Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Polusi Udara Sebabkan 7 Juta Kasus Kematian Dini, Begini Cara Pantau Kualitas Udara

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 06 Sep 2024 20:30 WIB

Ilustrasi polusi udara
Polusi Udara Sebabkan 7 Juta Kasus Kematian Dini, Begini Cara Pantau Kualitas Udara / Foto: Getty Images/iStockphoto/Tomwang112
Jakarta -

Polusi udara masih menjadi permasalahan berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Banyak kota-kota besar yang mengalami penurunan kualitas udara karena polusi yang semakin pekat.

Beberapa waktu terakhir, polusi udara membuat langit biru di sejumlah kota termasuk Jakarta berubah menjadi kabut pekat.

Bukan hanya perkara estetika, permasalahan lingkungan ini juga berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Polusi udara bahkan telah menyebabkan jutaan kasus kematian dini, Bunda.

Hal tersebut dipaparkan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Ia mengungkapkan, ada lebih dari 7 juta kematian dini secara global yang dilaporkan setiap tahun akibat polusi udara.

Akibat tingkat polusi yang tinggi dan jumlah populasi besar, Indonesia bersama negara lain seperti India dan Bangladesh turut menyumbang 75 persen dari total beban polusi udara global.

"Ada tujuh juta kematian dini setiap tahun. Ini bukan hanya angka, ancaman serius," ungkap Menkes Budi dalam pembukaan di Indonesia International Sustainability Forum, dikutip dari detikcom, Jumat (6/9/2024).

Polusi udara dapat memicu berbagai macam masalah kesehatan. Salah satu kasus yang umum ditemukan adalah infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA. Selain itu, ditemukan juga peningkatan dari berbagai kasus lain seperti pneumonia, asma, hingga stunting gangguan perkembangan motorik pada anak.

Aplikasi pemantau kualitas udara

Dalam mengatasi permasalahan polusi udara, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyediakan sejumlah fitur di SATUSEHAT yang dapat digunakan oleh masyarakat.

Lewat aplikasi tersebut, Bunda dapat mengakses secara real time kondisi polusi udara di sekitar wilayah. Bunda bisa mengetahui kemungkinan aman berkegiatan di luar ruangan dengan perhitungan tinggi dan rendahnya particulate matter (PM) 2,5.

Selain itu, ada fitur 'health broadcast message' yang akan menginformasikan tentang bahaya dari paparan polusi, serta peringatan kapan harus memakai masker.

"Pesan itu akan berisikan tentang bahaya dari paparan polusi dan kapan seseorang harus memakai masker terutama jenis masker KN94 dan KN95 untuk menghindari paparan bahaya polutan," tutur Menkes.

Hal lain yang juga menjadi permasalahan di tengah meningkatnya polusi udara adalah minimnya ketersediaan sensor pemantau kualitas udara di Indonesia dibandingkan dengan China.

Saat ini, Indonesia baru memiliki lima persen dari total pemantau kualitas udara yang dibutuhkan di tengah krisis polusi udara.

"Angka ini masih sangat jauh dibandingkan misalnya Beijing, yang mampu menyediakan seribu sensor, sekaligus bisa menunjukkan detail dari mana sumber polusi berasal," ucap Co-Founder Bicara Udara Ratna Nadres.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(anm)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda