Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Ketahui Bahaya Gangguan Irama Jantung atau Aritmia dan Cara Mudah Deteksinya Bun

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 07 Nov 2025 11:30 WIB

Ilustrasi Sakit Jantung
Illustrasi Gangguan Irama Jantung atau Aritmia/ Foto: Getty Images/iStockphoto/champja
Jakarta -

Kasus kematian mendadak karena henti jantung bukan hal yang baru lagi di Indonesia. Beberapa public figure Tanah Air diberitakan meninggal mendadak lantaran disebut mengalami henti jantung atau sudden cardiac death (SCD).

SCD atau kematian jantung mendadak dapat dialami siapa pun, Bunda. Menurut Sekretaris Jenderal PERITMI/Indonesian Heart Rhythm Society (InaHRS), dr. Agung Fabian Chandranegara, Sp.JP(K), FIHA, kematian jantung mendadak merupakan salah satu masalah kardiovaskular serius.

"SCD menyumbang sekitar 10 hingga 15 persen dari seluruh kematian global setiap tahunnya. Ini artinya, jutaan nyawa hilang secara tiba-tiba akibat gangguan irama jantung yang sering tidak terdeteksi sebelumnya," kata Agus dalam acara Press Conference 'MEraba NAdi SendiRI (MENARI): Kenali Irama Jantungmu Sebelum Terlambat' di Jakarta Barat, belum lama ini.

Ya, salah satu penyebab kematian jantung mendadak adalah gangguan irama jantung atau aritmia atau atrial fibrillation (AF). Kondisi ini merupakan salah satu jenis aritmia yang paling sering ditemukan dan menjadi penyebab utama stroke. Aritmia adalah suatu gejala dari gangguan detak jantung atau irama jantung.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Pulse Day Task Force, Chairperson of Public Affairs Committee Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS), Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, mengatakan bahwa 1 dari 3 orang berisiko mengalami gangguan irama jantung serius sepanjang hidupnya. AF sering kali tidak menimbulkan gejala khas, sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya berisiko.

"AF biasanya tidak ada keluhan, seseorang merasa cepat capek, sesak napas, dan itu dianggap hal biasa. Tapi, tiba-tiba stroke. AF juga bisa terjadi di usia produktif," ujar Dicky.

Pentingnya mengenali tanda gangguan irama jantung

Gangguan irama jantung atau aritmia sebenarnya dapat dicegah. Salah satunya adalah dengan mengenali tanda atau gejala, Bunda.

Berikut beberapa gejala gangguan irama jantung yang perlu diketahui:

  • Jantung berdebar
  • Keringat dingin
  • Sesak napas
  • Kepala pusing
  • Pingsan
  • Nyeri dada atau dada terasa tidak nyaman
  • Kematian mendadak

"Gejala AF dapat berbeda-beda pada setiap orang, namun umumnya meliputi detak jantung yang cepat atau berdebar kuat (palpitasi), nyeri dada, pusing, kelelahan, kelemahan tubuh, sesak napas, hingga menurunnya kemampuan berolahraga. Pada beberapa kasus, gejala tersebut dapat muncul dan menghilang secara tiba-tiba, tetapi pada sebagian lainnya dapat berlangsung terus-menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari," ungkap Dicky.

Bila mengalami gejala-gejala tersebut atau merasa ada kelainan, Bunda dapat memeriksakan kondisi ke dokter. Pemeriksaan lanjutan dapat dijalani untuk memastikan kondisi, seperti EKG, ekokardiografi, atau Holter monitoring.

Cek nadi untuk cegah gangguan irama jantung

Selain mengenali gejala, Bunda juga dapat mencegah gangguan irama jantung dengan melakukan pengecekan nadi. Menjelang Pulse Day 2026 yang diperingati setiap 1 Maret, kampanye global kesadaran untuk mengecek nadi dibuat oleh Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS). Kampanye untuk mendeteksi dini gangguan irama jantung ini disebut MEraba NAdi SendiRI (MENARI).

Melalui MENARI, masyarakat diajak untuk memahami irama jantungnya, memeriksa denyut nadi secara rutin, dan mencari nasihat medis bila menemukan suatu kelainan. Teknik MENARI sangat mudah dilakukan secara mandiri. Bunda hanya perlu rutin dan fokus dalam menghitung denyut nadi di pergelangan tangan.

"Cara mengecek denyut jantung yaitu dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan atau leher, hitung denyutnya selama 30 detik dan kalikan dua untuk mendapatkan denyut per menit. Denyut normal biasanya berada di kisaran 60 hingga 100 detak per menit," ungkap Dicky.

Setelah mengenali gejala dan mengecek nadi, Bunda juga jangan lupa untuk menjaga pola hidup. Gangguan irama jantung dan penyakit jantung lainnya dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat.

"Gaya hidup sehat tetap menjadi kunci, seperti berhenti merokok, rutin berolahraga, tidur cukup, dan mengelola stres bisa menurunkan risiko secara signifikan," kata Agung.

Demikian serba-serbi gangguan irama jantung atau aritmia yang perlu Bunda ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda