HaiBunda

MOM'S LIFE

Data Kemenkes Ungkap Pekerja Gen Z Indonesia Paling Gampang Depresi, Simak Faktanya

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Rabu, 07 Aug 2024 07:33 WIB
Data Kemenkes Ungkap Pekerja Gen Z Indonesia Paling Gampang Depresi, Simak Faktanya/Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai
Jakarta -

Tahukah Bunda? Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap bahwa pekerjaan Gen Z ternyata paling mudah mengalami depresi di tempat kerja. Mereka disebutkan mudah putus asa saat mendapat tekanan di kantor.

Hal tersebut diketahui menurut laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dari Kemenkes, prevalensi depresi Indonesia sebesar 1,4 persen pada 2023. Ditinjau berdasarkan kelompok usianya, prevalensi depresi paling banyak dirasakan oleh usia 15-24 tahun atau Gen Z, yakni sebesar 2 persen.

Melansir dari laman CNBC Indonesia, Gen Z mudah depresi terutama saat berada di lingkungan pekerjaan yang keras. Di mana status tingkat depresi tertinggi berdasarkan status pekerjaannya, pegawai swasta menempati posisi kelima atau keenam dengan angka prevalensi berada di 1 persen.


Jika melihat dari jam kerja yang ada di Indonesia, negara kita menempati jam kerja terpendek kedua di Asia Tenggara, Bunda.

Berdasarkan data International Labour Organization (ILO), jam kerja Indonesia termasuk dalam terpendek di wilayah Asia Tenggara. Rata-rata jam kerja di Indonesia mencapai 40 jam kerja per minggu.

Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003, jam kerja di Indonesia diatur sebagai berikut:

  • Jam kerja normal: Maksimal 7 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu, atau 8 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 5 hari kerja dalam seminggu.
  • Lembur: Jam kerja lembur diperbolehkan maksimal 3 jam per hari dan 14 jam per minggu, dengan syarat-syarat tertentu dan kompensasi yang sesuai.

Penyebab Gen Z lebih mudah depresi di tempat kerja

Melansir dari laman Indeed, sebagian besar depresi yang dialami generasi Z di tempat kerja berawal dari masa ekonomi dan budaya yang pernah mereka alami.

Menyaksikan segala hal mulai dari resesi hebat dan dampak perubahan iklim hingga pandemi yang dahsyat dan krisis kesehatan mental telah menyebabkan tenaga kerja generasi Z menjadi kecewa dan sangat skeptis terhadap status quo.

Gen Z mendapat pekerjaan pertama setelah pandemi COVID-19

Banyak karyawan Gen Z mendapatkan pekerjaan pertama mereka saat dunia baru saja bangkit dari pandemi COVID-19. Untuk pertama kalinya, mereka bekerja penuh dari jarak jauh, sementara yang lain menjajaki sistem kerja hybrid.

Gelombang PHK pun terjadi, dan banyak Gen Z yang baru saja lulus kuliah kini terombang-ambing tanpa pekerjaan. Lebih dari separuh Gen Z berusia 18-23 tahun melaporkan bahwa mereka atau keluarganya kehilangan pekerjaan atau mengalami pemotongan gaji karena pandemi.

Harapan yang tinggi terhadap perusahaan dan karier

Karyawan Gen Z memiliki ekspektasi tinggi terhadap atasan dan dirinya sendiri. Berikut ini adalah hal-hal yang mungkin tidak dimiliki Gen Z di tempat kerja, yang menyebabkan penurunan kepuasan:

1. Jalur karier yang lebih cepat

Menggunakan media sosial sejak usia dini, generasi ini telah terbiasa berbagi pemikiran dan mendapatkan umpan balik secara langsung, serta mengharapkan transparansi dan kecepatan yang sama di tempat kerja.

Jalur karier yang tidak jelas atau kurangnya tujuan yang jelas untuk melacak kemajuan mereka dapat mengakibatkan karyawan Gen Z merasa putus asa dan tidak memiliki arah.

2. Kepemimpinan yang peduli dan menginspirasi

Selain itu, karyawan ini kurang toleran terhadap lingkungan kerja yang otoriter dan mencari kepercayaan, dukungan, dan perhatian dari seorang atasan. Mereka mencari pemimpin yang menginspirasi dan bersedia memberikan bimbingan dan kemajuan karier.

Oleh karena itu, tempat kerja tradisional dengan hierarki yang tidak fleksibel dan jelas mungkin kesulitan untuk melibatkan karyawan Gen Z.

3. Komitmen terhadap keadilan sosial

Menurut survei dari Handshake, 55 persen Gen Z mengatakan komitmen terhadap keberagaman, kesetaraan, inklusi, dan rasa memiliki, sangat penting saat mengevaluasi pemberi kerja.

Nah, itulah fakta terkait Gen Z yang disebut paling gampang depresi di tempat kerja menurut data Kemenkes. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Tips agar Bunda Menjadi Wanita Karier yang Sukses & Mandiri

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

300 Nama Italia Aesthetic untuk Anak Laki-Laki dan Artinya, Maskulin & Tampan

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

Brooklyn Beckham & Nicola Peltz Perbarui Janji Pernikahan Tanpa Keluarga Beckham, Masih Konflik?

Mom's Life Annisa Karnesyia

Bunda Punya Cara Jitu Atur Keuangan? Share di Sini dan Dapatkan Total Hadiah Rp75 Juta

Mom's Life Tim HaiBunda

Momen Haru Keluarga dan Sahabat Antar Mpok Alpa ke Tempat Peristirahatan Terakhir

Mom's Life Annisa Karnesyia

Kisah Bunda Alami Gejala Langka Kehamilan, Tumbuh Gigi 'Random' di Gusi

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Bintang Drakor Lee Hanee Hamil Anak Kedua, Intip Potretnya Pamer Baby Bump

Bunda Punya Cara Jitu Atur Keuangan? Share di Sini dan Dapatkan Total Hadiah Rp75 Juta

300 Nama Italia Aesthetic untuk Anak Laki-Laki dan Artinya, Maskulin & Tampan

Brooklyn Beckham & Nicola Peltz Perbarui Janji Pernikahan Tanpa Keluarga Beckham, Masih Konflik?

Kisah Bunda Alami Gejala Langka Kehamilan, Tumbuh Gigi 'Random' di Gusi

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK