Jakarta -
'Duh, perut Bunda gendut banget sih', 'Kulit bunda udah mulai kendur nih, Kak. Nggak oke banget kelihatannya'. Keluhan kayak gitu kadang nggak sadar terlontar dari mulut Bunda di depan anak. Padahal, mengeluh soal tubuh kita di depan anak punya dampak negatif lho Bun buat si kecil.
Ya, baru-baru ini ada studi yang dilakukan Channel Mum. Tahu nggak Bun? Habis dengar Bundanya mengeluh soal kondisi tubuhnya, tujuh dari sepuluh anak mengucapkan hal yang sama lho. Bahkan, Empat dari sepulih anak bilang dirinya merasa gemuk, 41 persen anak mengaku nggak suka sama perutnya, sepertiga anak berniat diet, dan 14 persen anak nggak suka sama tubuhnya.
Soal ini, pendiri Channel Mum, Siobhan Freegard bilang memang keluhan soal tubuh sering banget dilakukan para Bunda setelah melahirkan. Mulai dari bekas menghitam di perut yang nggak kunjung hilang,
stretch mark , sampai perut yang terkesan lebih buncit umum jadi keluhan para Bunda. Tapi, kata Freegard, yang perlu Bunda ingat anak itu bagaikan spons.
"Untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya, kuncinya orang tua juga mesti percaya diri pada tubuhnya sendiri. Kalau orang tua melihat dirinya secara negatif, anak juga akan melihat dirinya dengan cara yang negatif," kata Freegard, dikutip dari Fit Pregnancy.
Di studi ini Bun, ada 2.000 Bunda yang dilibatkan sebagai responden. Setelah melahirkan, cuma tujuh persen Bunda yang mengaku rasa percaya diri alias pede-nya meningkat. Memang ya Bun dengan perubahan tubuh pasca melahirkan nggak gampang buat para Bunda menumbuhkan kembali rasa pede-nya. Apalagi, melihat foto sempurna para seleb- bahkan setelah mereka melahirkan- yang diekspos di media bisa bikin Bunda makin insecure.
Nggak cuma itu Bun. Di studi ini juga 71 persen Bunda mengaku dapat komentar nggak mengenakkan soal perubahan badannya setelah melahirkan dari anggota keluarga dan orang asing. Sementara, 13 persen Bunda mendapat hal itu dari tenaga kesehatan. Nggak tanggung-tanggung, demi penampilan tubuh yang lebih baik pasca punya anak, 7 persen responden mengaku diet selama hamil, 40 persen melakukan operasi dan 55 persen mau banget dioperasi kalau ada biayanya.
Yang diharapkan Freegard dari studinya ini Bun, setidaknya para Bunda bisa membuka mata bahwa memang perubahan tubuh pasca melahirkan itu butuh proses. Dan pastinya, Bunda nggak perlu mengeluhkan kondisi tubuh karena tiap orang pastinya unik bukan? Terlebih kalau Bunda mengeluhkan kondiri tubuh Bunda di depan si kecil. Baiknya jangan ya.
Kata psikolog anak dan remaja Sutji Sosrowardojo nih Bun, sebetulnya Bunda bisa kok menanamkan body image positif ke anak sejak usia sekolah. Caranya, tanamkan ke anak kalau tubuhnya bisa berbuat banyak seperti main ayunan, lompat-lompat, dan ikut pertandingan. Kalau kayak gitu, anak tahu tubuhnya kuat dan ia bahagia dengan tubuhnya, bukan karena tubuhnya indah atau langsing Bun.
Waktu anak sudah lebih besar, Bunda bisa lho sampaikan ke dia bagaimana orang lain di luar sana punya kekurangan tapi tetap bisa melakukan segala hal. Jadi, anak bisa mensyukuri keadaan tubuhnya dan ketika di luar sana ia mendapat hal-hal seputar tubuh ideal, anak bisa bertahan pada body image positif yang dimiliki. Nah, waktu si kecil udah mulai masuk masa pra-remaja, penting banget mengeksplor bakat dan minatnya Bun.
"Saat anak sudah tahu bakat dan minatnya, dia sudah punya bekal. Misalnya dia tahu kakinya lebih pendek, tapi dia suka banget melukis dan lukisan itu bisa dihargai oleh orang di sekitarnya. Intinya kita menemukan aspek lain yang kuat pada anak sehingga pikiran anak nggak terlalu terkuras dengan penampilan fisik," kata Sutji seperti diberitakan detikHealth.
(rdn)