moms-life
Berapa Idealnya Investasi Emas? Ini Kata Pakar Keuangan
HaiBunda
Minggu, 26 Oct 2025 22:00 WIB
Daftar Isi
Dari zaman peradaban kuno hingga era modern, emas telah menjadi mata uang pilihan dunia. Namun, bagaimana sebaiknya Bunda berinvestasi emas saat ini?
Karakteristik emas yang unik membedakannya dari investasi lain. Selain kilaunya, persediaan logam yang terbatas dan sifatnya yang tidak dapat dihancurkan telah berkontribusi pada stabilitasnya sebagai penyimpanan nilai jangka panjang.
Berbeda dengan saham atau obligasi, emas bersifat konkret. Emas memiliki likuiditas tinggi di pasar global dan diakui secara universal sebagai aset berharga, terlepas dari kondisi politik atau ekonomi, atau ketidakstabilan geopolitik.
Penyebab harga emas cenderung naik
Dilansir dari laman detikcom, harga emas sempat mencetak rekor baru. Emas batangan keluaran Antam pernah menembus level tertinggi sepanjang masa di harga Rp2.487.000 per gram, setelah naik Rp78.000 per gram.
Perencana Keuangan Finante, Rista Zwestika, CFP, WMI, WPS, pun menjelaskan beberapa penyebab harga emas cenderung naik. Berikut di antaranya:
- Inflasi dan pelemahan mata uang: Ketika dolar Amerika Serikat (AS) melemah atau inflasi tinggi, investor global beralih ke emas.
- Kondisi geopolitik dan ekonomi global: Ketidakpastian (Seperti konflik Rusia-Ukraina, Timur Tengah, atau perlambatan ekonomi AS-China) membuat permintaan emas meningkat.
- Kebijakan suku bunga: Saat The Fed menurunkan suku bunga, investor mencari aset non-bunga seperti emas.
“Fakta 2025, yaitu harga emas dunia per Oktober 2025 berada di kisaran US$2.430-2.500/oz, rekor tertinggi sepanjang sejarah, akibat ketidakpastian ekonomi global dan ekspektasi penurunan suku bunga AS,” ujar Rista kepada HaiBunda, Rabu (22/10/2025).
Meskipun demikian, emas tetap menjadi aset lindung nilai (safe haven) yang penting dalam portofolio.
Jenis emas yang tepat untuk investasi
Pada kesempatan ini, Rista juga menjelaskan bahwa masing-masing jenis emas memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut rinciannya yang dapat Bunda perhatikan:
1. Emas batangan atau logam mulia
- Kelebihan: Nilai tinggi, mudah dijual, dan diakui global
- Kekurangan: Perlu tempat yang aman
2. Emas perhiasan
- Kelebihan: Bisa dipakai dan memiliki nilai estetika
- Kekurangan: Potongan biaya pembuatannya tinggi
3. Emas digital
- Kelebihan: Praktis, bisa mulai dari yang kecil, dan tersimpan aman
- Kekurangan: Tidak bisa disentuh langsung
“Untuk investasi murni, pilih emas batangan atau digital bersertifikat seperti antam, UBS, dan Brankas Digital,” jelas Rista.
Risiko investasi emas
Sebelum memilih investasi emas, Bunda perlu memperhatikan beberapa kemungkinan risiko yang akan timbul. Berikut di antaranya:
- Tidak menghasilkan cashflow: Berbeda dengan saham atau reksa dana pendapatan tetap, emas tidak memberikan dividen atau bunga.
- Fluktuasi harga jangka pendek: Dalam 3-6 bulan, harga bisa naik turun cukup tajam.
- Risiko penyimpanan: Untuk emas fisik, risiko hilang atau dicuri perlu diantisipasi dengan brankas atau layanan safe deposit box.
- Spread harga beli-jual: Selisih harga beli dan jual bisa cukup besar (sekitar 3-5 persen).
Cara menentukan jumlah investasi emas bagi pemula
Rista menjelaskan ada beberapa cara yang dapat Bunda lakukan jika baru pertama kali investasi emas. Berikut di antaranya:
- Tentukan tujuan. Rista menjelaskan, “Misalnya seperti dana darurat jangka menengah, atau pelindung nilai”.
- Hitung kemampuan menabung. Alokasikan maksimal 10-15 persen penghasilan bulanan untuk emas.
- Mulai dari kecil, tetapi konsisten. “Lebih baik beli rutin setiap bulan (metode dollar cost averaging) daripada menunggu harga paling murah,” tutur Rista.
Strategi investasi emas yang tepat
Ada pula beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan ketika melakukan investasi emas. Berikut strateginya:
- Pahami tujuan dan jangka waktu: Apakah untuk lindung nilai, tabungan, atau investasi jangka panjang.
- Mulai rutin dan konsisten: Gunakan sistem autodebet bulanan.
- Gunakan platform resmi
- Cek harga harian dan selisih beli jual: Tidak perlu panik saat harga turun sesaat.
- Hindari perhiasan untuk tujuan investasi murni: Nilai jualnya lebih rendah.
- Hindari mengalokasikan semua uang untuk investasi emas: Tetap diversifikasi dengan instrumen lain.
“Emas bagus untuk menjaga nilai, tapi kurang optimal untuk menumbuhkan nilai. Untuk dana pensiun (jangka lebih dari 10 tahun), emas bisa menjadi pelengkap portofolio (10-20 persen), sementara porsi utama sebaiknya di instrumen yang memberi imbal hasil lebih tinggi seperti saham atau reka dana indeks,” ujar Rista.
Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Mom's Life
Hati-hati Bun, 3 Hobi ini Bisa Bikin Boros dan Jadi Sulit Kaya
Mom's Life
Tips Mengatur Gaji untuk Kebutuhan Sehari-hari, Biar Enggak Sengsara di Akhir Bulan
Mom's Life
Ingin Merdeka Finansial di Usia 50 Tahun Bun? Ini Tips dari Pakar
Mom's Life
Seandainya Resesi Terjadi, Apa yang Harus Bunda Lakukan?
Mom's Life
Bukan Mustahil, Cara Punya Rp100 Juta di Usia 25 dan Rp1 M saat 30 Tahun
7 Foto
Mom's Life
Sempat Hidup Kekurangan, Ini 7 Potret Terbaru Enno Lerian Bareng Suami & Keempat Anaknya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Berapa Dana Darurat yang Harus Bunda Punya? Ini Kata Pakar
8 Warna Dompet yang Bagus Menurut Feng Shui
5 Cara Menghasilkan Uang dari Ponsel Smartphone