MOM'S LIFE
12 Tips Meminimalkan Paparan Terkena Polusi Udara
Annisa A | HaiBunda
Selasa, 15 Aug 2023 21:50 WIBPolusi tengah menjadi permasalahan serius di Indonesia. Kualitas udara di sejumlah daerah, termasuk DKI Jakarta sudah berada di level yang sangat buruk.
Paparan polusi udara dapat memberi efek buruk bagi semua kalangan usia. Dalam polusi, terdapat berbagai macam zat beracun mulai dari gas iritan, gas asfiksian, hingga partikel berukuran sangat kecil yang disebut dengan Particulate Matter (PM2.5).
"Sebagian besar partikel ini bisa mengiritasi seperti gas, bersifat karsinogen, menyebabkan peradangan, dan bisa memicu kanker juga. Kalau pada kulit, bisa kering dan gatal. Saluran napas juga bisa gatal, lalu hidung berair, kemudian bisa batuk," kata Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI & Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof DR Dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) di Media Briefing PB IDI, Selasa (8/8/23).
Apabila terhirup, zat-zat polutan dapat merusak tubuh dari dalam. Bahkan pada beberapa kasus, polusi juga bisa menyerang bagian terluar tubuh manusia yaitu kulit.
12 Tips mengurangi paparan polusi udara
Saat ini, paparan polusi seperti sudah tidak bisa dihindari lagi. Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan ya, Bunda? Namun, masih ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir paparan polusi udara, seperti di bawah ini:
1. Memantau kualitas udara secara berkala
Polusi udara tak selalu dapat dirasakan. Meski langit terlihat bersih dan cerah, bukan berarti daerah itu terbebas dari polusi.
Memantau kualitas udara sangat penting untuk dilakukan, terutama bagi mereka yang banyak memiliki mobilitas di luar ruangan.
Kualitas udara saat ini bisa dicek hanya dengan memakai ponsel. Ada banyak aplikasi untuk mendeteksi kualitas udara, seperti IQAir, Nafas, UdaraKita, Air Quality, BreezoMeter, dan berbagai aplikasi lainnya.
2. Mengurangi aktivitas di luar ruangan
Apabila kualitas udara di luar ruangan terpantau ada di angka yang buruk, hindari untuk beraktivitas di luar ruangan. Indeks kualitas udara berkisar dari 0 hingga 500. Kualitas udara juga dapat diukur berdasarkan kadar PM2.5 di dalamnya.
"Penting mengukur kualitas udara secara berkala. Kalau (PM2.5) di bawah standar WHO itu 15 sudah bagus, tidak ada masalah. Tapi kalau nilai PM-nya 30, 40, 50 itu tidak bagus buat kesehatan. Pasti muncul gejala iritasi," papar Prof Agus.
3. Hindari berolahraga di luar ruangan
Ketika kualitas udara sedang memburuk, hindari melakukan aktivitas fisik yang berat termasuk olahraga di luar ruangan, Bunda.
"Meminimalkan terkena paparan polusi udara seperti dengan hindari aktivitas fisik berat termasuk olahraga apabila berada di luar ruangan. Apabila beraktivitas di luar ruangan, hindari kawasan atau area polusi udara," kata Prof Agus.
4. Memakai masker atau respirator
Pastikan untuk selalu mengenakan masker meski pandemi COVID-19 telah dinyatakan usai. Masih ada ancaman polusi yang mengancam kesehatan kita, Bunda. Disarankan untuk mengenakan masker jenis N95 atau masker bedah sebagai pilihan terbaik untuk menyaring partikel.
"Masker adalah langkah pencegahan utama. Kalau menggunakan masker jenis N95, partikel yang terhirup sangat kecil sekali bahkan di bawah standar. Kalau tidak ada bisa pakai masker bedah karena masih mendekati standar. Tapi kalau masker kain katun dia banyak masuk partikel," ujarnya.
5. Bersihkan rumah secara rutin
Polusi tak hanya terjadi di luar ruangan. Di dalam rumah juga terdapat zat-zat polutan yang bisa mengancam kesehatan, lho. Dampaknya juga sama berbahaya dengan yang ada di luar ruangan. Oleh karena itu, jangan lupa untuk rutin membersihkan rumah agar debu dan kotoran tidak menumpuk.
"Dampak indoor polusi hampir sama dengan outdoor, jadi risiko penyakitnya sama sepanjang kadarnya berbahaya. Di indoor banyak juga polutan biologic, misalnya dari bulu hewan peliharaan dan jamur di ruangan. Sumber indoor paling banyak adalah asap rokok dari keluarga, lalu asap masakan, dan alat-alat elektronik," terangnya.
6. Tidak menyalakan sumber api
Salah satu sumber polusi di dalam ruangan adalah partikel rokok. Anak yang tinggal di rumah dengan orang yang merokok biasanya mengalami gejala pernapasan seperti batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas, lebih tinggi dari anak di rumah tanpa perokok.
Selain itu, hindari pula menyalakan sumber api seperti membakar sampah, menyalakan perapian, lilin, atau sumber api lainnya di dalam ruangan.
Beberapa orang juga menyarankan untuk memakai air purifier atau penjernih udara. Namun, apakah hasilnya efektif? Baca di halaman setelah ini.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(anm/fir)
GUNAKAN AIR PURIFIER