Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

List Jajanan Pasar Kandung Zat Pemicu Kanker Versi BPOM, Cone Es Krim Sampai Kerupuk

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 05 Jul 2024 10:35 WIB

cone es krim
Ilustrasi cone es krim/Foto: Getty Images/GMVozd
Jakarta -

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan temuan jajanan pasar yang mengandung bahan berbahaya. Zat ini disebut berpotensi memicu kanker, Bunda.

Plt Kepala BPOM Lucia Rizka Andalusia mengatakan, bahan-bahan pemicu kanker tersebut antara lain boraks, formalin, rhodamin B, dan metanil yellow.

Pada umumnya, formalin digunakan sebagai pengawet bahan agar tidak cepat rusak. Namun, banyak oknum nakal yang justru menggunakannya pada makanan.

"Ini [formalin] paling banyak, nih. Kalau beli bakso, beli soto mi, beli mi goreng, ini mi yang warnanya kuning dan dia awet bisa seminggu lebih dia enggak rusak, bulanan bahkan, karena mengandung formalin," ujar Rizka, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (5/7/24).

Bahan rhodamin B yang ditemukan di sejumlah jajanan pasar juga dikategorikan sebagai zat berbahaya karena bersifat karsinogenik atau pemicu kanker.

Apabila terserap tubuh dan sampai ke saluran pencernaan, rhodamnin B bisa menumpuk di dalam lemak. Hal ini bisa berbahaya apabila dikonsumsi jangka panjang.

Dalam uji coba pada hewan tikus, paparan rhodamin B dapat memicu gangguan fungsi hati dan kanker hati.

"Rhodamin ini, cone-nya es krim yang warnanya merah ini yang mengandung Rhodamin B. Ini juga terus digalakkan oleh Badan POM," kata Rizka.

Selain itu, ada juga pewarna metanil yellow yang biasanya digunakan sebagai bahan baku pewarna kertas, tekstil, cat, dan kulit binatang.

Efek jangka pendek dari paparan zat tersebut antara lain mual, muntah, sakit perut, diare, panas, dan rasa tidak nyaman. Sementara itu, efek jangka panjangnya bisa memicu kanker kandung kemih.

Pemakaian borak di sejumlah makanan seperti kerupuk gendar atau kerupuk yang terbuat dari nasi juga masih banyak ditemukan.

Rizka mengatakan, harga yang murah membuat banyak pedagang kecil nekat menggunakan bahan-bahan tambahan pangan yang sebenarnya berbahaya.

Untuk mengatasi hal tersebut, BPOM tengah menggalakkan laboratorium keliling untuk melakukan uji cepat bahan tambahan pangan.

"Nah dengan lab-lab keliling ini, kita bisa menembus sampai ke pasar-pasar yang di-close-up-close-up ya untuk mengurangi hal ini," tuturnya.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(anm/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda