MOM'S LIFE
5 Fakta Stella Christie, Profesor yang Jadi Wamendikti Saintek di Kabinet Merah Putih
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Kamis, 24 Oct 2024 12:02 WIBStella Christie resmi menjabat Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti Saintek) di Kabinet Merah Putih. Bersama Prof Dr Fauzan MPd, ia akan mendampingi Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro yang ditunjuk sebagai Menteri Dikti Saintek, Bunda.
Sosok Stella mencuri perhatian saat dipanggil Presiden Prabowo ke kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan pada Selasa (15/10/2024). Saat itu, Stella mengenakan batik dan memberikan keterangan kepada awak media tentang latar belakang pendidikan dan pekerjaannya.
Lantas, siapakah Stella Christie yang kini menjabat Wamendikti Saintek ini ya? Simak faktanya berikut ini.
Fakta Stella Christie
Melansir dari beberapa sumber, berikut 5 fakta Stella Christie yang terpilih menjadi Wamendikti Saintek:
1. Profesor di bidang cognitive science
Stella Christie merupakan profesor atau ilmuwan di bidang cognitive science. Stella mempelajari secara khusus tentang otak manusia dan artificial intelligence (AI), Bunda.
"Saya adalah ilmuwan bidang cognitive science, adalah mempelajari bagaimana kita berpikir, jadi tentang otak dan cara pikiran yang memasukkan manusia, hewan, artificial intelligence (AI). Jadi ilmu saya adalah interdisipliner," katanya kepada awak media, dikutip dari detikcom dan CNN Indonesia.
Stella Christie adalah profesor psikologi dan guru besar di Tsinghua University, Beijing, Cina, yakni universitas top 20 di dunia berdasarkan ranking QS World University Ranking 2025. Di kampus ini, Stella juga bekerja sebagai pengajar di Departemen Psikologi, Ketua Riset di Laboratorium Otak dan Kecerdasan, dan Direktur Pusat Kognisi Anak.
2. Latar belakang pendidikan Stella Christie
Stella Christie menempuh pendidikan sekolah formal di Jakarta. Ia lalu melanjutkan ke perguruan tinggi di Harvard University mengambil jurusan Ekonomi sampai tahun ketiga. Kemudian, ia berganti jurusan menjadi Psychology, Mind Brain Behavior.
Di Harvard University, perempuan kelahiran 1979 ini mendapatkan predikat Magna Cum Laude with Highest Honor. Ini merupakan penghargaan yang diberikan kepada mahasiswa berprestasi di perguruan tinggi yang lulus dengan 'pujian tertinggi'.
Setelah lulus dari Harvard University, Stella melanjutkan kuliah di Northwestern University untuk menamatkan gelar S2 dan S3.
3. Prestasi Stella Christie di bidang pendidikan dan riset
Stella telah memulai kariernya di dunia riset sejak tahun 2010 di kampus luar negeri. Dikutip dari laman Tsinghua University, Stella menjadi peneliti pascadoktoral di The University of British Columbia pada tahun 2010-2012. Pada tahun 2015-2016, ia menjadi peneliti tamu di Stanford University.
Ia juga pernah menjabat sebagai Associate Professor di Swarthmore College sebagai Associate Professor pada 2015-2016. Selama menjadi peneliti, Stella telah membuah beberapa kajian penelitian, di antaranya:
- Christie, S. Structure mapping for social learning dalam jurnal Cognitive Science tahun 2017.
- Christie, S., Gentner, D., Call, J., & Haun, D. Sensitivity to relational similarity and object similarity in apes and children dalam jurnal Current Biology tahun 2016.
- Noyes, A. & Christie, S. Children prefer diverse samples for inductive reasoning in the social domain dalam jurnal Child Development tahun 2016.
- Christie, S. & Gentner, D. Language helps children succeed on a classic analogy task dalam jurnal Cognitive Science tahun 2014.
- Christie, S. & Gentner, D. Where hypotheses come from: Learning new relations by structural alignment dalam Journal of Cognition and Development tahun 2010 dan terpilih sebagai artikel terbaik pilihan editor.

4. Prioritas program Stella di pendidikan