Jakarta -
Alergi pada anak nggak boleh kita sepelekan ya Bun. Untuk itu, sebagai antisipasi penting bagi Bunda sama Ayah mengenali risiko anak punya alergi atau nggak. Gimana caranya?
Kalau kata Dr dr Budi Setiabudiawan, SpA(K), M.Kes., konsultan alergi imunologi anak dari Universitas Padjadjaran, pada dasarnya risiko alergi pada anak ibarat buah yang jatuh nggak jauh dari pohonnya. Apa artinya? ada nggaknya alergi yang dimiliki anak ditentukan juga nih sama alergi yang dimiliki Bunda dan Ayah.
"Kalau misalkan salah satu orang tuanya punya penyakit alergi, risiko anak ini punya alergi juga sekitar 30 persen," ungkap Prof Budi dalam Media Workshop 'Bunda Tanggap
Alergi dengan 3K bersama di Boncafe Surabaya, baru-baru ini.
Sedangkan, kalau Bunda sama Ayah punya alergi, berarti risiko si kecil punya
alergi jadi lebih tinggi, sekitar 40-60 persen. Kata Prof Budi, persentase ini masih bisa meningkat lagi kalau orang tua punya jenis alergi yang sama.
"Jadi misalkan ibunya asma, kemudian bapaknya asma, itu risiko anak terkena alergi sampai 80 persen," lanjutnya.
Nggak cuma orang tua, risiko alergi anak juga bisa dipengaruhi oleh alergi yang dimiliki saudara kandungnya. Jadi Bun, misalnya salah satu saudara kandung memiliki alergi, maka risiko anak kena alergi mencapai 35 persen.
Kalau kita tahu risiko alergi anak, Prof Budi meminta kita, terutama Bunda, melakukan tindak pencegahan. Gimana caranya, Dok? Kata Prof Budi, pertama, sejak dalam kandungan, kita hindari terpapar asap rokok, baik aktif maupun pasif ya, Bun.
Begitu juga setelah si kecil lahir, terutama pada anak-anak yang risikonya tinggi, paparan asap rokok harus tetap dihindari. Setelah si kecil lahir, segera beri dia ASI ya. Soalnya, dikatakan Prof Budi, ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dalam mencegah munculnya gejala
alergi.
"Tetapi bila anak terpaksa tidak bisa mendapat ASI, itu boleh diganti susu sapi tapi bukan yang standar, melainkan susu khusus untuk pencegahan alergi yaitu susu formula hidrolisat parsial," kata Prof Budi memberi saran.
(rdn)