MOM'S LIFE
Jepang Tetapkan Status Epidemi Flu, Apa Artinya bagi Negara Lain?
Azhar Hanifah | HaiBunda
Sabtu, 18 Oct 2025 11:30 WIBMusim gugur di Jepang tahun ini datang dengan kabar yang cukup mengkhawatirkan. Di saat banyak negara mulai bersiap menghadapi perubahan cuaca, Jepang justru menetapkan status epidemi flu nasional setelah lonjakan kasus yang muncul jauh lebih awal dari biasanya.
Situasi ini membuat sejumlah rumah sakit kewalahan dan ratusan sekolah terpaksa ditutup. Kondisi ini juga memunculkan berbagai pertanyaan tentang penyebab utama lonjakan kasus dan bagaimana sistem kesehatan Jepang menanganinya.
Tak hanya itu, para pakar memperingatkan bahwa perubahan pola penyebaran virus ini mungkin menandakan adanya adaptasi baru pasca-pandemi. Untuk memahami lebih lanjut tentang situasi epidemi flu di Jepang dan apa dampaknya bagi negara lain, Bunda bisa membaca penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya.
Mengenal epidemi flu di Jepang
Melansir dari laman First Post, pemerintah Jepang secara resmi menetapkan status epidemi flu nasional setelah terjadi lonjakan kasus yang sangat cepat, bahkan lima minggu lebih awal dari musim flu biasanya.
Hingga awal Oktober, lebih dari 4.000 orang dilaporkan dirawat di rumah sakit akibat influenza, jumlah yang meningkat empat kali lipat dibanding minggu sebelumnya. Kementerian Kesehatan Jepang mencatat bahwa rata-rata terdapat 1,04 pasien per fasilitas medis, angka ini sudah melewati batas epidemi nasional.
Lonjakan ini membuat rumah sakit di berbagai daerah penuh, sementara 28 dari 47 wilayah administratif mengalami peningkatan kasus, termasuk Tokyo, Okinawa, dan Kagoshima.
Pakar waspadai virus flu yang cepat berevolusi
Melansir dari laman The Indian Express, para ahli memperingatkan bahwa wabah flu kali ini bisa menjadi tanda bahwa virus influenza tengah berevolusi lebih cepat dan menyesuaikan diri dengan kondisi dunia pasca pandemi.
Lebih dari 4.000 kasus flu tercatat dalam sepekan terakhir, meningkat hampir 1.000 kasus dibandingkan minggu sebelumnya. Akibat penularan yang meluas di kalangan anak-anak, lebih dari 135 sekolah dan taman kanak-kanak terpaksa ditutup.
Profesor Yoko Tsukamoto dari Health Sciences University of Hokkaido menegaskan bahwa pola ini mencerminkan bagaimana virus sedang beradaptasi terhadap lingkungan baru.
"Musim flu datang jauh lebih cepat tahun ini, dan dalam kondisi global yang berubah, hal seperti ini mungkin akan semakin sering terjadi," katanya.
Para ahli pun mengimbau masyarakat, termasuk wisatawan, untuk menjaga kebersihan, sering mencuci tangan, serta segera mendapatkan vaksinasi guna mencegah penyebaran yang lebih luas.
Tak hanya jepang, kasus flu juga meningkat di beberapa kawasan Asia
Fenomena meningkatnya kasus flu rupanya tidak hanya terjadi di Jepang, tetapi juga meluas ke berbagai negara di Asia. Sejumlah negara seperti Singapura, Thailand, dan India juga melaporkan lonjakan kasus influenza dalam beberapa pekan terakhir.
Di India bagian utara, penyebaran virus H3N2 yang menyebabkan pandemi flu Hong Kong tahun 1968, menjadi perhatian utama karena diduga merupakan kombinasi antara virus flu manusia dan burung.
Sementara itu, dilansir dari laman Nature, peneliti menyebut bahwa peningkatan kasus flu yang terjadi di luar musim biasanya dapat menjadi pemicu wabah baru di negara-negara Asia dan Eropa yang akan segera memasuki musim dingin.
Malaysia pun mengalami hal serupa dengan ribuan pelajar dilaporkan tertular flu dan beberapa sekolah terpaksa ditutup.
Pakar virologi dari Monash University Malaysia, Vinod Balasubramaniam, menjelaskan bahwa meningkatnya mobilitas internasional setelah pandemi, perubahan iklim, serta rendahnya paparan virus pada anak-anak dan lansia bisa menjadi faktor utama awal musim flu yang lebih cepat.
Selain itu, peneliti dari WHO Collaborating Centre, Ian Barr, menambahkan bahwa virus H3N2 yang sebelumnya menyebar di Australia dan Selandia Baru kemungkinan besar ikut terbawa ke Jepang dan negara Asia lainnya melalui jalur perjalanan internasional.
Meski kecil kemungkinan menjadi pandemi global, para ahli menilai penyebaran cepat ini dapat memperburuk situasi di negara-negara yang mulai memasuki musim dingin, karena tingkat penularan virus cenderung meningkat pada suhu rendah.
Vaksin disebut jadi hal terpenting
Di tengah meningkatnya kasus flu di Jepang, para ahli menegaskan bahwa vaksinasi merupakan langkah paling penting untuk mencegah penularan penyakit ini.
Melansir dari laman NDTV, otoritas kesehatan Jepang mengimbau masyarakat, termasuk wisatawan, untuk segera mendapatkan vaksin flu.
Pemberian vaksin terbukti dapat menurunkan risiko infeksi serta meringankan gejala, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis.
World Health Organzation (WHO) juga menekankan pentingnya vaksinasi, khususnya bagi individu dengan daya tahan tubuh lemah dan ibu hamil, karena sistem kekebalan tubuh mereka dapat terganggu.
Profesor Yoko menjelaskan bahwa vaksinasi dini menjadi langkah penting, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.
"Bagi sebagian besar orang sehat, flu mungkin tidak berbahaya, tetapi bagi kelompok rentan, vaksinasi dini sangat penting," ujarnya.
Selain vaksin, masyarakat disarankan untuk menjaga kebersihan tangan, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta rutin membersihkan permukaan yang sering disentuh.
Penggunaan masker di tempat umum yang padat juga dinilai efektif mengurangi risiko penyebaran virus.
Bagi Bunda yang mulai merasakan gejala flu, disarankan untuk segera beristirahat dan mengisolasi diri agar tidak menularkan flu kepada orang lain.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak video di bawah ini, Bun:
7 Gejala ISPA pada Orang Dewasa, Termasuk Batuk & Sakit Tenggorokan
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Sudah Punya BPJS, Masih Perlukah Asuransi Kesehatan?
Asuransi Kesehatan dan Asuransi Pendidikan dalam Produk Unit Link, Bisakah Diandalkan?
Rekomendasi Asuransi Kesehatan Keluarga & Masing-masing Kelebihannya
Asuransi Kesehatan: Pengertian, Tips Memilih & Sejak Kapan Disiapkan
TERPOPULER
Bak Kakak Adik, Ini 5 Potret Tyna Dwi Jayanti & Sang Putri Alaia yang Kini Berusia 15 Th
Pakar Ahli Saraf Ungkap 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Berpengaruh Besar pada Otak Anak
Viral! Rumus Diet '18-10-8-4-1' Turunkan BB 7 Kg dalam 21 Hari
5 Potret Melaney Ricardo Beli Mobil Mewah Rp500 Juta Hasil dari Affiliator
Cerita Steffi Zamora soal Kehamilannya, Sempat Ngidam hingga Ikut Kelas Persiapan Melahirkan
REKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Balsem Bayi yang Aman dan Nyaman untuk Kulit Si Kecil
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Primer Make Up Tahan Lama
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
Review Es Krim Baskin Robbins Musk Melon & Popping Shower, Rasa Favorit Nomor #1 di Jepang
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lotion Anti Nyamuk untuk Bayi yang Aman untuk Kulit
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Pensil Alis Warna Coklat Muda yang Bisa Jadi Pilihan Bunda
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Perubahan Mulut Rahim saat Hamil Muda di Trimester Pertama
Rayakan 24 Tahun Pernikahan, Adrian Maulana & Istri Kompak Jalani Frugal Living
Pakar Ahli Saraf Ungkap 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Berpengaruh Besar pada Otak Anak
Bak Kakak Adik, Ini 5 Potret Tyna Dwi Jayanti & Sang Putri Alaia yang Kini Berusia 15 Th
Viral! Rumus Diet '18-10-8-4-1' Turunkan BB 7 Kg dalam 21 Hari
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
5 Organ Tubuh yang Didonorkan Penulis Baek Se Hee demi Selamatkan Nyawa Orang Lain
-
Beautynesia
Cantik Nan Memesona, Intip Potret Terbaru Artis Korea Min Hyo Rin
-
Female Daily
4 Member TWICE Tampil Memukau di Victoria’s Secret Fashion Show 2025, Intip Detailnya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Sinopsis Colombiana di Bioskop Trans TV Hari Ini, Dibintangi Zoe Saldana
-
Mommies Daily
Fenomena Latte Dad di Swedia dan Kontrasnya dengan Fatherless di Indonesia