
moms-life
Operasi Telerobotik Pertama di RI, Prosedur Bedah Jarak Jauh Dilakukan pada Pasien Kista
HaiBunda
Minggu, 01 Sep 2024 11:30 WIB

Tim dokter urologi Indonesia berhasil melakukan telerobotic surgery untuk pasien penderita kista pada ginjal. Operasi ini dilakukan oleh tim gabungan di Jakarta dan Bali.
Teleobotic surgery merupakan metode bedah jarak jauh dengan menggunakan teknologi robotik dan jaringan nirkabel. Cara ini memungkinkan untuk melakukan operasi dari jarak jauh secara real-time.
Operasi kali ini dilakukan oleh tim dokter urologi di RS Ngoerah Bali terhadap pasien yang ada di RSCM Jakarta. Ini menjadi operasi telerobotik pertama yang dilakukan terhadap pasien manusia di Asia Tenggara, Bunda.
"Adalah hal yang sangat istimewa karena di Asia Tenggara baru pertama kali dilakukan pada manusia. Sebelumnya, Thailand dan Singapura pernah melakukannya namun masih dilakukan kepada manekin atau alat peraga," tutur Direktur Utama RSCM dr. Supriyanto Sp.B FINACS M.Kes, di acara Live Demo Telerobotic Surgery, RSCM Kencana, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/24).
Uji coba terhadap pasien kista pada ginjal
Telerobotic surgery kali ini mengandalkan kerja sama dari tim medis di bidang urologi yang berada di dua lokasi berbeda. Adapun dokter yang memegang sebagian besar kendali mesin controller adalah Prof. dr. Ponco Birowo, SpU(K-Andro), PhD dari RS Ngoerah Bali.
Sementara itu di RSCM Kencana Jakarta, pasien didampingi oleh tim dokter urologi yang akan mengambil alih operasi apabila terjadi kendala seperti halnya gangguan sinyal.
"Jadi robot ini digerakkan oleh tangan saya, bukan otomatis bergerak sendiri. Kedua tim bedah memiliki kemampuan yang sama, sehingga jika terjadi kendala koneksi akan diambil alih oleh dokter di rumah sakit yang mendampingi pasien," papar Ketua Kongres UAA 2024 dan Ketua Tim Telerobotik itu.
![]() |
Dalam operasi tersebut, pasien merupakan penderita multiple kista pada ginjal berusia 70 tahun. Dengan bantuan teknologi telerobotik, tim dokter di Bali bisa menggerakkan alat operasi untuk mengangkat jaringan kista dalam tubuh pasien di Jakarta.
Tim dokter di Jakarta juga membantu prosedur suction atau penyedotan isi kista dan berhasil mengeluarkan kurang lebih 700 cc volume cairan.
"Ini adalah dinding kista yang berhasil dikeluarkan. Ini tadi mengandung sekitar 700 cc cairan kista. Sesuai prosedur, cairan dan dinding kista akan kami kirim ke lab patologi anatomi untuk mengetahui apakah ada kelainan yang dikhawatirkan seperti risiko keganasan, kanker, atau penyakit lainnya," papar Prof. dr. Chaidir A. Mochtar, SpU(K-Onk), Ph.D saat memperlihatkan jaringan kista yang berhasil dikeluarkan.
Jajaran dokter urologi lainnya yang turut serta dalam operasi ini di antaranya, Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K-Onk), FICRS, PhD, Prof. Dr. dr. Gede Wirya Kusuma Duarsa, M.Kes, MARS, SpU(K-Ped), FICS, dr. I Wayan Yudiana, Sp.U(K- Onk), dr. Fakhri Rahman, SpU(K), FICS, serta tim dokter anestesi yaitu dr. Raihanita Zahra, SpAn-TI, Subsp.An.Ped.(K) dan dr. R Besthadi Sukmono, SpAn-TI, Subsp.An.R(K).
Operasi telerobotik juga memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan bedah konvensional, Bunda. Lanjutkan membaca di halaman setelah ini, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
LEBIH AKURAT
Dokter bedah saat mengoperasikan mesin telerobotik / Foto: Getty Images/Georgiy Datsenko
Keunggulan Telerobotic Surgery
Operasi telerobotik memiliki berbagai keunggulan untuk pasien maupun dokter, Bunda. Mesin robotik memiliki tingkat akurasi tinggi sehingga menghasilkan pengerjaan yang lebih presisi.
"Alat ini sangat presisi. Dinding kista yang tidak menempel pada ginjal bisa kita angkat semuanya, sehingga risiko terjadi kekambuhan jadi lebih kecil. Keuntungan lain dengan robot ini, saya bisa lebih mendekatkan mata saya ke organ pasien, ini bisa di zoom in dan zoom out," tutur dr. Ponco.
Tingkat akurasi tinggi dan luka sayatan kecil membuat durasi operasi jadi lebih singkat karena hanya memerlukan waktu sebentar untuk menjahit bekas sayatan. Selain itu, pasien juga dapat lebih cepat pulih karena luka sayatan yang relatif kecil sekitar 1-2 cm.
Telerobotic surgery tak hanya dapat diterapkan untuk operasi pengangkatan kista pada ginjal. Teknik ini juga bisa diandalkan untuk berbagai jenis operasi seperti bedah digestif, bedah toraks, bedah ginekologi obstetri, bedah onkologi, dan lainnya.
Selain itu, operasi telerobotik dapat mengatasi masalah keterbatasan dokter bedah ahli di daerah tertentu. Harapannya, prosedur operasi dapat dilakukan dari mana saja tanpa terhalang kendala geografis.
"Saya ingin kalau bisa, telerobotic surgery ini kita digunakan di lebih banyak rumah sakit untuk mengatasi keterbatasan dokter di daerah. Sejauh ini saya sudah janji mau kasih 4 alat, di RSCM (Jakarta), Hasan Sadikin (Bandung), dan Ngoerah (Bali)," tutur Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin di kesempatan tersebut.
Kendati demikian, masih dibutuhkan verifikasi lebih mendalam dari pihak BPJS untuk memastikan apakah operasi telerobotik bisa ditanggung dengan jaminan kesehatan oleh negara, Bunda.
"Akan ditanggung BPJS atau tidak? Nanti ada tugasnya sendiri. Di pusat jaminan kesehatan akan melakukan verifikasi untuk memberikan akses BPJS selama hitungan ekonomi masuk, pasti akan ditanggung. Pemerintah mendukung sekali. Bisa insyaallah," kata Dirut RSCM, Supriyanto.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Istana Tepis Kabar Kate Middleton Koma Usai Operasi, Bagaimana Kondisinya Kini?

Mom's Life
BPJS Kesehatan akan Tanggung Semua Biaya Operasi, Tapi Simak Dulu Syaratnya

Mom's Life
4 Fakta Gadis Depok Bintitan Tak Kunjung Sembuh, Berujung Operasi

Mom's Life
Batu Empedu, Penyebab GERD Maia Estianty Kambuh hingga Masuk RS

Mom's Life
Mengenal Infeksi Daerah Operasi (IDO), Luka yang Tak Kunjung Sembuh Usai Bedah

Mom's Life
Takut Kena Kanker Lambung, Wanita Ini Nekat 'Membuang' Organ Pencernaan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda