parenting
Belajar dari Maudy Ayunda, Anak Perlu Punya Body Image Positif
Rabu, 07 Aug 2019 08:31 WIB
Jakarta -
Aktris dan penyanyi Maudy Ayunda berbagi pengalaman masa kecilnya. Maudy bercerita, sewaktu kecil ia sering di-bully karena punya gigi kelinci dan bentuk badannya.
"Kalau aku gigi (jadi bahan bully), gigi kelinci aku, badan aku lah katanya terlalu kurus apa, jadi komentar-komentar itu bisa membuat kita kepikiran dan atau mungkin yang sering terjadi juga membuat orang jadi enggak bisa sepenuhnya mengekspresikan diri mereka," kata Maudy Ayunda dikutip dari detikcom.
Namun, berbeda dengan sekarang yang banyak orang justru ingin memiliki gigi kelinci. Tak jarang mereka mengubah bentuk gigi mereka ke dokter gigi. Hal ini diakui Maudy Ayunda cukup menolongnya.
"Iya mungkin senang juga ya karena sekarang gigi kelinci ada apresiasinya karena zaman aku dahulu SD SMP SMA gitu diledekin banget. Kalau kita badannya kecil kadang kadang kalau aku di-bully media sosial jadi keingat lagi di-bully jaman SD tapi kadang-kadang membantu karena sekarang generally positif," ungkap Maudy.
Meski Maudy memiliki gigi kelinci dari lahir, ia menanamkan diri supaya punya body image positif. Ia menerima dan mencintai tubuhnya apa adanya.
"Kebetulan gigi kelinci dari lahir. Ini kalau lihat foto saya dari dulu dari main film sejak kecil sudah ada kaya gitu. Dari sananya jadi ya I wanna accept myself, it is who I am juga jadi enggak bisa diubah juga. I am learning to love it and I love it gitu jadi gitu saja sih," kata Maudy Ayunda.
Memang penting ya, Bun, anak punya body image positif seperti Maudy Ayunda. Dengan begitu, anak bisa menerima dirinya, enggak minder dan percaya diri. Disampaikan psikolog anak dan keluarga dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI, Anna Surti Ariani yang akrab disapa Nina, orang tua juga perlu menunjukkan bahwa mereka punya body image positif.
"Saat orang tua mengomunikasikan body image ke anak dengan kurang tepat otomatis orang tua menyampaikan pesan gimana si orang tua menerima tubuhnya. Misalnya si ibu bilang 'Duh, perut mama gendut banget' itu ada pesan anak perutnya kebetulan gendut dan jelek dong berarti," tutur Nina.
Lalu, kadang anak minder dengan penampilannya. Misalnya, dia punya tanda lahir yang cukup besar di wajah. Kata Nina, orang tua bisa mencoba mengatakan tanda lahir itu bisa jadi ciri khas si kecil sehingga dia nggak tertukar dengan anak lain.
"Kita ubah bahwa kelemahan dia kita jadikan keuntungan untuk anak," ujar Nina.
Ketika anak memang punya kekurangan jangan lupa tekankan apa kelebihan yang dimiliki anak. Nina mencontohkan, enggak masalah jika anak enggak terlalu tinggi badannya. Namun, tekankan bahwa dia juga jago masak.
"Kemudian mungkin anak punya tompel di wajah tapi dia adalah pendengar yang baik bagi teman-temannya. Kita cari sisi positif anak yang enggak terkait fisik sehingga dia tahu punya sesuatu yang baik pada dirinya," tutur Nina.
Simak cerita Maudy Ayunda pernah di-bully karena gigi kelinci.
(aci/som)
"Kalau aku gigi (jadi bahan bully), gigi kelinci aku, badan aku lah katanya terlalu kurus apa, jadi komentar-komentar itu bisa membuat kita kepikiran dan atau mungkin yang sering terjadi juga membuat orang jadi enggak bisa sepenuhnya mengekspresikan diri mereka," kata Maudy Ayunda dikutip dari detikcom.
"Iya mungkin senang juga ya karena sekarang gigi kelinci ada apresiasinya karena zaman aku dahulu SD SMP SMA gitu diledekin banget. Kalau kita badannya kecil kadang kadang kalau aku di-bully media sosial jadi keingat lagi di-bully jaman SD tapi kadang-kadang membantu karena sekarang generally positif," ungkap Maudy.
Meski Maudy memiliki gigi kelinci dari lahir, ia menanamkan diri supaya punya body image positif. Ia menerima dan mencintai tubuhnya apa adanya.
"Kebetulan gigi kelinci dari lahir. Ini kalau lihat foto saya dari dulu dari main film sejak kecil sudah ada kaya gitu. Dari sananya jadi ya I wanna accept myself, it is who I am juga jadi enggak bisa diubah juga. I am learning to love it and I love it gitu jadi gitu saja sih," kata Maudy Ayunda.
![]() |
Memang penting ya, Bun, anak punya body image positif seperti Maudy Ayunda. Dengan begitu, anak bisa menerima dirinya, enggak minder dan percaya diri. Disampaikan psikolog anak dan keluarga dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI, Anna Surti Ariani yang akrab disapa Nina, orang tua juga perlu menunjukkan bahwa mereka punya body image positif.
"Saat orang tua mengomunikasikan body image ke anak dengan kurang tepat otomatis orang tua menyampaikan pesan gimana si orang tua menerima tubuhnya. Misalnya si ibu bilang 'Duh, perut mama gendut banget' itu ada pesan anak perutnya kebetulan gendut dan jelek dong berarti," tutur Nina.
Lalu, kadang anak minder dengan penampilannya. Misalnya, dia punya tanda lahir yang cukup besar di wajah. Kata Nina, orang tua bisa mencoba mengatakan tanda lahir itu bisa jadi ciri khas si kecil sehingga dia nggak tertukar dengan anak lain.
"Kita ubah bahwa kelemahan dia kita jadikan keuntungan untuk anak," ujar Nina.
Ketika anak memang punya kekurangan jangan lupa tekankan apa kelebihan yang dimiliki anak. Nina mencontohkan, enggak masalah jika anak enggak terlalu tinggi badannya. Namun, tekankan bahwa dia juga jago masak.
"Kemudian mungkin anak punya tompel di wajah tapi dia adalah pendengar yang baik bagi teman-temannya. Kita cari sisi positif anak yang enggak terkait fisik sehingga dia tahu punya sesuatu yang baik pada dirinya," tutur Nina.
Simak cerita Maudy Ayunda pernah di-bully karena gigi kelinci.
(aci/som)