Jakarta -
Nama yang kita beri ke anak pastinya punya makna tersendiri. Hanya, kadang kala
nama anak dijadikan bahan ejekan oleh teman-temannya. Alhasil, si kecil protes dan minta namanya diganti. Hmm, haruskah kita mengganti nama yang sudah diberikan itu?
Kegalauan ini pernah dialami sahabat HaiBunda bernama Finna. Ia bercerita, anak bungsunya sempat protes saat duduk di bangku SD karena namanya jadi bulan-bulanan ejekan sang teman. Karena saking kesalnya, si anak sempat minta namanya diganti. Tapi, Finna dan suami tidak mudah melakukan itu.
"Saya dan suami memberi nama itu buat anak karena ada makna yang dalam buat kita. Akhirnya, saya terus tekankan ke anak saya soal makna dan doa di balik nama itu. Lagipula, kalau di rumah
nama panggilan anak saya bukan kayak yang diejek temannya kok. Sekarang anak saya udah SMP. Makin ke sini, dia makin kebal sih kalau diejek temannya, ha-ha-ha," tutur Finna.
Baca juga:
Jika Tempat Pertama Ketemu Suami Jadi Nama Anak, Maka Namanya...Ketika anak mengaku diejek terus sama temannya karena nama yang kita berikan, lantas anak protes dan minta namanya diganti, kita sebagai orang tua pasti bisa galau ya, Bun. Sebetulnya, haruskah kita mengganti nama yang sudah diberikan? Psikolog anak dan keluarga dari Tiga Generasi, Anna Surti Ariani atau akrab disapa Nina, mengungkapkan ditilik dari sisi psikologis, nama anak nggak harus diganti, Bun.
Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana menjelaskan ke anak soal nama tersebut, makna di baliknya dan doa yang kita panjatkan dengan memberi nama tersebut. Tapi, kalau tekanan untuk mengganti nama anak cukup besar, bahkan nggak cuma dari anak tapi juga dari orang lain, kata Nina silakan dipertimbangkan mengganti nama anak.
"Tapi jangan hanya gara-gara anak yang menekan kemudian kita gampang aja gitu mengganti namanya. Maksudnya di sini, anak juga perlu diajari menerima karunia yang diberi ke dia, termasuk nama," kata Nina waktu ngobrol sama HaiBunda.
Nah, Nina mengingatkan kita juga perlu kerja sama dengan orang lain yang mungkin mem-bully anak kita, Bun. Misalnya, Bunda dan Ayah bisa kerja sama dengan sekolah. Caranya, sampaikan kalau si kecil ternyata di-bully di kelas karena namanya. Maka dari itu, diperlukan banget bantuan dari pihak sekolah untuk menyampaikan hal yang lebih positif ke anak-anak lain.
"Jadi buatlah lingkungan anak juga lebih mudah. Jadi kita nggak sekadar menolak untuk mengganti
nama anak aja," pungkas wanita yang juga berpraktik di Klinik Psikologi Terapan UI ini.
Baca juga:
Selain DBD, Kondisi-kondisi Ini Juga Bisa Bikin Trombosit Anak Turun (rdn)