moms-life
Tanggapan IDI hingga Kemenkes soal Pro-Kontra Dokter Asing di Indonesia
HaiBunda
Rabu, 10 Jul 2024 15:35 WIB
Pro dan kontra tentang kedatangan dokter asing ke Indonesia kembali mencuat. Baru-baru ini, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) ikut buka suara menanggapi polemik tersebut, Bunda.
Ketua Umum PB IDI Dr dr Mohammad Adib Khumaidi SpOTÂ mengatakan kalau pihaknya saat ini berada di posisi netral atau tidak memihak kelompok yang setuju maupun menolak.
Tetapi, ia menyebut kebijakan untuk mendatangkan dokter asing ke Indonesia perlu dibuat regulasi atau aturan yang jelas. Misalnya, ada pengujian atau evaluasi kompetisi, masalah hukum, etik, disiplin di negaranya, serta jangka waktu bekerja di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mengedepankan keselamatan pasien. Regulasi negara seperti apa yang dilakukan?" ujar dr Adib dalam Media Briefing secara daring, Selasa (9/7/24).
"Artinya, semua negara membuat domestik regulation, nah Indonesia juga harus ada, ini juga untuk melindungi warga negaranya agar dilayani oleh dokter yang standar kompetensinya memang jelas," sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Adib juga mengatakan bahwa ini bukan kali pertama dokter asing didatangkan ke suatu negara. Terlebih, sampai saat ini tak sedikit juga dokter-dokter Indonesia yang telah bekerja di luar negeri, Bunda.
Namun sekali lagi, Adib menyoroti tentang kebijakan mendatangkan dokter asing ke Tanah Air apakah bisa mengatasi masalah kekurangan tenaga dokter yang terjadi di daerah-daerah tertentu. Sebab menurut data, penyebaran dan distribusi dokter di Indonesia saat ini masih terpusat di wilayah Pulau Jawa.
"Ada sekian persen yang belum dipenuhi untuk rumah sakit atas pemerintah saja belum semuanya dipenuhi dengan kebutuhan dokter dan dokter spesialis saja," ungkapnya.
Adib sendiri yakin bahwa masih banyak dokter-dokter di Indonesia yang mau ditempatkan di wilayah-wilayah tertentu. Tentunya dengan jaminan jenjang karier, kesejahteraan dan keamanan diperhatikan.
"Menyelesaikan masalah kesehatan tidak bisa hanya dari satu aspek, aspek SDM saja. Tapi ada beberapa lainnya, seperti alat kesehatan dan pembiayaan. Tidak kemudian mengambil langkah satu aspek tapi aspek yang lain tidak ada," kata Adib.
Lantas, bagaimana tanggapan Kemenkes terkait polemik ini ya, Bunda.
TERUSKAN MEMBACAÂ DI SINI.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Mom's Life
Ada Opsi Iuran BPJS Kesehatan Naik Tahun Depan, Berapa Besarannya?
Mom's Life
Kata Kemenkes Soal Wajib Pakai Masker Saat Kasus COVID-19 Naik, Faktanya...
Mom's Life
Kata Kemenkes soal Pandemi COVID-19 yang Disebut Sudah Berakhir
Mom's Life
Cacar Monyet Dinyatakan Darurat Kesehatan Global, Kemenkes Pastikan Belum Ada Kasusnya di RI
Mom's Life
Indonesia Disebut Sudah Keluar dari Krisis Pandemi, Begini Kata IDI
Mom's Life
Simak Bun, Begini Cara Cek Izin Edar Biar Nggak Dapat Masker Palsu
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Kisah Cinta Hijaber RI & Dokter Mesir: Kenal Virtual hingga Tak Direstui Ortu
Curhat WNA Berobat Mahal di Indonesia: Malaysia Cuma Bayar Rp15 Ribu
Jadi Trainee Idol di China, Dokter Asal RI Indah Kusuma Belajar Bahasa Mandarin 4-6 Jam Sehari