Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Jenis Diet Ini Ternyata Efektif Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Simak Penjelasannya

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Selasa, 11 Nov 2025 06:00 WIB

plate of greek salad on wooden table
Ilustrasi diet mediterania / Foto: Getty Images/iStockphoto/nitrub
Daftar Isi

Bunda punya riwayat tekanan darah tinggi? Mungkin bisa mencoba diet yang satu ini yang ternyata efektif menurunkan tekanan darah tinggi.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling banyak dialami masyarakat modern. Pola makan tidak seimbang, gaya hidup pasif, serta stres berkepanjangan menjadi pemicu utamanya.

Kabar baiknya, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa perubahan pola makan tertentu dapat membantu menurunkan tekanan darah bahkan pada Bunda dengan risiko penyakit jantung yang tinggi. Diet ini bukan tren baru, melainkan pola makan klasik yang telah lama dikenal memberikan manfaat besar bagi kesehatan jantung.

Mengutip Times of India, penelitian berskala besar yang dilakukan oleh American Health Association terhadap lebih dari 2.700 orang dewasa berisiko tinggi penyakit kardiovaskular menemukan hasil menarik. Peserta yang mengikuti pola makan tertentu mengalami penurunan tekanan darah sistolik rata-rata sebesar 1,2 mmHg dan diastolik sekitar 1,8 mmHg dibandingkan kelompok kontrol.

Meski angka tersebut tampak kecil, para ahli menegaskan bahwa perubahan sekecil apa pun dalam tekanan darah dapat berdampak besar terhadap risiko penyakit jantung dan stroke. Diet apa yang dimaksud? Mari bahas di sini, Bunda.

Jenis diet yang efektif turunkan tekanan darah tinggi

Diet yang dimaksud adalah diet Mediterania. Pola makan ini yang kembali menjadi sorotan karena sifatnya yang 'abadi' dan terbukti menyehatkan.

Berbeda dari pola makan ketat yang banyak beredar di media sosial, diet Mediterania tidak menuntut pembatasan ekstrem atau aturan rumit. Pola makan ini terinspirasi dari tradisi kuliner negara-negara di sekitar Laut Mediterania seperti Yunani, Italia, dan Spanyol.

Diet Mediterania menekankan konsumsi makanan alami dan minim olahan, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, minyak zaitun, serta ikan laut yang kaya lemak sehat.

“Studi kami berfokus pada makanan utuh, bukan suplemen nabati yang dijual bebas di pasaran,” ujar Dr. Marcia Otto, salah satu penulis senior penelitian tersebut.

Penelitian juga menunjukkan bahwa protein hewani yang diproses secara minimal tetap dapat dimasukkan dalam menu mingguan tanpa meningkatkan risiko hipertensi secara signifikan. Hal ini menjadi bukti bahwa diet Mediterania bersifat fleksibel dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menjaga tekanan darah tetap normal sangat penting untuk melindungi jantung dan organ vital lainnya. Menurut National Institutes of Health (NIH), setiap kenaikan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg atau diastolik 10 mmHg dapat menggandakan risiko komplikasi kardiovaskular, seperti serangan jantung, gagal ginjal, dan stroke.

Bunda disarankan menjaga tekanan darah di bawah 120/80 mmHg membantu mencegah kerusakan pembuluh darah jangka panjang serta memperpanjang harapan hidup.

Cara mudah mencoba diet Mediterania

Untuk menerapkan gaya makan ala Mediterania, Bunda tidak perlu langsung mengubah pola makan keseluruhan. Cukup lakukan langkah kecil dan konsisten.

Bunda bisa mengganti minyak goreng dengan minyak zaitun, perbanyak konsumsi sayuran dan buah segar. Kemudian memilih biji-bijian seperti beras merah atau barley, serta mengonsumsi sumber protein nabati seperti lentil dan kacang-kacangan.

Mengurangi daging olahan dan menggantinya dengan ikan berlemak, seperti salmon atau sarden juga menjadi langkah efektif.

Manfaat diet Mediterania selain turunkan tekanan darah tinggi

Selain membantu mengontrol tekanan darah, berbagai penelitian lain juga menegaskan manfaat luas diet Mediterania bagi kesehatan tubuh. Tidak hanya membantu menurunkan tekanan darah, pola makan ini juga mendorong kebiasaan makan yang lebih seimbang dan berkelanjutan.

Kajian oleh NIH juga menunjukkan bahwa pola makan ini berkaitan dengan risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung koroner, stroke iskemik, serta penyakit kardiovaskular secara keseluruhan. Sementara penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health mengungkapkan bahwa diet Mediterania yang dikombinasikan dengan aktivitas fisik teratur juga bisa menurunkan risiko diabetes hingga sepertiga pada Bunda dengan faktor risiko metabolik.

Tak hanya itu, manfaatnya juga menyentuh aspek kesehatan otak. Sejumlah studi menunjukkan bahwa seseorang yang rutin menerapkan pola makan Mediterania cenderung mengalami penurunan kognitif lebih lambat serta memiliki daya ingat semakin baik pada usia lanjut.

Kandungan antioksidan dan lemak sehat dari minyak zaitun serta kacang-kacangan dipercaya berperan penting dalam melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas. Meski begitu, para ahli menekankan bahwa kunci keberhasilan pola makan ini tidak hanya pada jenis makanannya saja, tapi juga pada gaya hidup yang menyertainya.

Masyarakat kawasan Mediterania dikenal memiliki kebiasaan hidup aktif, sering berinteraksi sosial, dan jarang mengalami stres kronis. Kombinasi antara pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, serta hubungan sosial yang positif terbukti menjadi formula ampuh untuk menjaga kesehatan jantung dan tubuh secara menyeluruh.

Dengan semua manfaat yang telah terbukti secara ilmiah, diet Mediterania kini dianggap sebagai 'pola makan emas' untuk kesehatan jantung. Bukan sekadar tren, melainkan gaya hidup yang telah bertahan lintas generasi.

Bagi Bunda yang ingin menurunkan tekanan darah tinggi tanpa harus menjalani diet ekstrem, mengikuti pola makan ini bisa menjadi langkah sederhana namun berdampak besar bagi kesehatan jangka panjang.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda