HaiBunda

MOM'S LIFE

Hari Perempuan Internasional 2025: Angka Kesetaraan Gender Naik, Tapi Masih Banyak yang Perlu Disoroti

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 08 Mar 2025 12:40 WIB
Ilustrasi Hari Perempuan Internasional/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Alessandro Biascioli
Jakarta -

Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret. Tahun ini, Hari Perempuan Internasional mengusung tema Untuk SEMUA perempuan dan anak perempuan: Hak. Kesetaraan. Pemberdayaan.

Isu tentang kesetaraan gender memang masih menjadi topik yang hangat di peringatan Hari Perempuan Internasional 2025, Bunda. Secara data, kesetaraan gender terhadap perempuan di Tanah Air memang mengalami kemajuan. Namun, kemajuan yang ditunjukkan masih diperlukan percepatan.

"Indonesia menunjukkan kemajuan yang lebih baik dibanding banyak negara di Asia Pasifik dalam pencapaian SDGs, meskipun di beberapa bidang masih diperlukan percepatan, termasuk dalam kesetaraan gender," kata Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Gita Sabharwal, dalam acara UN Press Briefing Hari Perempuan Internasional 2025 di Kantor PBB di Jakarta, Kamis (6/3/2025).


Survei global PBB 'We the Women' yang dilakukan tahun lalu menunjukkan, tiga perempat responden di Indonesia percaya bahwa dalam lima tahun ke depan, kondisi mereka akan lebih baik. Sementara itu, lebih dari dua pertiga menyatakan bahwa mereka memiliki kendali atas masa depan mereka.

"Di balik tantangan yang ada, kita tidak boleh melupakan gambaran yang lebih besar, bahwa mayoritas perempuan Indonesia optimis terhadap masa depan mereka," ujar Gita.

Kemajuan kesetaraan gender di dunia dan Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Head of Programmes UN Women, Dwi Yuliawati, membeberkan beberapa kemajuan terhadap kesetaraan gender di dunia. Menurutnya, saat ini sudah banyak perempuan yang berpartisipasi dalam berbagai sektor, termasuk politik formal, pendidikan, industri, dan dunia bisnis.

"Dari sisi politik, banyak perempuan yang sudah menjadi pemimpin, seperti memimpin bisnis dan industri. Banyak negara kini sudah memiliki undang-undang yang melindungi perempuan dari kekerasan. Di Indonesia, pendidikan untuk perempuan juga sudah maju," kata Dwi.

"Salah satu kemajuan yang paling besar adalah aktivitas orang muda, terutama orang muda perempuan terhadap kesetaraan gender," sambungnya.

Meski sudah mengalami kemajuan, tapi ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi. Kemajuan yang terjadi tidak cukup cepat, Bunda.

"Selama 20 tahun, partisipasi angkatan kerja perempuan masih stagnan. Lalu, dibutuhkan waktu 137 tahun bagi perempuan dan anak perempuan untuk terbebas dari kemiskinan ekstrem," ujar Dwi.

Selain itu, kemajuan teknologi juga dapat berisiko mengancam perempuan. Dwi mengatakan bahwa kemajuan teknologi seperti dua sisi mata uang yang dapat memberikan keuntungan, namun di saat bersamaan bisa merugikan perempuan.

"Kemajuan teknologi memberikan dua sisi mata uang, ada kemungkinan perempuan menikmati dan memperoleh manfaat, tapi ini juga bisa menjadi platform untuk melakukan kekerasan," ungkapnya.

Kesenjangan gender di Indonesia masih terjadi

Hingga kini, data-data masih menunjukkan adanya kesenjangan gender di Indonesia, Bunda. Gender Specialist dari UNDP, Agnes Gurning, mengatakan bahwa angka Indeks Ketimpangan Gender (IKG) tahun 2023 memang menunjukkan perbaikan dalam kesetaraan gender di Indonesia. Namun, ada beberapa komponen yang perlu dilihat lagi, seperti kesehatan reproduksi, pemberdayaan perempuan, dan pasar tenaga kerja.

Pada dimensi kesehatan reproduksi, data menunjukkan bahwa 0,258 proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang melahirkan hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun. Sementara itu, sekitar 12 persen atau 0,126 perempuan di rentang usia tersebut melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan.

"Itu artinya, fasilitas kesehatan masih belum bisa diakses oleh semua perempuan atau ibu hamil," ujar Agnes.

Pada dimensi pemberdayaan, persentase anggota legislatif perempuan sekitar 22,14 persen. Sedangkan persentase penduduk dengan pendidikan SMA ke atas untuk perempuan masih di angka 37,60 persen.

Terakhir adalah dimensi pasar tenaga kerja. Menurut IKG, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan sebesar 54,52 persen, sementara laki-laki 84,26 persen.

Demikian laporan terkait perkembangan kesetaraan gender di Indonesia selama beberapa tahun terakhir yang dipaparkan PBB di Indonesia dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 2025. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Sineas Perempuan Indonesia, Berbakat & Hasilkan Karya Lewat Film

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Joanna Alexandra Ajak Kekasih Ketemu Orang Tua & Quality Time Bareng Anak

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga

Mom's Life Annisa Karnesyia

10 Tempat Makan Soto Semarang Terdekat di Jakarta yang Legendaris, Punya Rasa Gurih & Enak!

Mom's Life Azhar Hanifah

Persiapan Melahirkan ala Shasa Zania, Siapkan Ruang Menyusui hingga Pilih Perlengkapan Bayi

Kehamilan Nadhifa Fitrina

9 Klinik Tumbuh Kembang Anak Jakarta dan Fasilitas Lengkapnya

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga

9 Klinik Tumbuh Kembang Anak Jakarta dan Fasilitas Lengkapnya

Minimnya Dukungan untuk Ibu Menyusui, Dokter Ingatkan Ancaman Malnutrisi pada Anak

Persiapan Melahirkan ala Shasa Zania, Siapkan Ruang Menyusui hingga Pilih Perlengkapan Bayi

10 Tempat Makan Soto Semarang Terdekat di Jakarta yang Legendaris, Punya Rasa Gurih & Enak!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK