MOM'S LIFE
Cerita Founder Bumble Berharta Rp8 T Berkat Idenya Bantu Jutaan Perempuan Temukan Jodoh
Ratih Wulan Pinandu | HaiBunda
Minggu, 02 Jun 2024 12:15 WIBSiapa yang menyangka bahwa menjodohkan orang bisa mendatangkan keuntungan bagi mak comblangnya. Hal ini dialami Whitney Wolfe Herd yang menjadikannya sebagai ide bisnis.
Perempuan asal Amerika ini mendirikan biro jodoh, yang telah sukses membantu jutaan orang untuk menemukan pasangannya. Berkat usahanya ini, ia kini berhasil mengumpulkan harta US$10 juta atau setara dengan Rp8 triliun.
Awal mula usaha biro jodoh
Nama Whitney Wolfe Herd tak lagi asing di industri ini, Bunda. Ia dikenal sebagai pendiri Buble yang menjadi salah satu aplikasi kencan paling populer saat ini.
Sebelumnya, Whitney sendiri sudah pernah mendirikan aplikasi Tinder di tahun 2012. Namun, di tengah perjalanan kariernya di perusahaan tersebut, Whitney memutuskan untuk berhenti.
Mengutip laporan Time, Whitney memutuskan keluar dari perusahaan tersebut karena mendapat pelecehan dari salah satu eksekutif perusahaan. Setelah berhenti, Whitney kemudian mendirikan aplikasi kompetitor Tinder, yang dilengkapi dengan perlindungan untuk perempuan dari pelecehan.
Setelah dua tahun berjalan, akhirnya Whitney berhasil mendirikan Bumble di tahun 2014.
Aplikasi kencan yang aman untuk perempuan
Berawal dari pengalaman pribadinya, Whitney awalnya ingin kehadiran Bumble hanya untuk perempuan agar bisa saling memberi dukungan. Ia mengembangkan Bumble agar bisa mengakomodasi kebutuhan perempuan.
Namun, beberapa masukan dari timnya membuat Whitney mengubah Bumble menjadi aplikasi kencan. Bedanya, pada aplikasi ini hanya pihak perempuan yang diberi akses untuk mengirim pesan pertama kali.
"Banyak wanita cerdas dan luar biasa dalam hidup saya yang masih menunggu pria untuk mengajak mereka kencan, mencatat nomor telepon mereka, atau menunggu untuk memulai percakapan," kata Whitney dalam situs resmi Bumble.
Selanjutnya, Whitney ingin membuat proses kencan terasa lebih modern. "Kalau perempuan bisa dapat pekerjaan impian, maka seharusnya mereka bisa berbicara dengan seorang pria impiannya terlebih dahulu," jelas Whitney dikutip dari CNBC Indonesia, Minggu (2/6/2024).
Mengembangkan ide baru dengan mendobrak tradisi yang tak lazim, bukan jalan mudah untuk Whitney. Ia butuh kerja keras untuk berhasil mengembangkan aplikasi yang dibangunnya. Dalam sehari, ia bisa bekerja lebih dari 12 jam dan tanpa pernah libur di akhir pekan.
Bagaimana kerja kerasnya terbayar?
LANJUTKAN MEMBACA KLIK DI SINI!