Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kabar Terbaru Bayi Tertukar di Bogor, Bunda Siti Mulai Stres & Butuh Didampingi KPAI

ANNISAAFANI   |   HaiBunda

Minggu, 13 Aug 2023 18:16 WIB

Ilustrasi gelang bayi baru lahir
Ilustrasi gelang bayi baru lahir/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Nenov

Kisah bayi tertukar tak hanya ada di film, drama, dan sinetron saja, Bunda. Kisah bayi tertukar juga beberapa kali terjadi di dunia nyata.

Terbaru, bayi tertukar diduga terjadi di Bogor. Hal ini dialami oleh Bunda asal Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bernama Siti Mauliah.

Kasus yang ia alami ini sudah dilimpahkan ke pihak berwajib. Diungkap Rusdy Ridho sang kuasa hukum, kasus bayi tertukar tersebut dilaporkan pada unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).

Siti melahirkan anak keempatnya pada 18 Juli 2022 di sebuah rumah sakit di Bogor. Kemudian, ia merasa bahwa bayinya tertukar pada hari ketiga sebelum pulang ke rumah usai perawatan persalinan.

Lalu bagaimana kabar terbaru dari kasus ini?

Rusdy Ridho sebagai kuasa hukum Bunda Siti mengatakan, pihak kepolisian akan memanggil beberapa pihak. Mulai dari rumah sakit, saksi, dan beberapa yang lainnya untuk mendukung proses penyelidikan.

"Kalau dari kepolisian, saya mendengar info besok Senin akan sudah ada pemanggilan pihak pihak terkait, dari rumah sakit, saksi, dan orang-orang yang bisa dimintai keterangan oleh penyidik pokoknya," katanya kepada HaiBunda, Minggu (13/8/2023).

Selain itu Rusdy juga mengatakan bahwa pihaknya mencoba meminta bantuan kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Langkah ini diambil, sebagai upaya untuk mendapat pendampingan agar tak salah mengambil tindakan dan merugikan pihak ibu maupun bayi.

"Kami sih dari tim kuasa hukum sedang akan melakukan audiensi dengan KPAI, untuk minta pendapat. Dengan secara psikologi terhadap ibu dan anak. Karena memang ini kan tidak bisa dianggap kasus biasa," ucapnya.

Faktor lain yang membuat curiga

Sejauh ini, Siti disebut menaruh curiga karena merasa asing saat menyusui sang bayi di hari ketiga pasca melahirkan. Di hari yang sama pula, ia mendapati nama pada gelang yang dipakai oleh bayi tersebut tak sama dengannya.

"Yang paling utama sih pasti batin dia (Bunda Siti), ya," ucap Rusdy lagi.

Kemudian, Rusdy mengatakan bahwa selain ikatan batin dan gelang, ada faktor lain yang membuat Bunda Siti semakin curiga. Ternyata, saat itu bayi yang diberi pada Bunda Siti mengenakan pakaian yang berbeda.

Bayi berjenis kelamin laki-laki yang diberi perawat sebelum pulang saat itu memakai baju berwarna pink. Padahal, sebelumnya Bunda Siti memberi baju warna kuning pada Si Kecil.

"Kemudian baju yang dia berikan warna kuning dan ya terima warna pink itu. Ibu siti memberikan baju warna kuning, tapi (bayi) yang diterima baju warna pink," katanya.

Simak kelanjutanya di halaman berikut ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 


BUNDA B MENOLAK TES DNA

Bunda Siti dan kuasa hukum

Bunda Siti dan kuasa hukum / Foto: Dok. Pribadi

Bunda Siti telah melakukan tes DNA untuk memastikan bayi yang ia rawat memang tak sedarah dengannya, Bunda. Namun sebaliknya, wanita yang diduga merawat bayi kandung Bunda Siti yakni Bunda B menolak melakukan prosedur serupa.

Dijelaskan Rusdy, Bunda B merasa bahwa dugaan tersebut tersebut tak benar. Ia yakin bahwa bayi yang ia rawat tersebut benar-benar anak kandungnya, bukan yang dilahirkan Bunda Siti.

Banner Biaya Kuliah Kedokteran 10 Universitas Ternama Indonesia

"Nah kita kan sudah pernah melakukan mediasi dengan pihak terduga seperti itu, tapi karena pihak terduga itu mempunyai keyakinan bahwa itu anak dia."

Pihak terduga bersikukuh tak melakukan tes DNA karena tak merasakan ada kejanggalan apapun. Berbeda dengan Bunda Siti, Bunda B mengaku bahwa nama yang tertulis di gelang sang bayi benar-benar namanya.

"Karena yang satu bilang dia tidak tertukar, kita kan berasumsi ke dia. Karena gelang yang ada pada bayi Ibu Siti atas nama dia. Tetapi nama bayi di pihak yang terduga itu benar-benar namanya. Bilangnya tidak tertukar, kalau dia tuh gelangnya tetap nama dia."

"Ini sebenarnya (ada dugaan) double gelang," ucapnya.

Besarkan dengan kasih sayang

Walau Bunda Siti sudah memastikan bayi yang ia rawat selama setahun terakhir bukan anak kandung, namun ia tetap membesarkannya dengan kasih sayang. Rusdy menyebut Bunda Siti memberikan kasih sayang selayaknya anak sendiri meski batinnya merasa belum tenang.

"Ya selama ini sama saja seperti seorang ibu tetap memberikan kasih sayang kepada anaknya. Tidak berkurang sedikit pun."

"Kalau merawat, itu sama seperti seorang ibu (pada umumnya). Cuma hatinya itu selalu bertanya-tanya, 'Anak saya di mana?' Apalagi ketika mengetahui hasil tes DNA dua bulan yang lalu, ya semakin-makin," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rusdy mengaku ingin segera mendapatkan titik terang dari kasus yang ia dan sang klien hadapi sekarang. Apalagi, Bunda Siti mulai mengalami kondisi mental yang tak stabil.

"Saya pasti kurang paham bagaimana perasaan seorang ibu (menghadapi masalah ini). Istilahnya, bisa dikatakan sudah mulai masuk stres, seperti itu. Mental sudah mulai terganggu."

"Makanya saya butuh pendampingan daripada dari KPAI untuk mendampingi secara psikologis ibu Siti, gitu. Nah nanti ketika proses pertukaran antara bayi dan lainya, juga akan butuh waktu (adaptasi), tidak bisa langsung ditukar. Ini kan bukan barang."

Bunda Siti merawat bayi yang bukan anak kandungnya tersebut dengan kasih sayang, Bunda. Saat nanti sudah bersama dan dipertemukan dengan anak yang ia lahirkan, bayi yang ia rawat saat ini akan dikembalikan.

Disebut Rusdy, ini berkaitan dengan nasab sang anak. Namun walaupun begitu, Bunda Siti akan tetap menanggap sang bayi sebagai anak karena sudah ia susui dan rawat selama setahun terakhir.

'Ya pastinya akan dilepas karena ini kan berkaitan dengan nasab, ya. Karena yang ada, merawat anak bukan hak Ibu Siti, bukan milik dia gitu. Tapi walaupun sekarang dianggap seperti anak, ya mungkin ibaratnya nanti Ibu Siti tuh punya dua anak meskipun bukan secara biologis."

Baca kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda. 

Simak juga aturan donor ASI di Indonesia menurut IDAI dan Islam dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



SUDAH BERTEMU BAYI YANG DIDUGA ANAKNYA

Ilustrasi Kaki Bayi Pengkor

Ilustrasi bayi/ Foto: iStock

Selama setahun belakang, Bunda Siti tak tinggal diam. Ia terus berusaha mencari anak yang ia lahirkan dan sudah bertemu dengan bayi yang diduga darah dagingnya.

Rusdy menceritakan bahwa kisah ini pernah ia dengar dari timnya. Diakui Bunda Siti, ia langsung merasakan ikatan batin pada bayi tersebut sejak pertama kali bertemu.

"Pernah jadi Ibu Siti itu selama satu tahun ini bukan diam. Dia itu mencari alternatif sendiri, mencari informasi sendiri, dan pernah ketemu. Pernah ketemu dengan pihak yang terduga gitu dan saya mendengar ceritanya."

"Seperti ada ikatan batin gitu, langsung (saat bertemu). Ibu siti akui seperti nyetrum, jelas dia bilang seperti itu. Ya kayak langsung merasa, 'Ini anak saya'," ucap Rusdy.

Saat bertemu secara langsung, Bunda Siti tak mengatakan bahwa bayi tersebut anak kandungnya, Bunda. Ia hanya berbicara dalam hati karena belum memiliki bukti apapun.

"Bicara kayak gitu dalam hati. Dia enggak berani berucap karena enggak ada bukti, tapi dalam hati dia itu kayak benar. 'Ini anak saya', seperti itu. Tapi kan kita tidak berani berucap secara langsung di depan ibu bayi tersebut karena masih dugaan.

Tak dapat hak IMD

Kuasa hukum Bunda Siti juga menyinggung hak inisiasi menyusui dini (IMD) yang diduga tak didapatkan oleh kliennya.

Disebutnya, Bunda Siti baru bertemu dengan sang bayi di hari kedua. Selama 24 jam pertama, pihak rumah sakit merawat keduanya secara terpisah. Rusdy pun menyinggung bahwa pihak rumah sakit telah melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

"Hak ibu untuk menyusui eksklusif itu penting, ya. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 disebutkan ada hak ibu untuk memberikan asi eksklusif, IMD."

Menurut Rusdy, kliennya melahirkan secara caesar dan tidak mengalami kondisi serius yang membuatnya harus mendapat perawatan intensif dan wajib dipisah dari Si Kecil.

"Harusnya rawat gabung itu dari awal langsung, kecuali ada indikasi medis. Misalnya anak tidak normal, ibu kurang darah. Apa yang menyebabkan mereka harus dirawat terpisah?" ujarnya.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda