Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Alasan Seseorang Mudah Marah & Cara Mengatasinya, Simak Penjelasan Ahli Bun

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Kamis, 04 Jan 2024 12:15 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil Marah
Alasan Seseorang Mudah Marah & Cara Mengatasinya, Simak Penjelasan Ahli Bun/Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda mungkin pernah merasa memiliki emosi yang tak stabil. Biasanya perasaan yang muncul adalah marah, yang terjadi karena berbagai hal. Misalnya karena sifat pasangan, keadaan rumah yang berantakan, atau merasa sangat lelah menghadapi sesuatu.

Masalah yang muncul kadang terhitung sepele. Meski begitu, faktor tersebut bisa membuat Bunda marah besar dan sadar bahwa hal tersebut sebetulnya tak diperlukan.

Meski marah termasuk salah satu jenis emosi normal yang dialami manusia, tapi jika itu menjadi kebiasaan dan membuat Bunda gampang berapi-api, maka perlu diwaspadai.

Jika emosi itu dibiarkan dan tidak dikelola dengan baik, bisa-bisa kemarahan itu menjadi tak terkendali serta dapat menyebabkan masalah lain yang lebih besar.

Penyebab mudah marah

Mengutip Cleveland Clinic, ahli psikologi klinis Adam Borland menyebutkan hal apa saja yang jadi penyebab umum orang mudah marah.

1. Stres

Menurut Borland, orang yang menjalani kehidupan sibuk bagaikan sebuah browser internet yang membuka terlalu banyak tab dalam satu waktu. Dengan begitu, kapasitas ruang penyimpanan komputer bisa habis.

Begitu juga dengan orang yang sibuk. Seluruh tanggung jawab yang diembannya mampu menghabiskan sejumlah ruang dalam pikiran. Dengan banyaknya hal yang harus dilakukan membuat seseorang lebih sulit menjaga suasana hatinya sehingga mudah tersulut emosi.

Nah, gampang marah ini bisa muncul karena stres yang berasal dari hubungan, pekerjaan, kelelahan, kesepian, hingga khawatir akan finansial.

2. Kurang tidur

Borland menyebut bahwa kurang tidur dapat menyebabkan sifat mudah marah. Kurang tidur seperti sengaja begadang atau karena gangguan insomnia bisa jadi pemicu.

Kalau ada yang mengatakan tidur delapan jam sudah cukup, ahli psikolog itu berpendapat bahwa tidur yang konsisten dan berkualitas adalah yang terbaik.

Ia mengungkap kalau seseorang terbangun dari tidur delapan jamnya tapi masih merasa lelah, maka mungkin butuh waktu lebih untuk tidur dengan nyenyak.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 


Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

(AFN)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda