Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Inspiratif Yesi, Anak Penjual Jamu Meniti Karier di Belanda selama 10 Tahun hingga Sukses

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 07 Jun 2024 10:05 WIB

Yesi Arindo Nobels diaspora Indonesia di Belanda
Kisah Inspiratif Yesi, Anak Penjual Jamu Meniti Karier di Belanda selama 10 Tahun hingga Sukses / Foto: Dok. pribadi Yesi

Diaspora Indonesia di luar negeri selalu punya kisah menarik. Di balik kehidupan mereka saat ini, ada perjuangan yang sudah berhasil dilewati.

Kisah kali ini datang dari Yesi Arindo Nobels, diaspora Indonesia yang menetap di Belanda. Yesi sudah menghabiskan waktu selama satu dekade di Negeri Kincir Angin.

Sebelum tinggal di Belanda, Yesi dibesarkan oleh ibunda yang mencari nafkah sebagai penjual jamu. Sementara itu, sang Ayah merupakan seorang pelaut di pesisir Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur.

Perjalanan Yesi di luar negeri bermula pada 2013, ketika ia terpilih mewakili Indonesia dalam sebuah konferensi bahasa di salah satu universitas di Slovakia. Dalam perjalanan tersebut, ia bertemu dengan perempuan Indonesia yang akan pergi ke Belanda lewat program Au Pair.

Au Pair merupakan program untuk para anak muda yang ingin mendapatkan pengalaman tinggal di negara asing untuk mempelajari budaya sekaligus bekerja di sana.

Perjalanan Au Pair yang tidak mulus

Yesi mengatakan, program Au Pair yang diikuti oleh perempuan itu adalah pekerjaan sampingan sebagai babysitter sekaligus mempelajari budaya Belanda. Mereka yang mengikuti program tersebut bisa mendapatkan uang saku senilai 350 euro atau Rp6 juta per bulan.

"Mimpi saya dari dulu memang tinggal atau belajar di luar negeri sekaligus mendapat uang untuk support dua adik saya yang akan kuliah, karena ibu saya hanya penjual jamu dan bapak saya bekerja sebagai pelaut di pesisir Muncar. Pendapatan kurang cukup jika hanya bekerja seperti ini," cerita Yesi kepada HaiBunda belum lama ini.

Setelah lulus kuliah pada 2014, Yesi mengikuti program tersebut hingga mendapatkan guest family. Yesi bercerita, mereka yang menerimanya adalah keluarga Arab yang sudah lama tinggal di Belanda.

Yesi pun menjalani program Au Pair selama setengah tahun. Namun ternyata, awal mula perjalanan Yesi tidak berjalan mulus. Ia sempat jatuh sakit hingga harus berhenti, Bunda.

"Ternyata program Au Pair tidak seperti yang digambarkan, part time menjadi full time dan ditambah bersih-bersih. Saya sampai harus masuk rumah sakit dan operasi di Belanda, dua minggu kemudian saya harus bekerja lagi seperti biasa," kenangnya.

"Singkat cerita, program Au Pair tidak berjalan seperti yang digambarkan dan saya dipaksa keluar dari rumah guest family tersebut," ucap Yesi.

Hal itu cukup membuat Yesi merasa terpukul dan merindukan rumah. Keinginan untuk pulang ke Tanah Air semakin besar. Apalagi, Yesi sebenarnya merupakan mahasiswa berprestasi.

"Karya ilmiah saya diterima di beberapa universitas seperti Macau University, Massachusetts University, tapi kenapa di Belanda saya tidak beruntung? Sedih sih ya. Saya sering telepon dan video call waktu itu dengan ibu karena mau pulang, tapi saya belum waktunya pulang karena kontrak belum selesai," ia bercerita.

"Momen tersulit sebenarnya waktu jadi Au Pair karena sempat tidak punya tempat tinggal dan saat itu saya tidak punya keluarga di sini. Saya hanya melaluinya saja dan yakin kalau kesusahan itu hanya sementara," ucapnya.

Meski tak mulus, Yesi tetap melanjutkan perjalanan tersebut. Ia tetap berusaha mencari pekerjaan di Belanda demi bertahan hidup.

Berbagai pekerjaan pun ia jalani, mulai dari tukang bersih-bersih toilet, pegawai restoran cepat saji, membersihkan rumah lansia hingga bekerja di toko swalayan.

Lanjutkan membaca kisah Yesi di halaman berikutnya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


KINI JADI BUNDA YANG BEKERJA

Yesi Arindo Nobels diaspora Indonesia di Belanda

Yesi dan suami di Belanda / Foto: Dok. pribadi Yesi

Bekerja serabutan tak cukup bagi Yesi. Ia memutuskan untuk mengasah skill demi bisa mendapatkan pekerjaan profesional. Ia kuliah di Hogeschool Rotterdam dengan mengambil jurusan Office Manager memakai pengantar bahasa Belanda.

"Alhamdulilah saya lulus dan mendapatkan penghargaan mahasiswa berprestasi di 2019. Setelah itu saya ditawari bekerja di bagian Finance and Controller, kemudian menjadi Functional Application Manager dan saat ini menjadi Developer di perusahaan internasional," paparnya.

Keberhasilan Yesi tak luput dari doa orang tua di rumah. Tak hanya itu, pola asuh ibunda begitu melekat di hati Yesi hingga berhasil mengantarnya ke kehidupan yang lebih sukses di Belanda.

"Ibu saya adalah lulusan SMP dan bapak saya tidak bersekolah tapi bisa membaca dan menulis walaupun struktur hurufnya kurang. Kalau boleh menilai ibu saya, ibu saya itu orang yang sangat pintar dan bersemangat. Urusan tidak bisa belakangan, yang penting percaya diri. Itu yang selalu saya ingat," ungkap Yesi.

Banner Penilaian Akhir Semester

Meski saat ini Yesi belum merasa dirinya telah mencapai kesuksesan, ia bersyukur sudah bisa melalui berbagai rintangan. Tak hanya bertahan sebagai anak rantau di Belanda, ia juga berhasil mengasah kemampuan hingga memiliki jenjang karier yang bagus.

Membangun keluarga di Belanda

Yesi juga sudah berkeluarga, Bunda. Ia bertemu dengan pria Belanda sewaktu menjalani program Au Pair. Tak disangka, mereka kini berjodoh dan telah dikaruniai anak.

"Saya bertemu ketika saya menjadi Au Pair. Beliau dan keluarganya yang membantu saya waktu saya tidak punya tempat tinggal waktu itu. Saya memutuskan menikah karena saya yakin he is the one. Dia orang yang baik, sabar, bertanggung jawab dan pintar," ucap Yesi.

Saat ini Yesi dan suami sudah menikah selama 5 tahun. Yesi pun tengah menjalani peran sebagai Bunda yang bekerja. Ia mendapatkan banyak keuntungan dengan menjadi Bunda di Belanda, lho.

"Di Belanda jika kita menjadi ibu kita bisa mengambil libur (ouderschapsverlof) dan semua menyesuaikan. Menjadi ibu bekerja di Belanda menurut saya sangat menyenangkan karena di Belanda dibuat peraturan sedemikian rupa untuk memudahkan ibu," kata Yesi.

"Saya bekerja 4 hari (32 jam) seminggu sebagai Developer. Karena di Belanda kehidupan sosialnya tidak terlalu banyak, day care menjadi pilihan yang baik untuk anak. Day care di sini berisi belajar bermain, berbagi, mandiri, bersosialisasi dan belajar bahasa. Anak kami 2 hari di day care, 1 hari bermain bersama oma dan sisanya bersama kami," lanjutnya.

Jadi Bunda yang bekerja

Yesi saat ini masih menikmati perannya sebagai Bunda yang bekerja di Belanda. Ia memilih untuk membesarkan anaknya hingga besar di sana, Bunda. Hal itu tak luput dari banyaknya keuntungan yang didapatkan dari pemerintah.

"Karena selain di sini pendidikan sangat terjangkau bahkan gratis, di sini sistem sudah tertata dengan baik," ucapnya.

Yesi kini sudah membeli rumah baru yang ditempati bersama suami dan anak. Mereka sengaja memilih rumah di area pedesaan dengan kebun. Yesi mengatakan, ia selalu bermimpi untuk memiliki rumah dengan kebun bak di game Harvest Moon. Yesi kerap menghabiskan waktu luang dengan bercocok tanam di kebunnya, Bunda.

"Saya memilih pindah ke tempat pedesaan supaya lebih baik untuk perkembangan anak saya. Saya mau anak saya bermain di luar, di kebun, main sepak bola di taman sendiri daripada hanya di dalam rumah. Soalnya kalau di kota selain semrawut, rumah-rumah yang disediakan juga lahannya kecil," kata Yesi.

Kini bahagia menjalani rumah tangga di Belanda dengan karier yang sukses, kebahagiaan turut dirasakan oleh ibunda Yesi.

Pasalnya, ibunda Yesi pernah berpesan kepadanya untuk menjadi wanita karier sukses di Belanda agar tidak seperti sang Bunda yang hanya berjualan jamu.

"Ibu sangat bahagia sekali dan tidak menyangka bahwa kehidupan saya akan seperti ini di Belanda. Saya bisa membantu meringankan beban orang tua, menyekolahkan adik-adik dan menjamin masa depannya. Beliau juga sangat bahagia karena saya mendapatkan suami yang sangat menyayangi keluarga saya," tuturnya.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda