HaiBunda

MOM'S LIFE

Ini Kata-kata yang Sering Digunakan Orang Tua dengan Tingkat EQ Tinggi untuk Menurunkan Stres

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Senin, 20 Jan 2025 03:00 WIB
Ilustrasi Kata-kata yang Sering Digunakan Orang Tua dengan Tingkat EQ Tinggi untuk Menurunkan Stres/Foto: Getty Images/iStockphoto/Danai Jetawattana
Jakarta -

Menjadi orang tua tentunya bukan hal mudah, bahkan sebagian besar dari mereka mungkin pernah mengalami stres. Namun, pakar mengungkap ada kata-kata yang sering digunakan orang tua dengan EQ tinggi untuk menurunkan stres.

Dalam survei terbaru dari American Psychological Association, hampir setengah dari orang tua disurvei, merasakan stres yang luar biasa hampir setiap hari.

Orang tua masa kini menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak mereka dibandingkan orang tua pada pertengahan tahun 60-an. Namun, banyak yang masih dihantui rasa bersalah dan khawatir bahwa mereka tidak cukup melakukan sesuatu.


Kata-kata yang sering digunakan orang tua dengan EQ tinggi untuk menurunkan stres

Melansir dari laman Parade, kecerdasan emosional atau yang juga dikenal sebagai EQ adalah kemampuan untuk mengenali dan mengidentifikasi emosi dalam diri sendiri dan orang lain, serta mengelolanya secara efisien.

Orang dengan EQ yang sangat tinggi adalah ahli dalam mengendalikan emosi. Kecil kemungkinan mereka akan marah, bahkan dalam situasi yang sangat menegangkan.

Sebagai pendidik EQ lulusan Harvard, Dr. Jenny Woo, menemukan bahwa ada satu frasa yang digunakan orang tua dengan kecerdasan emosional tinggi untuk membantu mereka mengurangi stres dan membesarkan anak-anak dengan baik.

Ini adalah “Saya cukup baik”. Cukup baik bukan berarti melakukan hal yang paling minimal. Melainkan tentang tetap setia pada apa yang paling penting bagi Bunda dan kebutuhan anak-anak, tanpa terjebak dalam ekspektasi orang lain yang tidak realistis.

Melansir dari laman CNBC Make It, orang tua sering kali berbagi kekhawatiran tentang anak-anak mereka yang menyerah pada tekanan teman sebaya dan tren media sosial.

Namun, mereka jarang membicarakan perjuangan sendiri dengan tekanan teman sebaya, yakni kebutuhan untuk terlihat seperti mampu mengatasi semuanya dan membuktikan bahwa mereka dapat membesarkan anak-anak yang sukses.

Jika mengaitkan harga diri dengan prestasi anak-anak, pasti menciptakan kecemasan dan rasa malu. Pergeseran fokus ini, dari mengasuh anak ke berprestasi, merupakan penyebab utama rasa kewalahan dan kelelahan kronis.

Situasi setiap orang berbeda-beda, dan setiap anak juga berkembang dengan kecepatannya sendiri. Berusaha mengikuti tren hanya akan membuat Bunda terkuras dan teralihkan dari hal-hal yang benar-benar penting.

Tetapkan frasa “Cukup baik” dengan mendefinisikan standar pengasuhan Bunda, mengakui keterbatasan, dan menerima pengorbanan.

Orang tua dengan EQ tinggi membuat daftar “Saya TIDAK akan melakukan”

Orang tua dengan EQ tinggi sering kali mengurangi stres dengan menolak mengerjakan tugas yang mereka tahu dapat diselesaikan sendiri oleh anak-anaknya.

Untuk mengurangi teriakan dan kelelahan dalam mengambil keputusan, tetapkan batasan dalam mengasuh anak. Hilangkan stres dengan menetapkan tugas yang sesuai dengan usia. Daftar yang jelas, “Saya TIDAK akan melakukan”, dapat membantu anak bertanggung jawab sekaligus mencegah Bunda mengasuhnya secara berlebihan.

Buat daftar tersebut dan lakukan evaluasi setiap enam bulan untuk menambahkan lebih banyak tugas seiring anak tumbuh dan menjadi lebih mampu.

Pendekatan ini mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi dunia nyata dengan mengajarkan mereka mengambil inisiatif, mengatasi rasa frustrasi, dan memecahkan masalah secara mandiri.

Nah, itulah kata-kata yang sering digunakan orang tua dengan EQ tinggi untuk menurunkan stres. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

7 Hal yang Sering Diungkapkan Orang Cerdas & Berintelegensi Tinggi

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Penyakit Kanker, Penyebab Mpok Alpa Meninggal Dunia

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Banjir Ucapan Duka Cita dari Rekan Artis

Mom's Life Annisa Karnesyia

Harapan Almarhumah Mpok Alpa untuk Masa Depan Anak Kembarnya Semasa Hidup

Mom's Life Amira Salsabila

Ternyata Sushi Bukan Asli Jepang, Ini Negara Asalnya

Mom's Life ZAHARA ARRAHMA

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Tinggalkan 4 Anak Termasuk Sepasang Kembar

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Momen Dominique Sanda Dampingi Sang Putra Dilantik Jadi Dokter, Intip 5 Potretnya

Gangguan Otot Dasar Panggul Sering Terjadi Usai Melahirkan, Simak Cara Mencegahnya

7 Tempat Wisata Beri Promo Seru HUT ke-80 RI, ada Dufan hingga TMII!

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Banjir Ucapan Duka Cita dari Rekan Artis

Kebiasaan Ngopi & Jajan Kantin Bikin Gaji Pegawai di Jakarta Hanya Numpang Lewat

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK