Beberapa kista, endometrioma, atau jenis yang lebih besar biasanya perlu diangkat melalui pembedahan. Pilihan operasi kista bisa berupa laparaskopi atau laparatomi.
Cara mencegah kista
1. Kontrasepsi oral
Jika Bunda mengalami kista ovarium berulang, dokter dapat meresepkan kontrasepsi oral untuk menghentikan ovulasi dan mencegah perkembangan kista baru.
Kontrasepsi oral juga dapat membantu mengurangi risiko kanker ovarium. Risiko kanker ovarium lebih tinggi pada wanita pascamenopause.
Selain itu, dalam studi pada tikus, peneliti menemukan bahwa menggabungkan suplemen antioksidan resveratrol dan obat diabetes metformin dapat membantu mendukung berat badan yang sehat dan kadar hormon, serta struktur sel folikel yang dioptimalkan di dalam ovarium. Ini dapat membantu mencegah pembentukan kista.
2. Rutin melakukan pemeriksaan panggul
Tidak ada cara untuk mencegah sebagian besar kista ovarium. Namun pemeriksaan panggul secara teratur membantu memastikan bahwa perubahan pada ovarium Bunda didiagnosis sedini mungkin.
3. Waspadai perubahan dalam siklus bulanan Bunda
Catat gejala menstruasi yang tidak biasa, terutama jika berlangsung lebih dari beberapa siklus. Bicaralah dengan dokter tentang perubahan yang menjadi perhatian Bunda.
4. Jalani gaya hidup sehat
“Pola makan dan gaya hidup yang sehat benar-benar dapat membantu menyeimbangkan hormon dan pendarahan berlebihan yang berhubungan dengan perubahan hormon,” kata Dr. Gupta.
Itulah ciri-ciri haid penderita kista yang perlu Bunda pahami. Jika melihat ada perubahan pada siklus menstruasi atau gumpalan darah selama haid coba segera periksakan ke dokter ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fia/fia)ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Manfaat Jalan Kaki untuk Tubuh Berdasarkan Durasi, 15 Menit Bisa Mengontrol Gula Darah

Mom's Life
7 Gejala PCOS pada Perempuan dan Penyebabnya

Mom's Life
Sering Terbangun Jam 3 atau 4 Pagi? Waspadai Hal Ini Bun

Mom's Life
12 Tanda Daya Tahan Tubuh Menurun, Waspadai Bisa Terkena Penyakit Berbahaya

Mom's Life
8 Penyebab Perut Sakit Setelah Berhubungan Seks dan Cara Mengatasinya


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Becky Tumewu Usai Operasi Mata Akibat Retina Lepas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda