Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

10 Cara Menjaga Kesehatan Vagina dengan Benar, Hindari Sabun yang Wangi

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Kamis, 05 Oct 2023 21:55 WIB

ilustrasi vagina
10 Cara Menjaga Kesehatan Vagina dengan Benar, Hindari Sabun yang Wangi/Foto: Getty Images/iStockphoto/happy_lark

Banyak wanita menggunakan produk pembersih vagina demi membuat bagian intim sehat dan wangi. Namun seringnya salah kaprah, Bunda. Apakah ini cara membersihkan vagina yang benar?

Hati-hati ya, Bunda, karena justru produk tersebut bisa memberikan masalah pada vagina. Meskipun Bunda mungkin khawatir tentang menjaga kesehatan dan kebersihan vagina, faktanya tidak perlu melakukan banyak hal.

Dokter obgyn Oluwatosin Goje, MD, menjelaskan cara menjaga kesehatan vagina dengan benar, salah satunya sedikit perawatan lebih baik daripada berlebihan.

“Vagina hanya membutuhkan sedikit perawatan, jadi lebih sedikit lebih baik,” papar Dr. Goje, dilansir dari Cleveland Clinic.

Cara merawat dan menjaga kesehatan vagina dengan benar

Kebanyakan orang cenderung menggunakan istilah 'vagina' untuk mendeskripsikan atau membicarakan alat kelaminnya, termasuk vulvanya. Namun apa bedanya?

Vagina adalah jalan lahir, menghubungkan ke leher rahim Bunda. Sementara vulva adalah area luar alat kelamin Bunda. Ini adalah bagian yang dapat Bunda lihat, termasuk klitoris, uretra, dan labia.

"Vagina yang tampak berwarna merah muda tidak bisa dilihat dari luar. Vagina dicirikan oleh kemampuannya untuk berubah bentuk, paling terlihat saat melahirkan," papar Dr. Goje.

Nah, berikut ini cara menjaga kesehatan vagina dengan benar:

1. Makan dengan benar, kendalikan berat badan dan olahraga

“Ini tidak hanya baik untuk seluruh tubuh; itu juga baik untuk organ seksual Anda,” kata Dr. Goje.

Sebaliknya, kondisi kronis bisa membahayakan organ genital Bunda. Misalnya saja, diabetes yang tidak terkontrol meningkatkan kemungkinan tertular infeksi jamur dan infeksi saluran kemih (ISK).

2. Lakukan pemeriksaan rutin

Ikuti terus pemeriksaan kesehatan terkini dan temui dokter kandungan untuk perawatan rutin.

“Ingatlah bahwa interval pemeriksaan pap smear berubah berdasarkan usia dan temuan pap smear. Bagi individu yang lebih muda, vaksinasi HPV sangat penting untuk mengurangi risiko kanker serviks,” ujar Dr. Goje. 

3. Cukup gunakan air

Vagina adalah organ yang membersihkan diri sendiri. Penggunaan bahan kimia keras, tisu basah, atau douching dapat mengganggu proses normalnya. 

Jika harus, sabun yang lembut tidak masalah untuk vulva Bunda. Sebagian besar produk yang dipasarkan untuk membantu Bunda merasa atau mencium bau lebih bersih tidak didukung oleh bukti ilmiah apa pun dan dapat menyebabkan masalah lain.

“Jika memiliki kulit yang sangat sensitif, perhatikan juga sabun dan sampo yang digunakan saat mandi. Bahkan deterjen, pengering, dan beberapa pelumas dapat menyebabkan iritasi,” saran saran Dr. Goje.

4. Pertimbangkan pelumas berbahan alami

Minyak kelapa atau minyak zaitun mungkin merupakan pelumas serta pelembap vagina yang disukai jika memiliki kulit sensitif atau memiliki banyak alergi. Bunda juga bisa menggunakan pelumas berbahan silikon atau air sebagai alternatif.

“Ini adalah pilihan bagi mereka yang tidak menggunakan kondom,” kata Dr. Goje.

Jika Bunda menggunakan kondom lateks, pilihlah pelumas berbahan dasar air atau silikon.

5. Hindari produk pembersih vagina berbahan kimia

Sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology menemukan bahwa penggunaan produk kebersihan intravaginal dapat meningkatkan risiko infeksi, penyakit radang panggul, dan PMS. Jangan lakukan itu.

“Vagina sudah memiliki bakteri sehat yang menjaga keharmonisannya. Memperkenalkan bahan kimia baru dapat mengganggu keharmonisan itu,” jelas Gokhan Anil, M.D., dokter obgyn di Mayo Clinic Health System, dilansir dari Women’s Health Magazine.

6. Pertimbangkan estrogen vagina

Saat Bunda memasuki masa menopause, mungkin ada baiknya menggunakan estrogen vagina, yang tersedia dalam bentuk krim, tablet, atau kapsul.

“Estrogen vagina dapat membantu mencegah atau membalikkan perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia, seperti nyeri saat berhubungan seks (akibat penipisan dinding vagina dan berkurangnya elastisitas) dan peningkatan risiko ISK (infeksi saluran kemih) (akibat perubahan pH saat vagina menjadi kurang asam),” kata Dr Goje.

7. Kenakan celana dalam berbahan katun

Dalam hal pemilihan pakaian dalam, sebaiknya gunakan bahan katun. Itu sebabnya sebagian besar celana dalam dilengkapi dengan potongan kapas di bagian selangkangannya.

“Yang terpenting adalah breathability—katun memungkinkan udara masuk dan menyerap kelembapan,” papar dr. Anil.

8. Hati-hati saat bersepeda

Hal tak terduga yang mungkin membahayakan kesehatan vagina adalah bersepeda. Jika sering bersepeda, Bunda mungkin berisiko mengalami mati rasa, nyeri, dan kesemutan pada alat kelamin (bukan dalam arti yang baik) saat bersepeda.

Faktanya, penelitian terhadap pengendara sepeda wanita di Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa mayoritas mengalami gejala tersebut. Jika Bunda suka bersepeda, coba kenakan celana pendek empuk dan ikuti modifikasi bentuk agar vagina bebas rasa sakit selama berolahraga.

9. Tidak menggunakan antibiotik secara berlebihan

“Penggunaan antibiotik yang tidak perlu dapat menurunkan kesehatan vagina secara signifikan,” kata Anil.

Itu karena antibiotik tidak membeda-bedakan, mereka membunuh bakteri baik dan buruk yang kemudian dapat mengubah flora (yaitu koloni bakteri sehat) di vagina. Hal ini bisa menyebabkan tumbuhnya jamur dan infeksi lainnya.

Tentu saja, jika Bunda harus mengonsumsi antibiotik untuk melawan infeksi maka tidak boleh melewatkan resepnya. Pastikan saja resep tersebut benar-benar diperlukan sebelum memulai pengobatan tersebut.

10. Tidak menggunakan sabun beraroma

“Sabun mandi beraroma mungkin bagus, tapi tidak cocok untuk alat kelamin Anda,” kata Mary Jane Minkin, M.D., seorang profesor klinis ilmu kebidanan, ginekologi, dan reproduksi di Universitas Yale.

Tidak seperti kulit, vagina Bunda tak memiliki lapisan pelindung ekstra yang berarti sabun dan bahan kimia lainnya dapat sangat mengeringkan kulit sensitif tersebut. Bunda sebenarnya hanya perlu membilasnya dengan air hangat untuk menjaga kebersihan di bawah sana. 

“Jika merasa tidak nyaman untuk tak menggunakan sabun, tetap gunakan sabun biasa, lembut, dan tanpa pewangi,” tambah Minkin.

Secara keseluruhan, vagina Bunda tidak memerlukan banyak perawatan. “Vagina ibarat oven yang membersihkan dirinya sendiri jika berfungsi dengan baik,” tandas Dr. Goje.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda