Jakarta -
Belum lama ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memutuskan produksi, distribusi, dan peredaran
obat maag ranitidin, baik dalam bentuk sirup, injeksi, maupun tablet.
"Kami memutuskan untuk meng-
hold dulu, semuanya kita tarik, izin edarnya kita bekukan dulu sementara," kata Kepala BPOM Peny K. Lukito, dikutip dari
detikcom.
Dijelaskan juga, keputusan BPOM tersebut menyusul temuan cemaran N-Nitrosodimethylamine (NDMA). Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, NDMA diketahui bisa menimbulkan risiko kanker.
"Cemaran NDMA ini kandungan kimia yang bersifat karsinogenik kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak dan terus-menerus. Kalau konsumsi ranitidin juga berapa banyak sih, dan juga konsumsinya dalam jumlah kecil," ungkap Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof. Dr dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, K-HOM.
Sementara itu, Food and Drug Administration (FDA) sudah mengklarifikasi, metode pengujian menemukan 'tingkat yang sangat tinggi' dari NDMA menimbulkan panas tinggi, pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada suhu tubuh normal. Dengan kata lain, pengujian tidak mencerminkan kondisi khas di mana obat disimpan dan diminum.
"Sampai sekarang, FDA mengizinkan ranitidin tetap beredar di pasar. Tapi, beberapa produsen memutuskan penarikan sukarela dan beberapa apotek juga menariknya,"Â kata Joshua Gagne, PharmD, ScD, Associate Professor of Medicine di Brigham and Women's Hospital, dilansir situs resmi Harvard Medical School.
Gagne memastikan, FDA belum merilis hasil tes ranitidin itu sendiri. Tapi, FDA sebelumnya memperkirakan kemungkinan dampak NDMA yang ditemukan di obat-obat lain, yang disebut penghambat reseptor angiotensin, yang berisiko menimbulkan
kanker.
 Ranitidin/ Foto: Deden Rahadian |
Terkait hal itu, BPOM memutuskan menarik ranitidin dari peredaran. BPOM kemudian merilis daftar obat maag pengganti. Bunda catat ya:
SEDIAAN ORAL: TABLET, KAPSUL, SIRUP1. Golongan Antasida
- Alumunium hydroxyde (Fornas/BPJS)
- Magnesium hydroxyde (Fornas/BPJS)
- Simethicone (Fornas/BPJS)
2. Penghambat Pompa Proton
- Lanzoprazol (Fornas/BPJS)
- Omeprazol (Fornas/BPJS)
- Pantoprazole (NON Fornas/NON BPJS)
- Esomeprazole (NON Fornas/NON BPJS)
- Natrium Rabeprazole (NON Fornas/NON BPJS)
3. Antagonis Reseptor H2
- Simetidin (NON Fornas/NON BPJS)
- Famotidin (NON Fornas/NON BPJS)
4. Sitoprotektif
- Sukralfat (Fornas/BPJS)
5. Analog Prostaglandin
- Rebamipid (Fornas/BPJS)
SEDIAAN INJEKSI1. Penghambat Pompa Proton
- Esomeprazol (Fornas/BPJS)
- Lansoprazol (Fornas/BPJS)
- Omeprazol (Fornas/BPJS)
- Pantoprazole (NON Fornas/NON BPJS)
Bunda, simak juga fakta hamil dan menyusui bisa menurunkan risiko
kanker payudara, dalam video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(muf/muf)