
moms-life
5 Tanda Bunda Alami Empty Nest Syndrome, Perasaan Hampa saat Anak Meninggalkan Rumah
HaiBunda
Sabtu, 02 Mar 2024 07:40 WIB

Daftar Isi
Tanda Bunda alami empty nest syndrome atau perasaan hampa saat anak meninggalkan rumah harus diwaspadai. Kepedihan mendalam dengan kepergian anak memerlukan perawatan khusus. Bunda dapat menghubungi psikolog, psikiater, atau yang ahli di bidangnya untuk mengatasi masalah ini.
Merawat Si Kecil memang menguras tenaga. Suatu hari dapat terasa sangat panjang, sedangkan suatu hari lainnya terasa begitu cepat. Rasanya baru kemarin Si Kecil merengek ingin ikut Bunda kemana-mana, kini ia tumbuh dewasa dan siap pindah dari rumah untuk memulai kehidupan barunya. Bunda pun merasa ditinggalkan, sendirian dan kesepian. Inilah yang dinamakan empty nest syndrome.
Empty nest syndrome mengacu pada kesedihan yang dirasakan orang tua ketika anaknya pindah dari rumah. Kebiasaan bersama Si Kecil sejak ia lahir membuat orang tua terasa terikat dan tak rela melepaskannya pergi. Meski berat, empty nest syndrome dapat teratasi.
Apa itu empty nest syndrome?
Empty nest syndrome menggambarkan kondisi di mana orang tua merasa terpukul ketika anak mereka pindah dari rumah. Orangtua yang mengalami empty nest syndrome mengalami perasaan kehilangan, sedih, cemas, mudah tersinggung, dan takut. Sindrom ini dapat terjadi pada Bunda dan Ayah.
Melansir dari Very Well Family, perasaan sedih saat anak beranjak, paling sering dialami oleh Bunda. Hal ini dikarenakan sosok Bunda lebih sering merawat Si Kecil. Bunda memiliki kedekatan sejak mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkan. Maka, sangat normal jika Bunda merasa terpukul saat Si Kecil meninggalkan rumah.Â
Perasaan hampa saat anak meninggalkan rumah ini berbeda dengan kesedihan lain seperti saat kehilangan orang yang dicintai. Kesedihan pada empty nest syndrome kerap kali tanda disadari karena kondisi anak keluar rumah saat dewasa dianggap normal. Padahal hal ini umum dialami oleh orang tua dan salah satu masalah yang harus diatasi.
Penyebab empty nest syndrome
Dikutip dari Better Health, penyebab empty nest syndrome umumnya berkat rasa terikat yang dialami orang tua pada anak. Banyak Bunda yang mendedikasikan 20 tahun atau lebih hidupnya untuk membesarkan anak-anaknya, dan memandang peran sebagai Bunda sebagai peran utama mereka.
Perasaan terbiasa merawat dan membesarkan anak dalam kehidupan sehari-hari menjadi penyebab utama orang tua merasa hampa saat sang anak pergi. Ilmuwan juga menjelaskan beberapa alasan lain mengapa orang tua dapat menderita empty nest syndrome. Penyebab ini di antaranya:
- Menganggap perubahan sebagai sesuatu yang membuat stress. Padahal perubahan dapat menjadi sesuatu yang menyegarkan bahkan menantang. Pindahnya anak dari rumah dapat menjadi alasan baru untuk orang tua bepergian.
- Orang tua merasa pindah dari rumah sulit dilakukan dan pengalaman emosional. Faktanya hal ini baik bagi perkembangan anak.Pernikahan mereka tidak stabil atau tidak memuaskan.
- Pernikahan yang tidak harmonis membuat Bunda dan Ayah tidak nyaman serumah hanya berdua. Orang tua umumnya menjadikan anak sebagai alasan masih bersama.
- Merasa bahwa menjadi Bunda dan Ayah adalah jati dirinya. Orang tua seharusnya tidak mencari jati diri dalam perannya, melainkan mengembangkan jati dirinya agr menjadi orang tua yang baik.Â
- Menghabiskan sebagian besar waktunya menjadi orang tua, dibandingkan memiliki pekerjaan lainnya. Keterikatan antara kegiatan sehari-hari dan anak yang kuat membuat orang tua merasa hampa saat Si kecil beranjak dewasa.
- Orang tua yang khawatir anaknya belum siap memikul tanggung jawab orang dewasa. Bunda dan Ayah kerap kali tak rela dan tak tega melihat Si Kecil menjadi orang dewasa. Hal ini sebaiknya dilepaskan mengingat anak juga memiliki kehidupannya sendiri.Â
Tanda-tanda orang tua alami empty nest syndrome
1. Hilangnya tujuan hidupÂ
Hari-hari orang tua yang sebelumnya diisi dengan kegiatan menghantarkan anak sekolah, menemani anak belajar, bermain dengan anak, dan menyusun rencana liburan kini sudah ditinggalkan. Anak beranjak dewasa dan semakin mandiri membuat orang tua merasa sudah tidak memiliki aktifitas lagi.Â
Padahal dengan anak menjadi individu dewasa yang mandiri membuat orang tua memiliki waktu untuk bersenang-senang dengan dirinya. Mungkin dengan mengambil jurusan kuliah impian yang belum tercapai, mencoba hobi baru yang belum sempat, atau berlibur ke tempat yang sudah lama menjadi incaran. Orang tua pantas mendapatkan kembali hidupnya.
2. Frustasi karena kurangnya kontrol
Selama bertahun-tahun, orang tua memiliki kendali yang cukup besar dalam mengatur kehidupan anak-anak dan kini semua itu telah berubah. Mandirinya anak membuat orangtua tidak mengetahui apapun terkait keseharian anaknya. Orang tua yang kini tidak memiliki kendali atas kehidupan anak membuat diri sendiri mengalami kehampaan.Â
Orang tua dengan anak yang sudah beranjak dewasa harus mulai merelakan egonya untuk menyetir kehidupan anak. Biarkan anak menggapai mimpinya dan menjalani pilihan hidupnya. Selagi masih positif, orang tua harus memberikan dukungan penuh.Â
4. Tekanan emosional
Orang tua menjadi sensitif saat menonton iklan sedih atau berkendara di jalan dan melihat anak yang dekat dengan Bunda atau Ayahnya. Hal ini juga salah satu tanda adanya empty nest syndrome.
Saat ini orang tua berada dalam keadaan emosional, dan tidak mengherankan hal sederhana yang biasanya tidak mempengaruhi emosi menjadi masalah yang jauh lebih besar.
Sangat normal jika orang tua merasa sedih karena anak sudah dewasa. Namun orang tua dapat menjernihkan pikiran dengan melepaskan emosi yang dirasakannya, mencari kesibukan baru yang menyenangkan, atau menemui ahli kejiwaan untuk berkonsultasi.Â
4. Stres pernikahan
Dalam proses membesarkan anak, banyak pasangan yang mengesampingkan hubungan mereka dan menjadikan keluarga hanya berfokus tentang anak. Jika Bunda telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mengabaikan pernikahan, mungkin inilah saat yang tepat untuk memperbaiki hubungan dengan Ayah.Â
Orang tua dapat melakukan aktifitas romantis seperti berkencan, menonton bioskop berdua, atau pergi liburan ke destinasi impian, Dengan perginya anak dari rumah membuat Bunda dan Ayah memiliki ruang yang lebih besar untuk kembali menghidupkan rasa cinta.
5. Kecemasan terhadap anakÂ
Ketika Si Kecil melangkahkan kaki keluar rumah, wajar jika Bunda khawatir tentang bagaimana kehidupannya. Namun, hal yang tidak normal adalah perasaan cemas yang terus-menerus mengenai bagaimana nasibnya.
Bunda dapat menghubungi Si Kecil untuk menanyakan kabarnya atau mungkin mengunjunginya sesekali. Namun berikan kesempatan bagi anak untuk menjelajahi kehidupannya dan tetap hargai pilihannya.
Terkadang, jarak justru mendekatkan loh, Bunda! Rasa rindu membuat Bunda dan Si Kecil dapat lebih akur dan menantikan momen bersama satu sama lain. Bunda dan Ayah tidak perlu cemas berlebihan.
Cara mengatasi empty nest syndrome, perasaan hampa saat anak meninggalkan rumah
Saat mengalami kehampaan karena perginya anak dari rumah, Bunda dapat mengatasi rasa sedihnya dengan melakukan hal-hal berikut ini.
- Akui kesedihan Bunda dan tanamkan pada diri bahwa wajar sedih saat jauh dari anak
- Ciptakan ritual ala Bunda untuk membantu menghibur diri, seperti berkebun, mendekorasi ulang rumah, jalan-jalan atau berbelanja
- Mendiskusikan rencana masa tua dengan pasangan
- Meminta saran dan dukungan dari teman-teman lain yang memahami perasaan Bunda
- Beri diri waktu untuk beradaptasi dengan perubahan
- Melakukan hobi dan minat yang belum sempat ditekuni
- Tunda pengambilan keputusan besar apa pun, seperti menjual dan pindah ke rumah yang lebih kecil, sampai Bunda merasa sudah beradaptasi
- Pertahankan rutinitas rutin dan perawatan diri, seperti makan makanan sehat dan berolahraga secara teratur
- Carilah bantuan profesional jika Bunda merasa membutuhkan
Itulah 5 tanda Bunda alami empty nest syndrome, perasaan hampa saat anak meninggalkan rumah. Ketahuilah bahwa wajar untuk merasa hampa saat kehilangan anak dan lakukan hal yang menyenangkan untuk menghibur diri. Tetap semangat ya, Bun!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fia/fia)ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Peran Psikolog Klinis Atasi Kesehatan Mental di Masa Pandemi & Era Pesatnya Teknologi

Mom's Life
Tak Hanya Fisik Bun, Kesehatan Mental Juga Penting Dijaga Saat Pandemi

Mom's Life
4 Alasan Orang Tua Perlu Periksa Kesehatan Mentalnya, Bunda Perlu Tahu

Mom's Life
Bunda Perlu Tahu, Ini Trik Sederhana Usir Stres Saat di Rumah

Mom's Life
Anniversary Mommies Daily ke-10 Ajak Bunda Lebih Peduli Kesehatan Mental


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Zhao Lusi Bintang Hidden Love Sebelum Jatuh Sakit hingga Pakai Kursi Roda dan Akui Alami Depresi
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda