Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Awalnya Jual Kain Kafan, Wanita Cirebon Sukses Jadi Bos Batik Terbesar & Raih Rekor MURI

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 01 Jul 2021 19:25 WIB

Sally Giovanny
Foto: Instagram @sally.giovanny

Merintis usaha dari nol tentu tak mudah, seperti wanita cantik asal Cirebon, Sally Giovanny, Bunda. Tak banyak yang tahu bahwa wanita pengusaha batik, pemilik Trusmi Group ini memulai bisnisnya dari jualan kain kafan.

Perempuan berdarah Cirebon-Tionghoa ini membekali dirinya pelajaran bisnis dari sang ayah. Saat itu usianya masih sangat muda, tapi sang ayah sudah bercerita panjang lebar tentang bisnis.

"(Saya) banyak belajar dari Papa saya, Papa saya sering memberikan wejangan, nasihat, dari awal saya merintis bisnis. Walaupun saya masih kecil, tapi Papa saya yakin itu kan saya punya potensi," kata Sally Giovanny dilansir kanal YouTube Coach Yudi Chandra.

"Beliau bilang, bisnis itu bukan sekadar cuan (uang). Ya kan? Bukan cuan saja. Tapi kita harus memikirkan kepuasan konsumen. Gimana caranya cuan enggak perlu banyak tapi konsumen puas. Akhirnya konsumen tuh merekomendasikan bisnis ke teman-temannya, akhirnya bisnis kita berkembang."

Tak hanya berbekal belajar bisnis dari sang ayah, Sally juga belajar banyak dari suami dan mertua, Bunda. Menikah dengan suami, kondisi saat itu keduanya masih sangat muda yaitu 17 tahun.

Mereka akhirnya sepakat merintis bisnis dari nol. Meski demikian, Sally merasa beruntung menikah dengan suaminya karena sejak kecil sang suami diajari untuk mandiri.

"Orang tuanya Mas Ibnu tuh kasih tahu caranya jualan tuh kayak gini-gini. Dan Mas Ibnu tuh tipe orang pembelajar, dia tuh senang banget belajar," kata Sally.

Singkat cerita, ketika memulai bisnis, Sally memutuskan untuk tinggal di rumah orang tua Ibnu. Dari rumah itu lah, Sally belajar bisnis lebih jauh melalui perbincangan dan diskusi bersama mertuanya.

Kemudian, terpikirkan oleh Sally bahwa ia ingin merintis usaha dengan menjual kain kafan dari modal amplop pernikahan mereka. Baca kelanjutannya di halaman berikutnya.

Simak juga cara menggambar batik khas Banyuwangi dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]




JUALAN KAIN KAFAN, MODALNYA DARI AMPLOP PERNIKAKAN

Sally Giovanny

Foto: Instagram @sally.giovanny

Dari hasil diskusi dengan suami dan mertua, Sally Giovanny beranikan diri untuk mendirikan usaha kecil yaitu menjual kain kafan, Bunda.

"Akhirnya memutuskan untuk mulai usaha. Awalnya malah bukan batik, dari yang paling gampang dulu yaitu kain kafan. Kenapa sih jualan kain kafan, jawabannya tuh ya itu, yang paling gampang, paling mudah," ucap Sally.

"Jadi kalau kita ingin memulai sesuatu, mulailah dari hal yang paling mudah."

Walaupun, saat itu Sally sadar punya keterbatasan. Ia belum punya banyak modal. Modal hanya berasal dari amplop pernikahan saja. "Waktu itu kalau enggak salah Rp13 jutaan deh, itu dibeliin kain putih, buat kain kafan," ucapnya.

Sayangnya, saat itu Sally mengungkap bahwa kain kafan yang ia beli, tak langsung laku oleh banyak orang. Dari situ, ia berpikir bahwa bisnisnya lambat laun bisa macet lantaran cara promosinya yang kurang oke, Bunda.

"Lagian kalau kain kafan promo buy one get one, orang juga enggak mau beli. Ya, kan butuhnya cuma satu, saat orang meninggal. Buat apa saya beli lagi, orang cuma satu kan," ucapnya.

Mau dipromosikan diskon, dipromosikan apapun, Sally mengaku menjual kain kafan awalnya sulit karena tak ada yang repeat order, Bunda. Di titik itu, Sally langsung memutar otak untuk kelangsungan bisnisnya.

Baca kelanjutannya di halaman berikut.

DARI JUALAN KAIN KAFAN HINGGA BATIK, BAGAIMANA CERITANYA?

Sally Giovanny

Foto: Instagram @sally.giovanny

Setelah enam bulan berjualan kain kafan, mertua Sally Giovanny memiliki ide bahwa ternyata bahan dasar kafan itu bisa buat kain batik, Bunda. "Jadi ternyata banyak cara gitu kan," ucapnya.

Sally berpesan juga kita memulai bisnis, dan merasa bisnis mulai stuck. Maka, jangan pernah salahkan bisnisnya, namun strategi lah yang harus diubah. Bisnis bisa coba dengan mencari jalan yang benar.

"Belok ke kiri ternyata ada jalannya, belok kanan ternyata juga ada jalannya. Selama kita punya kemauan, punya semangat bisa terlaksana," kata Sally Giovanny.

Sejak awal memulai bisnis, bisa dibilang Sally dan suami adalah dua sosok pekerja keras. Mulai dari door to door, ke pasar keliling. Yang bikin salut, Sally dan suami sampai rela tidak tidur di rumah, ia memilih untuk tidur di tempat yang mereka singgahi, seperti pom bensin, tidur dalam mobil.

"Kita tuh saking menghargai proses demi proses. Numpang mandi di pom bensin, ada saksinya tuh sopir yang ikut kita tuh sampai ya geleng-geleng," ucapnya.

"Kok enggak malu, enggak gengsi? Ya kalau malu-malu, selama kita niatnya baik, enggak merugikan orang ya kan? Ya kenapa enggak kita jalankan."

Sally mengatakan, malu dan gengsi itu tidak bisa membuatnya kaya. Menjadi pengusaha, Sally perlu memutus urat malunya. Maksudnya, urat malu putus itu artinya kita tidak perlu malu dilihat orang untuk berusaha, berjuang, berproses.

"Ngapain gitu mesti malu, tapi yang kita lakukan itu terbaik," ucapnya.

Dalam berbisnis, rintangan terbesar yang dihadap Sally adalah ketika ia punya tiga toko batik sekaligus. Lalu, bukannya menambah lagi cabang baru malah, kedua tokonya malah tutup .

"Karena aku terlalu percaya sama orang lain, aku mikir, kayaknya enak deh ya, bisnis bisa autopilot kan ya?"

"Katanya pebisnis sejati tuh yang bisa autopilot, bisnisnya jalan, owner-nya juga jalan-jalan. Aku kan juga ingin merasakan posisi kayak gitu. Aku ingin ngerasakan kayak gitu, karena dari awal kan aku yang terjun langsung ke lapangan, coba-coba kayak gitu, tutuplah dua toko," tuturnya.

Kegigihan dalam berbisnis patut diacungi jempol. Belajar dari kesalahannya, kini Sally sudah memiliki 1000-an karyawan, Bunda. Tak hanya menjadi pengusaha yang bekerja di industri fashion, batik, Sally juga memiliki anak perusahaan properti, retail, hingga makanan.

Usahanya itu juga sudah tersebar di 10 kota besar di Indonesia. Melansir detikcom, pada 2014 lalu Sally dan suaminya pernah mendapat penghargaan rekor MURI sebagai pemilik toko batik terbesar dan terluas di usia muda.

Inspiratif ya, Bunda?


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda