Jakarta -
Apa yang terlintas di pikiran Bunda saat bicara soal Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk bayi? Bisa jadi, proses pemberian
makan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak supaya tumbuh kembangnya bisa optimal ya, Bun. Eits, tapi pernah nggak terlintas di pikiran Bunda kalau ada nilai pembelajaran juga saat kita memberi MPASI untuk anak.
Diungkapkan dr Sandra Darmawan SpA dari RS Mayapada Lebak Bulus, sebenarnya nih, Bun, kita memberi makan anak filosofinya nggak cuma bikin anak besar dan tinggi badannya, tapi juga ada nilai pembelajaran dalam proses makan itu. Dimulai dengan pemberian MPASI, ada hal yang bisa dipelajari anak.
Ya, dengan pemberian MPASI, kita bisa mengajari anak kalau dia makan tiga kali sehari makan utama, dengan dua kali makan selingan. Kalau memgenai apa yang dimakan anak memang harus ada tahapannya, Bun kata dr Sandra. Nah, di sini juga anak melakukan proses belajar.
"Karena waktu lahir kan anak cuma bisa minum susu, gigi belum ada, tentu nggak bisa langsung dikasih makanan keras. Jadi, dikenalkanlah makanan yang dilumat, dilunakkan, disaring, kemudian makanan yang makin lama makin kasar dan arahnya anak bisa
makan nasi dan makanan seperti orang dewasa lainnya pas umur di atas 1 tahun," kata dr Sandra waktu ngobrol sama HaiBunda.
Saat dikasih MPASI, anak juga belajar memakan makanan dari tekstur halus sampai kasar. Di umur 6-7 bulan, si kecil bisa aja dikasih makanan dengan tekstur lembut kayak bubur susu. Terus, di umur 7-9 bulan, anak bisa dikasih makanan yang dihaluskan dan disaring, sehingga teksturnya lumat dan kental.
Baca juga: Bisa Dicoba Bun, Tips dari Bu Dokter Agar Anak Lahap MakanBaru pas anak umur 9 bulan sampai 12 bulan, mulai dikasih makanan yang dicincang kasar. Sampai nanti dia umur 12 bulan ke atas, anak diharap sudah bisa dikasih makanan seperti anggota keluarga lainnya. Dengan diberi makanan yang teksturnya bertahap dari lembut, cincang halus, cincang kasar dan akhirnya padat, pencernaan anak pun akan belajar menyerap, Bun.
Kalau terkait pertumbuhan gigi bayi, drg Andria Diarti SpKGA dari RS Premiere Jatinegara bilang saat belum punya gigi, bayi memang akan menaruh lidahnya di bagian depan. Nah, ketika bayi nggak belajar
makan tepat waktu, kata drg Andria bayi nggak terbiasa menaruh menggerakkan lidahnya sehingga dia tidak berusaha memindahkan makanan.
"Ketika telat dikasih makanan yang bertekstur kasar, dia terbiasa dikasih yang halus, kan lebih mudah ditelan. Anak jadi malas mengunyah. Akibatnya, lengkung rahang tumbuh kurang optimal dan gigi bisa tumbuh berjejal," kata drg Andria.
Baca juga: Cuma Pakai Kertas, Kita Bisa Asah Kreativitas Anak, Lho (rdn)