Jakarta -
Hidup di negara tropis, berarti banyak makhluk hidup yang beraneka ragam bentuknya, termasuk hewan parasit. Nah, salah satu hewan parasit 'langganan' keluarga adalah cacing. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan kita untuk kasih
obat cacing ke anak tiap 6 bulan sekali. Kenapa sih?
Kita perlu tahu, Bun. Pertama, infeksi cacing adalah penyakit yang sangat umum dan mudah menyebarluas. Oleh karena itu, kita sama sekali nggak tahu kan, apakah di dalam tubuh kita ada cacingnya atau nggak. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi anak sekolah dasar yang terkena cacingan rata-rata mencapai 28 persen. Bila terkena, gejala yang muncul pun bermacam-macam.
Baca juga:
Seperti Ada Cacing Putih di Kotoran Si Kecil, Harus Bagaimana?Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), infeksi cacing tersebar luas karena penyebabnya bisa datang dari mana saja, Bun. Bisa tertelan air mentah yang bisa saja terkontaminasi
cacing. Cacing itu bisa masuk melalui kaki dari tanah, feses hewan, atau masuk melalui kuku dan dari makanan mentah.
Selanjutnya, gejala infeksi cacing macam-macam bentuknya, Bun. Bisa berupa sakit perut, turunnya berat badan, mual, feses anak berdarah, kesusahan tidur, muntah, gatal di sekitar dubur, ruam pada kulit dan nyeri di saluran kencing.
"Untuk mengetahui spesifik cacingan dari gejala saja sebetulnya cukup sulit. Pada kasus infeksi ringan bahkan mungkin saja tak ada gejala sama sekali," kata Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Kementerian Kesehatan RI, drg Vensya Sitohang MEpid dikutip dari detikHealth.
Baca juga:
Bisa Menginfeksi Otak, Cacing Pita pada Daging Babi Harus Lebih DiwaspadaiDalam jangka waktu pendek, gejala infeksi cacing ini kadang sering disepelekan karena gejalanya yang 'timbul tenggelam'. Namun, jika dibiarkan sampai lama, bisa memperparah kondisi kesehatan anak, Bun. Dikutip dari Baby Center, infeksi cacing bisa menyebabkan pendarahan pada dinding usus.
Kalau nggak ditangani dengan baik, kondisi itu bisa mengakibatkan malnutrisi, berat badan rendah dan komplikasi seperti anemia. Biasanya, anak yang terifeksi cacing lebih rentan kena penyakit karena sistem imunnya yang rusak. Infeksi cacing jangka panjang juga bisa memengaruhi perkembangan otak dan tubuh serta perilaku anak. Hiii serem....
Oleh karena itu Bun, WHO menyarankan para orang tua memberi obat cacing secara rutin 6 bulan sekali. Tapi perlu diingat, kata dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya,
obat cacing yang biasa kita beli di apotek hanya untuk anak di atas usia 2 tahun.
"Lalu, bagaimana kalau si kecil yang usianya masih bayi udah menunjukkan gejala yang dicurigai cacingan? Sebaiknya kita periksakan dulu ke tenaga medis ya. Karena kita belum tahu pasti kan penyebab sebenarnya apa," kata dr Meta.
(rdn)