HaiBunda

PARENTING

Kita Perlu Hati-hati Saat Memuji 'Cantik atau Ganteng' pada Anak

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Senin, 14 Aug 2017 12:04 WIB
Ilustrasi ibu dan anak/ Foto: Joko Supriyanto
Jakarta - Memuji anak itu sah-sah saja ya, Bun. Karena pujian itu bentuk apresiasi. Tapi kalau pujian itu terkait fisiknya, misalnya ganteng atau cantik, sebaiknya kita lebih hati-hati.

"Hati-hati dengan pujian terutama secara fisik, jangan sampai 'cantik', 'ganteng', atau 'lucu' jadi penilaian pertama yang didengar anak kita," kata psikolog anak Fathya Artha Utami, MPsi,Psikolog saat ngobrol dengan HaiBunda.

Menurut Fathya, ketika anak terbiasa dengan sebutan atau pujian cantik dan ganteng, ketika nantinya mereka mengetahui bahwa banyak orang yang lebih cantik atau ganteng, maka mereka tidak bisa terima. Apalagi jika hal itu membuat anak-anak kita jadi selalu mementingkan fisik dan merasa tersaingi secara fisik jika ada yang lebih cantik atau ganteng.


Baca juga: Apakah Kita Termasuk 'Helicopter Parent'?

Jika anak sudah terlalu mencintai diri sendiri sampai-sampai tidak perduli dengan orang lain atau lack of empathy, kita juga harus memberi perhatian lebih nih, Bun.

Apakah ini termasuk narsistik? Bukan. Dari segi ciri memang terlihat sama Bun, tapi Fathya Artha Utami, MPsi,Psikolog menjelaskan untuk berhati-hati dengan label narsistik tersebut. Itu lebih ke gangguan kepribadian dan gangguan kepribadian akan lebih akurat jika diukur dari remaja.

Jika anak kita masih anak-anak atau balita yang masih bertumbuh kembang jangan langsung labeli anak dengan 'narsistik', selain dapat menghambat perkembangan anak terdapat pengukuran lain untuk mengetahui gangguan kepribadian ini.

Baca juga: Pelajaran yang Didapat Anak Saat Hujan-hujanan

Ketimbang pujian fisik, Fathya lebih menyarankan memberi pujian berdasarkan kemampuan atau
usahanya dalam melakukan sesuatu. Jadi lebih ke perilakunya, Bun, yang bisa kita puji.

Kalaupun orang tua ingin mendandani anak-anaknya perhatikan pula cara bersikap kita. Jika hanya karena tren dan kita memaksakan anak untuk memakai sesuatu, maka efeknya bisa tidak baik.

Akan lebih baik jika anak tahu alasan kenapa kita memakaikan benda tersebut kepada anak. Misal, 'Nak, kamu akan lebih bagus kalau pakai baju model A supaya bisa menutupi bagian tubuhmu yang ini,' atau 'coba pakai sepatu B biar kakimu nggak basah'. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

KPR Lunas, Andhara Early Gunting Semua Kartu Kredit agar Tak Lagi Berutang dan Hindari Riba

Mom's Life Annisa Karnesyia

Pindah ke Australia, Begini Persiapan Indra Bekti dan Aldila Jelita

Mom's Life Amira Salsabila

Gracia Indri Ajak Anak & Suami Bule Pulang Kampung ke Indonesia, Intip 7 Potret Keseruannya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Lahiran Desember, Steffi Zamora Akui Tak Sabar dan Sudah Belanja Perlengkapan Bayi sejak Awal

Kehamilan Amrikh Palupi

9 Barang Rumah yang Bisa Bawa Energi Negatif dan Sial Menurut Feng Shui

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

KPR Lunas, Andhara Early Gunting Semua Kartu Kredit agar Tak Lagi Berutang dan Hindari Riba

Resmi Cerai, Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf Sepakat Asuh Anak Bersama

Lahiran Desember, Steffi Zamora Akui Tak Sabar dan Sudah Belanja Perlengkapan Bayi sejak Awal

10 Cara Alami Mengusir Kecoa dengan Aroma yang Tidak Disukai

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK