Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Benarkah "Batik" Singkatan dari 2 Kata Ini? Simak Penjelasannya Bun

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Sabtu, 18 Jan 2025 19:40 WIB

A woman uses a canting to apply wax to a cloth to make a pattern on a batik. Batik is a traditional form of decorating cloth, and Java is particularly famous for its variety of patterns and the quality of workmanship. The technique includes the manual application of wax between each dye bath to add each layer of colour individually.
Ilustrasi batik/ Foto: Getty Images/Goddard_Photography
Daftar Isi

Siapa yang tidak mengenal batik, warisan budaya Indonesia yang kaya dengan motif beragam? Berbagai corak batik yang menawan dapat ditemukan di berbagai benda. Misalnya di kemeja kondangan si Ayah atau di daster Bunda sendiri.

Batik adalah seni melukis di atas kain yang tidak hanya mencerminkan keindahan visual, tetapi juga menyimpan makna dan simbolisme yang mendalam. Teknik ini mengandung nilai-nilai budaya Indonesia yang kaya. Oleh karena itu, pada 2 Oktober 2009, UNESCO secara resmi mengakui batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi.

Asal-usul nama batik

Beredar informasi bahwa batik adalah singkatan dari kata "amba" dan "tik" atau "nitik". "Amba" berarti menulis, lebar, atau luas, sedangkan "tik" atau "nitik" berarti titik atau membuat titik.

Lalu apakah benar "batik" terdiri dari dua kata tersebut?

Menurut buku Menelusuri Asal Usul Batik: Benang Merah antara Sejarah, Dongeng Panji hingga Hasil Riset Modern karya Adi Kusrianto, singkatan "batik" yang beredar di kalangan umum sebenarnya merupakan hasil Kerata Basa, yaitu penggabungan dua kata atau lebih yang disingkat.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa batik lebih tepat diartikan sebagai goresan, membuat garis, atau menulis. Oleh karena itu, proses membatik dengan canting dikenal sebagai batik tulis.

Kemudian di awal tulisannya dalam buku De Batik-kunst In Nederlandsch-indie En Haar Geschiedenis, sebelum membuat laporan tentang batik, G.P. Rouffaer memulai dengan memahami kata batik. Apakah kosakata ini adalah kata yang khas dari suku Jawa yang berlaku dalam Bahasa Jawa. Ia pun melakukan studi untuk mencari kata batik ini pada suku-suku di sekitar Pulau Jawa, hingga suku Dayak di Kalimantan, suku Toraja di Sulawesi, ke Pulau Mindanao Filipina, Pulau Fiji, kemudian ke Malaya.

Dari hal itu muncul kesimpulan bahwa kosakata "batik" dan "ambatik" berasal dari Bahasa Jawa Ngoko atau Bahasa Jawa untuk strata bawah, di mana "batik" sebagai kata benda dan "ambatik "sebagai kata kerja.

Sementara dalam Bahasa Jawa Kromo atau Bahasa Jawa strata atas, batik artinya serat (berupa kata benda) yang berarti tulisan, dan "ambatik" artinya "nyerat" (Kata kerja) yang berarti menulis. Adapun kata "batik" dan " ambatik" diperoleh dari naskah Babad Sengkala.

Pengertian motif Batik dan filosofi di baliknya

Dari Sabang sampai Merauke, terdapat beragam corak batik yang memanjakan mata. Setiap batik memiliki motif yang berkaitan dengan budaya daerah setempat. Misalnya, di daerah pesisir, batik sering kali terinspirasi oleh keindahan laut.

Berikut ini adalah lima pengertian motif batik beserta filosofi di baliknya, dikutip dari situs web Kementerian Perindustrian Republik Indonesia:

1. Alas-alasan

Motif Batik Alas-alasan berasal dari tanah Jawa dan berarti hutan. Motif ini termasuk dalam corak tradisional dengan pola yang menggambarkan berbagai macam binatang.

Lukisan motif Alas-alasan mengandung filosofi yang mengajak orang lain untuk selalu mawas diri, arif, dan bijaksana dalam menjalani kehidupan di dunia yang penuh tantangan.

2. Anggur

Motif Anggur termasuk dalam kategori Lung-lungan, yang bermakna tolong-menolong. Motif ini selalu diartikan secara harfiah sebagai sulur-suluran, karena bentuknya yang panjang dan saling mengait. Pelukisan motif Anggur di kain menyiratkan harapan agar orang yang mengenakannya memiliki kehidupan sosial yang baik.

3. Emprit

Motif batik Emprit terinspirasi dari burung Emprit atau Pipit. Unggas ini dikenal tidak pernah lepas dari kelompoknya, sehingga dianggap mampu bertahan menghadapi dunia yang luas.

Oleh karena itu, penggambaran Emprit dalam batik menyampaikan pesan agar manusia dapat belajar dari alam dan sekitarnya. Sebagai makhluk sosial, manusia perlu menjaga hubungan baik dengan sesama.

4. Gurdho Pisang Bali

Batik motif Gurdho Pisang Bali biasanya dilukis dengan teknik tulis dan memanfaatkan bahan pewarna alami. Filosofi yang terkandung dalam motif ini mencerminkan harapan, doa, dan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Motif ini juga mengingatkan kita untuk memerangi hambatan dan tantangan di dunia demi mencapai hasil yang bermanfaat.

5. Kukilo Latar Kambil Secuil

Kukilo merupakan interpretasi dari seekor burung yang memiliki kicauan merdu, sedangkan Kambil adalah pohon kelapa yang dikenal sebagai salah satu pohon terkuat.

Pengguna batik dengan motif ini diharapkan mampu menjadi sosok yang menawan, dengan gaya bicara yang penuh pesona dan bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda