Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

10 Ciri-ciri Kantor yang Merusak Kesehatan Mental & Cara Menghadapinya

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Senin, 01 Jan 2024 10:20 WIB

Ilustrasi kantor toxic
10 Ciri-ciri Kantor yang Merusak Kesehatan Mental & Cara Menghadapinya/Foto: Getty Images/praetorianphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Lingkungan kantor yang toxic membawa dampak buruk bagi kesehatan secara mental. Untuk menghindari hal ini, ada beberapa ciri-ciri kantor dengan budaya atau lingkungan yang bisa merusak kesehatan mental seseorang.

Baik itu soal atasan yang buruk atau rekan kerja yang tidak baik, budaya kerja yang toxic adalah alasan paling besar mengapa seseorang memilih untuk berhenti dari pekerjaannya. Akan tetapi, terkadang sulit untuk mengidentifikasi tanda-tanda tersebut.

Laporan dari McKinsey Health Institute menemukan bahwa satu dari empat karyawan di seluruh dunia mengalami tingkat perilaku toxic yang tinggi di tempat kerja. Meski tidak ada lingkungan kerja yang sempurna, tempat kerja yang toxic didefinisikan sebagai lingkungan kerja yang tidak sopan, diskriminatif, tidak percaya, dan seringkali rekan kerja saling bermusuhan.

Banner Rekomendasi Liburan Keluarga

Bunda yang bekerja di kantor seperti itu mungkin akan merasakan adanya ketegangan di kantor, enggan angkat bicara karena takut mendapat balasan, atau bahkan dikecualikan dari diskusi tanpa alasan.

Sayangnya, budaya kerja yang tidak sehat ini berdampak negatif terhadap produktivitas dan kesejahteraan mental karyawan. Bahkan seorang ahli bedah umum America Serikat mengeluarkan panduan yang menyatakan bahwa budaya kerja yang toxic berbahaya bagi kesehatan mental dan fisik para pekerjanya.

10 Ciri-ciri Kantor yang Merusak Kesehatan Mental

Pekerja tidak hanya menginginkan gaji tinggi, fleksibilitas, dan keseimbangan kehidupan kerja. Mereka juga ingin merasa aman secara psikologis di tempat kerjanya. Untuk itu, jika merasakan beberapa tanda berikut ini, mungkin ini saatnya untuk mencari pekerjaan baru.

1. Menguras Tenaga

Melansir dari laman Forbes, pekerjaan harus memberi energi, bukan menyedot kehidupan Bunda. Jika kelelahan secara fisik dan mental di penghujung hari kerja, ini bisa menjadi tanda bahaya kantor yang toxic.

Seiring berjalannya waktu, Bunda mungkin mengalami kelelahan. Jika tidak ditangani dengan tepat, ini bisa menyebabkan masalah yang lebih serius terhadap kesehatan fisik, seperti serangan jantung atau stroke.

2. Menurunkan Motivasi

Tanda lain bahwa Bunda sedang berada di kantor yang merusak mental karyawannya adalah terus-menerus merasa kehilangan motivasi.

Jika telah bekerja selama bertahun-tabun, tetapi kepercayaan diri mungkin berkurang hingga mulai mempertanyakan kemampuan, mungkin ini saatnya untuk mencari lingkungan kerja baru yang lebih sehat.

3. Memiliki Tingkat Turnover yang Tinggi

Jika organisasi mengalami kesulitan dalam mempertahankan karyawan, itu bisa menjadi tanda peringatan. Hal ini tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang toxic, namun juga berdampak negatif terhadap laba.

4. Mendorong Batasan yang Tidak Sehat

Budaya di tempat kerja yang toxic sering kali menjadi hal normal karena kurangnya batasan yang sehat. Misalnya, manajer Bunda mungkin meminta untuk menjawab email di malam hari dan di akhir pekan.

Jika atasan meminta untuk memaksakan diri hingga mencapai titik kelelahan, itu bisa menjadi tanda-tanda bahaya yang serius.

5. Tidak Memiliki Transparasi

Ciri budaya kantor yang toxic lainnya adalah komunikasi yang terbuka. Ketika transparansi tidak ada, karyawan kehilangan kepercayaan terhadap pimpinan mereka dan pada akhirnya rekan kerja mereka juga.

Pada saat itu, motivasi, keterlibatan, dan loyalitas seluruh tim menurun. Jika manajer dengan sengaja menyembunyikan informasi berharga, tanyakan kepada mereka tentang hal itu. Jika tidak bisa mendapatkan respons yang masuk akal, mungkin inilah saatnya untuk mencari kantor baru.

6. Semangat Kerja Rendah

Ketika dikelilingi oleh rekan kerja yang terus-menerus mengeluh tentang pekerjaan, hal itu dapat membebani Bunda. Itu karena emosi bisa menular, terutama hal-hal yang negatif. Jadi, jika terus-menerus mengalami hal itu, Bunda mungkin berada di tempat yang toxic.

7. Mendorong Kronisme

Kronisme mengacu pada praktis pemberian pekerjaan kepada teman, keluarga, dan kenalan yang tidak memiliki kualifikasi untuk posisi tersebut.

Sikap pilih kasih seperti itu berkontribusi pada budaya yang tidak mendukung perspektif yang berbeda-beda, dan hal ini bisa menjadi toxic. Jika mulai merasa ada tren ini di kantor, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan pekerjaan yang baru.

8. Tidak Mendukung Pertumbuhan Profesional

Jika atasan terus menjanjikan peluang pertumbuhan, namun tidak membuahkan hasil, itu adalah tanda peringatan bahwa kantor tersebut berdampak buruk bagi mental seseorang.

Budaya kerja yang sehat mendorong karyawan untuk mengasah keterampilan dan mempelajari hal-hal baru. Jika perusahaan tidak berinvestasi dalam pengembangan tersebut, mungkin Bunda perlu mempertimbangkan untuk peluang kerja yang lain.

9. Ada Pelecehan atau Intimidasi

Budaya kerja yang positif harus memastikan lingkungan yang aman dan inklusif bagi karyawan. Akan tetapi, ketika pelecehan dan intimidasi ditoleransi, hal ini akan berkontribusi terhadap lingkungan kerja yang toxic.

Beberapa contohnya mencakup lelucon yang menyinggung, hinaan, intimidasi, atau bahkan ancaman fisik. Jika mengenali salah satu perilaku ini, segera laporkan.

10. Perilaku Tidak Sopan

Perasaan tidak dihargai di tempat kerja adalah hal paling utama yang membuat budaya kerja menjadi toxic. Ketika terus-menerus merasa kurang perhatian dan bermartabat terhadap orang lain di kantor, bisa dipastikan Bunda sedang berhadapan dengan tempat kerja yang toxic.

Jika pikiran untuk bekerja membuat terasa mual, mungkin Bunda sedang dihadapi dengan lingkungan kerja yang kurang baik. Dalam jangka pendek, ini mungkin bisa memicu stres, kelelahan, dan kecemasan.

Cara Mengatasi Lingkungan Kerja yang Merusak Mental Karyawannya

Saat berada di lingkungan kerja yang toxic, penting untuk melakukan apa yang bisa agar tetap positif dan produktif, berikut beberapa di antaranya:

1. Temukan Kelompok Pendukung

Baik berada di lingkungan kerja yang toxic atau tidak, penting sekali untuk bergabung dengan orang-orang yang mendukung, apa pun situasinya.

Temukan kelompok pendukung di luar pekerjaan yang dapat dihubungi ketika stres di tempat kerja memuncak. Meski merasa tidak nyaman untuk melampiaskan kepada rekan kerja, memiliki teman di luar kantor dapat memberi Bunda jalan keluar untuk mengekspresikan emosi dan frustrasi.

2. Cari Cara Melepas Lelah

Setelah hari kerja yang panjang dan penuh dengan tekanan, Bunda disarankan menemukan cara untuk bersantai. Daripada memikirkan kembali kejadian tak mengenakan hari itu, lebih baik alihkan perhatian dengan melakukan kegiatan lain yang bisa membahagiakan.

Berfokus pada tugas-tugas setelah jam kerja mencegah pikiran melayang kembali ke hari kerja yang tidak menyenangkan.

3. Tetap Positif

Jika menghabiskan waktu bersama orang-orang dengan pola pikir pesimis, hal itu berdampak negatif terhadap suasana hati. Untuk itu, penting untuk tetap bersikap positif agar Bunda terhindar dari hal-hal negatif yang tidak ada habisnya.

Ingatkan diri tentang apa yang disukai dari pekerjaan dan carilah hal-hal positif sebanyak yang Bunda bisa.

4. Renungkan

Luangkan beberapa menit untuk bermeditasi selama istirahat kerja. Gunakan latihan pikiran-tubuh ini untuk meningkatkan relaksaksi dan ketenangan.

Pastikan untuk bernapas dalam-dalam dengan pola ritmis dan fokus pada setiap napas yang diambil. Menghilangkan ketegangan dan stres yang menumpuk akan memudahkan Bunda menjalani sisa hari kerja.

5. Hindari Gosip di Kantor

Meskipun ingin berinteraksi dengan rekan kerja, Bunda juga perlu menghindari gosip di kantor. Jika terus-menerus melakukan aktivitas ini, hal tersebut dapat meningkatkan toksisitas di tempat kerja.

Tetapkan batasan dengan orang-orang sekitar sehingga mereka tahu bahwa mereka tidak dapat mengharapkan apa pun selain respons netral ketika mencoba memulai percakapan negatif.

Nah, itulah beberapa ciri-ciri kantor yang merusak kesehatan mental karyawan hingga cara mengatasinya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/fia)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda