HaiBunda

MOM'S LIFE

Udara Terasa Dingin di Musim Kemarau, Kenali Fenomena Bediding

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 20 Jun 2025 18:25 WIB
Fenomena bediding di beberapa daerah di Indonesia/ Foto: Nurhadi Wicaksono/detikJatim
Jakarta -

Sejumlah warga di beberapa daerah di Indonesia mengaku justru kedinginan di musim kemarau. Fenomena ini dikenal dengan istilah bediding, Bunda.

Melansir laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Mei, sebanyak 403 zona musim (57,7 persen) di Indonesia diprediksikan masuk musim kemarau pada periode April hingga Juni 2025 dengan wilayah Nusa Tenggara merupakan wilayah yang diprediksikan mengalami kemarau lebih awal dibanding wilayah lainnya.

Sementara itu, puncak musim kemarau 2025 diprediksi terjadi pada Agustus di sebagian besar wilayah di Indonesia. Puncak musim kemarau ini diprediksi akan sama, maju, atau datang lebih awal dari biasanya, yang mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia.


Musim kemarau identik dengan cuaca panas. Namun, belakangan banyak netizen mengeluhkan cuaca dingin di musim kemarau.

Pada Kamis pagi (19/6/25), kata 'dingin' sempat menjadi trending topik di media sosial X. Setidaknya kata tersebut telah ditulis sebanyak 10 ribu kali oleh pengguna media sosial tersebut, Bunda.

Beberapa netizen mengeluhkan cuaca dingin ini terjadi di wilayah yang cenderung memiliki cuaca panas, seperti Bekasi dan Jakarta. Seorang netizen bahkan menyangka dirinya tidak enak badan karena cuaca dingin ini.

"Momen langka Bekasi dingin," tulis akun @chem******.

"Btw ini Jakarta emang dingin atau gue yang gak enak badan sih?" kata @opaaaa***.

Di Jawa Barat, akun @vou*** yang berada di Bandung juga mengaku merasakan cuaca dingin. "Mau nyalain AC tapi Bandung dingin banget," ujarnya..

Fenomena bediding

Fenomena cuaca dingin di musim kemarau sebenarnya umum terjadi. BMKG menyebutnya sebagai fenomena bediding.

"Fenomena udara dingin ini di daerah Jawa dikenal sebagai bediding. Fenomena bediding dalam konteks klimatologi merupakan hal normal karena memang proses fisisnya berkaitan dengan kondisi atmosfer saat musim kemarau," tulis BMKG.

Menurut BMKG, pada musim kemarau jarang terjadi hujan dan tutupan awan berkurang. Hal tersebut menyebabkan panas permukaan bumi akibat radiasi Matahari lebih cepat dan lebih banyak yang dilepaskan kembali ke atmosfer berupa radiasi balik gelombang panjang.

Selain itu, curah hujan yang kurang juga menyebabkan kelembapan udara juga rendah yang berarti uap air di dekat permukaan bumi juga sedikit. Nah, bersamaan dengan kondisi langit yang cenderung bersih dari awan, maka panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepaskan ke atmosfer luar. Hal itu membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari.

Lantas, seperti apa detail tentang fenomena bediding ini ya?

TERUSKAN MEMBACA DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Sering Keliru, Ini Perbedaan Sunscreen & Sunblock Beserta Tips Memakainya di Musim Panas

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Rini Yulianti & Suami Boyong Anak Pindah ke Australia, Intip 5 Potret Pamit ke Keluarga

Mom's Life Nadhifa Fitrina

3 Posisi Bayi 9 Bulan untuk Menentukan Persalinan yang Aman

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Komik Bunda: Sunat Itu Apa Sih, Bun?

Komik Bunda Nabila Syifa Sabrina

Transmart Full Day Sale Hadir lagi! Besok Ada Diskon Besar 50%+20%

Mom's Life Triyanisya & Sandra Odilifia

Sunat untuk Anak Perempuan: Anjuran Larangan & Bahaya Medisnya

Parenting Tim HaiBunda

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Bukan Singkatan, Ternyata Ini Kepanjangan Lambang 'S' di Baju Superman Bun!

Komik Bunda: Sunat Itu Apa Sih, Bun?

3 Posisi Bayi 9 Bulan untuk Menentukan Persalinan yang Aman

Naura Ayu Ulang Tahun Ke-20, Nola B3 Ungkap Haru & Kenang Lagu Duet 7 Tahun Lalu

Hobi Minum Manis, Perempuan Ini Jalani Operasi 300 Batu Ginjal

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK