Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Tak Hanya Faktor Ekonomi, Ini 6 Penyebab Perceraian di Indonesia

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Minggu, 28 Dec 2025 23:00 WIB

ilustrasi cerai
Ilustrasi tak hanya faktor ekonomi, ini 6 penyebab perceraian di Indonesia/ Foto: iStock
Daftar Isi

Tahukah Bunda kalau penyebab perceraian di Indonesia bukan hanya karena faktor ekonomi? Ada beberapa faktor penyebab perceraian di Indonesia berdasarkan data terkini.

Angka perceraian di Indonesia masih menjadi persoalan sosial yang mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Perceraian tidak hanya berdampak pada pasangan suami-istri, tapi juga membawa konsekuensi panjang bagi anak, keluarga besar, hingga tatanan sosial masyarakat.

Untuk itu, memahami faktor-faktor utama penyebab perceraian menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan dan menjaga keharmonisan keluarga. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai Jumlah Perceraian Menurut Provinsi dan Faktor Penyebab Perceraian (perkara) 2024 yang terakhir diperbarui pada 14 Februari 2025, terdapat sejumlah alasan dominan yang mendorong pasangan suami-istri mengakhiri pernikahan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Data tersebut menunjukkan bahwa masalah perilaku, ekonomi, hingga persoalan moral masih menjadi pemicu utama retaknya rumah tangga. Sejalan dengan itu, Kementerian Agama (Kemenag) menyoroti tingginya angka perceraian yang terjadi pada usia pernikahan muda.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, mengungkapkan bahwa dalam lima tahun terakhir terdapat 604.463 kasus perceraian pada usia pernikahan di bawah lima tahun. Ada pun 583.130 kasus perceraian pada usia pernikahan 5 hingga 10 tahun.

Kondisi ini menegaskan bahwa penguatan kesiapan menikah dan ketahanan keluarga menjadi kebutuhan yang perlu dipahami setiap pasangan.

"Kalau kita ingin Indonesia Emas 2045 benar-benar terwujud, ketahanan keluarga tidak boleh diabaikan. Keluarga adalah pabrik utama pembentuk generasi unggul," ujar Abu Rokhmad dalam kegiatan Bimbingan Teknis Fasilitator Bimwin Angkatan III dan IV di Jakarta, beberapa waktu lalu, dilansir dari Bimas Islam.

Penyebab perceraian di Indonesia

Berikut sejumlah faktor penyebab hancurnya rumah tangga berdasarkan data tertinggi dari kasus perceraian di Indonesia.

1. Perselisihan dan pertengkaran terus-menerus

Perselisihan dan pertengkaran yang terjadi secara berulang menjadi penyebab perceraian tertinggi di Indonesia. Data BPS mencatat sebanyak 251.125 perkara perceraian dipicu oleh konflik yang tidak pernah menemukan titik temu.

Kondisi ini menunjukkan bahwa kegagalan komunikasi dan pengelolaan emosi masih menjadi masalah besar dalam rumah tangga. Pertengkaran yang berlangsung terus-menerus dapat mengikis rasa saling menghormati dan kepercayaan antar pasangan.

Ketika konflik dibiarkan berlarut tanpa solusi, hubungan suami-istri bisa berubah menjadi penuh tekanan sehingga perceraian kerap dianggap sebagai jalan keluar untuk mengakhiri ketegangan berkepanjangan.

2. Ekonomi

Masalah ekonomi menempati urutan kedua sebagai penyebab perceraian di Indonesia dengan jumlah 100.198 kasus. Keterbatasan penghasilan, pengelolaan keuangan yang buruk, hingga kehilangan pekerjaan sering kali memicu konflik dalam rumah tangga.

3. Meninggalkan salah satu pihak

Faktor meninggalkan salah satu pihak tercatat sebanyak 31.265 kasus perceraian. Tindakan ini mencerminkan hilangnya tanggung jawab dan komitmen dalam menjalani pernikahan, baik dilakukan oleh suami maupun istri.

Pasangan yang ditinggalkan kerap menghadapi beban ganda, mulai dari tekanan emosional hingga kesulitan ekonomi. Ketidakhadiran pasangan dalam jangka waktu lama membuat tujuan pernikahan tidak lagi tercapai sehingga gugatan cerai menjadi pilihan yang tidak terelakkan.

4. KDRT

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menjadi penyebab perceraian pada 7.243 perkara. Kekerasan, baik fisik, psikis, maupun verbal, meninggalkan luka mendalam dan trauma bagi korban.

Dalam banyak kasus, korban KDRT memilih mengakhiri pernikahan demi keselamatan diri dan anak. Perceraian kemudian dipandang sebagai langkah untuk keluar dari siklus kekerasan yang berulang dan merusak kualitas hidup keluarga.

5. Judi

Perilaku judi menyumbang 2.889 kasus perceraian di Indonesia. Kebiasaan ini kerap menggerus keuangan keluarga dan memicu pertengkaran yang berujung pada hilangnya kepercayaan antara pasangan.

6. Mabuk

Kebiasaan mabuk menjadi penyebab perceraian dalam 2.004 kasus. Konsumsi alkohol berlebihan sering memicu perilaku agresif, emosi tidak terkendali, serta tindakan yang membahayakan pasangan dan anak.

Dengan memahami faktor perceraian di atas, semoga Bunda dan suami bisa tetap harmonis serta menjaga perilaku agar tidak menyakiti satu sama lain.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda