
moms-life
11 Ciri Seseorang Stres Berat, Termasuk Jerawatan Bun!
HaiBunda
Sabtu, 23 Dec 2023 07:40 WIB

Daftar Isi
Reaksi setiap orang terhadap stres yang berat berbeda-beda, sehingga efek samping yang dialami banyak orang mungkin tidak pernah terjadi pada Bunda. Ada beberapa ciri-ciri seseorang stres berat yang mungkin bisa dikenali.
Stres merupakan reaksi normal manusia yang terjadi pada setiap orang. Faktanya, tubuh manusia dirancang untuk mengalami stres dan bereaksi terhadapnya. Ketika Bunda mengalami perubahan atau tantangan, tubuh akan menghasilkan respons fisik dan mental.
Sistem saraf otonom tubuh mengontrol detak jantung, pernapasan, perubahan penglihatan, dan banyak lagi. Respons stres yang ada di dalamnya, yaitu respons melawan-lari, membantu menghadapi situasi stres.
Ketika seseorang mengalami stres jangka panjang atau kronis, aktivitas respons stres yang terus-menerus menyebabkan kerusakan pada tubuh, ini mencakup gejala fisik, emosional, dan perilaku seseorang.
11 Ciri-ciri Seseorang Stres Berat
Di bawah adalah beberapa daftar ciri-ciri atau gejala umum yang mungkin dialami sebagian orang akibat stres berat:
1. Muncul Jerawat
Melansir dari laman healthline, beberapa penelitian menemukan bahwa tingkat stres yang lebih tinggi berhubungan dengan peningkatan serangan jerawat.
Salah satu alasannya mungkin karena ketika beberapa orang merasa stres, mereka cenderung lebih sering menyentuh wajahnya. Hal ini dapat menyebarkan bakteri dan berkontribusi pada perkembangan jerawat.
2. Sakit Kepala
Banyak penelitian yang menemukan bahwa stres dapat menyebabkan sakit kepala, suatu kondisi yang ditandai dengan nyeri di daerah kepala, wajah, atau leher. Sebuah studi pada 2015 menunjukkan bahwa peningkatan intensitas stres dikaitkan dengan peningkatan jumlah hari sakit kepala yang dialami per bulan.
3. Sakit Kronis
Sakit dan nyeri adalah keluhan umum yang diakibatkan oleh meningkatnya tingkat stres. Beberapa penelitian menemukan bahwa nyeri kronis mungkin berhubungan dengan tingkat stres yang lebih tinggi serta peningkatan kadar kortisol, yang merupakan hormon stres utama tubuh.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang dengan nyeri kronis memiliki tingkat kortisol yang lebih tinggi pada rambut mereka, yang oleh penelitian tersebut digambarkan sebagai indikator baru dari stres berkepanjangan.
4. Sering Sakit
Jika merasa terus-menerus berjuang melawan pilek atau penyakit lain, mungkin itu merupakan penyebab stres. Stres dapat berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh. Studi menunjukkan bahwa tingkat stres yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
5. Perubahan Nafsu Makan
Melansir dari laman health, ketika seseorang sangat stres, tidak jarang mereka melakukan salah satu dari hal ekstrem, yakni makan sangat sedikit atau ngemil lebih banyak dari biasanya.
Jika sulit makan saat stres, itu mungkin karena sistem pencernaan telah melambat. Ini adalah sebuah contoh dari apa yang bisa terjadi ketika stres merampas energi sistem tubuh.
6. Sifat Lekas Marah
Sebagian besar dari kita mungkin memperhatikan bahwa kita tampak sedikit gelisah ketika sedang stres. Secara perilaku, salah satu hal pertama yang diperhatikan orang adalah sifat yang mudah tersinggung.
Jika menyadari suasana hati cepat menurun, ada baiknya Bunda mengevaluasi pemicu stres yang umum dalam hidup Bunda dan bertanya pada diri sendiri apakah stres tersebut sedang terkendali atau tidak.
7. Mual
Stres dapat membuat seseorang merasa mual. Menurut Anxiety and Depression Association of America, mual adalah salah satu gejala umum stres yang melibatkan usus. Ini termasuk kram perut dan gangguan pencernaan.
8. Sembelit
Sama seperti stres yang dapat menghilangkan nafsu makan, stres juga dapat menimbulkan efek yang sama pada usus. Menurut American Institute of Stress, salah satu alasan stres dapat menyebabkan sembelit adalah karena aliran darah.
Hormon yang dilepaskan selama masa stres menyebabkan tubuh mengarahkan aliran darah ke organ vital dan bukan ke usus. Sehingga menyebabkan pergerakan usus yang melambat.
9. Insomnia
Stres juga dapat mengganggu tidur dan menyebabkan insomnia, yang dapat menyebabkan rendahnya energi.
Tinjauan pada 2018 yang diterbitkan dalam Journal of Sleep Research menemukan bahwa kekhawatiran dan perenungan terkait stres dapat menyebabkan gangguan tidur dan pada akhirnya berisiko terkena insomnia.
10. Detak Jantung Cepat
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan detak jantung menjadi cepat. Peristiwa atau tugas yang membuat stres juga dapat meningkatkan detak jantung.
Menurut American Hearth Association, mengalami peristiwa stres dapat menyebabkan tubuh melepaskan adrenalin, yaitu hormon yang untuk sementara menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah meningkat.
Inilah salah satu alasan mengapa hidup dengan stres yang meningkat dapat menyebabkan detak jantung yang cepat.
11. Berkeringat
Paparan stres juga dapat menyebabkan keringat yang berlebih. Tinjauan pada 2013 tentang Psychological sweating mencatat keringat seperti itu terjadi sebagai respons terhadap stres dan kecemasan, menyatakan jenis keringat ini biasanya muncul di wajah, telapak tangan, telapak kaki, dan ketiak.
Nah, itulah beberapa ciri-ciri seseorang tengah mengalami stres yang berat. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/fia)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Peran Psikolog Klinis Atasi Kesehatan Mental di Masa Pandemi & Era Pesatnya Teknologi

Mom's Life
Tak Hanya Fisik Bun, Kesehatan Mental Juga Penting Dijaga Saat Pandemi

Mom's Life
4 Alasan Orang Tua Perlu Periksa Kesehatan Mentalnya, Bunda Perlu Tahu

Mom's Life
Bunda Perlu Tahu, Ini Trik Sederhana Usir Stres Saat di Rumah

Mom's Life
Anniversary Mommies Daily ke-10 Ajak Bunda Lebih Peduli Kesehatan Mental


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Zhao Lusi Bintang Hidden Love Sebelum Jatuh Sakit hingga Pakai Kursi Roda dan Akui Alami Depresi
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda